Jokowi Rayu Tesla, Bakal Dibangun Di Indonesia
Jokowi Rayu Tesla, Bakal Dibangun Di Indonesia…
Jokowi Rayu Tesla, Bakal Dibangun Di Indonesia…
Detoks Digital, Apa Urgensinya?…
Dulu Bertemu Setiap Hari, Sekarang “Berjumpa” Lewat IG Story…
Kumpulan produk Apple yang mendunia | Sumber: Unsplash (Sung Jin Cho)
Apple akhirnya mengonfirmasi bahwa perusahaan pengembangan elektronik dan perangkat lunak tersebut akan menggelar sebuah acara pada 7 September 2022 mendatang waktu setempat. Acara bernama Apple Event ini akan diselenggarakan di kantor pusat Apple di Cupertino, California, Amerika Serikat, tepatnya di Steve Jobs Theatre. Banyak yang menduga, acara tersebut menjadi sinyal kuat atas peluncuran iPhone 14, AirPods, Apple Watch, atau bahkan chipset M2 yang disebut-sebut bakal menjadi prosesor tercepat di dunia.
Melansir dari laman Twitter-nya, Apple menayangkan pengumumannya dengan sebuah video berdurasi lima detik. Video tersebut berlatar belakang hitam dengan animasi menyerupai sekumpulan bintang, membentuk logo Apple (buah apel tergigit) dan berubah menjadi simbol “cinta”. Hingga hari ini (25/08), terpantau dari tim Digital Bisa, tweet tersebut sudah ditonton 4,3 juta kali dan disukai hingga 46 ribu orang.
Nantinya, event ini akan disiarkan secara live dari situs resmi Apple dan YouTube-nya. Adapun, bagi pemirsa Indonesia yang juga ingin menyaksikan, bila dikonversikan maka acara akan berlangsung di 8 September 2022 pukul 12.00 WIB.
Bila ditarik ke belakang, perusahaan tersebut memang memiliki tradisi untuk meluncurkan iPhone setiap bulan September. Meski demikian, hingga sekarang publik belum mengetahui secara pasti, produk apa yang kali ini akan diperkenalkan. Jika memang benar iPhone 14 yang bakal rilis saat bulan depan, penggemar produk yang satu ini harus bersiap-siap untuk merogoh kocek dari sekarang.
Ponsel pintar tersebut rencananya akan dibuat dalam tiga versi, yakni iPhone 14, iPhone 14 Max, iPhone 14 Pro, dan iPhone 14 Pro Max. Tidak banyak perubahan yang berarti dalam “seri biasa”. Hanya saja, pada versi Pro, akan ada terobosan baru dari segi otak yang lebih mumpuni, yakni chip A16, resolusi kamera, hingga menghilangkan poni pada bagian layar untuk kamera depan.
…
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Di zaman sekarang ini, informasi tentunya sudah bisa disampaikan dengan begitu cepat dan mudah diakses dalam hitungan detik oleh kalangan publik. Untuk menyampaikan informasi tersebut tentunya ada media atau perantara yang bisa digunakan, memberikan sebuah informasi pada kalangan publik banyak sekali media yang bisa digunakan, khususnya zaman sekarang yaitu media massa berbasis digitalisasi.
Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan-pesan sebagai alat komunikasi. Untuk menyampaikan informasi kepada publik atau masyarakat yang lebih luas, banyak sekali media massa di Indonesia seperti kompas.com detik.com Tribun suara.com dan masih banyak yang lainnya.
Setiap media massa tentunya punya karakteristik tersendiri, ada beberapa konten unggulan dari media-media tersebut, ada yang khusus untuk menayangkan berita dari seluruh Indonesia dalam hitungan cepat, ada yang mengunggulkan konten-konten lifestyle atau gaya hidup, bahkan ada juga yang membahas tentang bisnis, investasi dan Keuangan lainnya. Sama halnya digitalbisa.id, yang membahas mengenai ranahnya teknologi dan digital yang ada di Indonesia bahkan di luar negeri.
Sebelum membaca lebih jauh kita kenali dulu jenis-jenis media massa diantaranya adalah sebagai berikut:
Media massa cetak merupakan salah satu penyampai informasi tetapi melalui lembaran kertas yang di printing, dan diterbitkan setiap hari. Ada banyak bentuk dari media cetak ini sendiri diantaranya adalah koran atau surat kabar tabloid, majalah, buku, newsletter dan buletin. Bisa dikatakan media massa cetak ini, media yang paling tua dan yang paling dahulu adanya, sebelum adanya digitalisasi informasi tersebut hanya bisa didapatkan di media cetak ini.
Media massa elektronik ini yaitu salah satu sarana untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan melalui visual, seperti gambar, suara atau lebih identik dengan broadcasting atau (penyiaran) seperti radio, televisi, film, dan podcast. Media massa elektronik ini sebetulnya hampir bersamaan adanya dengan media cetak, khususnya radio. Karena radio ini sudah cukup tua, bahkan pada masa kemerdekaan juga berita itu disiarkan melalui radio itu sendiri.
Media online ini sebetulnya sudah tidak asing lagi di zaman sekarang, bahkan pada saat kamu membaca artikel saat ini juga kamu sedang menggunakan media online ini. Media online ini biasanya digunakan untuk menyampaikan berita secara cepat dalam hitungan detik, bisa terserap oleh masyarakat luas. Selain untuk penyampaian berita, media online juga digunakan untuk menyampaikan sebuah gagasan atau karya tulis seperti opini, storytelling, itu bisa diunggah melalui media online ini.
Lalu apa sih peran media massa di era digitalisasi sekarang? Sebetulnya peran media massa itu cukup luas namun pada dasarnya media massa itu berguna untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat yang luas.
Namun, media massa juga bisa menjadi bahan untuk diskusi kalangan publik, bisa jaga saling berkomentar bahkan bisa menuangkan gagasannya terhadap satu aspek, lalu media massa juga berfungsi sebagai pengambil keputusan atau survei.
Kadang keputusan itu membutuhkan suara dari masyarakat, dengan adanya media massa ini data akan cepat untuk didapatkan jika akan mengambil sebuah keputusan. Selanjutnya adalah media massa sebagai pendidik.
So, sebagaimana yang kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan itu bukan hanya didapatkan di bangku sekolah, tetapi untuk sekarang ilmu pengetahuan itu sudah luas, bisa didapatkan di mana-mana, salah satunya media massa ini bisa berperan sebagai pendidik untuk menyampaikan ilmu-ilmu agar bisa dipelajari oleh masyarakat.
Itulah beberapa peran dan jenis jenis dari media massa, tentunya media massa ini punya karakteristik masing-masing, bahkan kontennya juga yang berbeda-beda. Kita bisa menggunakannya semaksimal mungkin dan dimanfaatkan dengan bijak, karena pada dasarnya media massa ini punya fungsi yang sama.
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Media sosial sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Media yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang untuk mencari informasi terkini, berkomunikasi, bahkan menjadi sarana hiburan untuk menyenangkan hati. Penggunanya pun beraneka ragam baik anak muda maupun orang tua. Warga internet atau yang biasa disebut dengan netizen (Internet Citizen) dapat dengan bebas berekspresi di dunia maya di mana saja dan kapan saja. Meskipun begitu, sangat tidak dianjurkan untuk bermain media sosial secara intens. Mengingat banyaknya dampak buruk yang akan terjadi pada kesehatan diri kita. Lantas apa saja dampak buruk yang akan terjadi jika kita terlalu intens mengakses media sosial?
Dampak Negatif Media Sosial
Dengan segala macam dampak buruk yang akan terjadi ketika kita sering mengakses media sosial, sebenarnya masih banyak lagi kemungkinan yang akan terjadi. Akan tetapi, dari banyaknya dampak buruk yang akan dirasakan pengguna tentu terdapat pula dampak positif yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang.
Dampak Positif Media Sosial
Meskipun dengan bermain media sosial terdapat dampak yang baik, tetapi kita perlu mengetahui batasan yang tepat dalam menggunakannya. Dengan mengetahui batasan inilah yang dapat mengurangi atau meminimalisir risiko dari dampak buruk yang akan terjadi pada diri kita. Perlu diketahui juga, dengan membatasi diri bukan berarti kita tidak dapat bebas bereksplorasi di dunia maya. Hanya saja perlunya keseimbangan antara kehidupan dunia maya dengan dunia nyata. Sejauh ini belum ada kesepakatan yang pasti untuk waktu yang ideal dalam bermain media sosial. Akan tetapi, jika hanya untuk sekedar mencari hiburan 30 menit – 1 jam dalam sehari sudah dirasa sangat cukup untuk berselancar di media sosial. Waktu tersebut juga sudah dapat mengurangi rasa kesepian dan depresi.
Dengan mengakses media sosial secara intens, membuat seseorang menjadi terpacu untuk mengetahui suatu informasi lebih mendalam. Tanpa disadari hal tersebut yang membuat kita menjadi kecanduan, hal inilah yang perlu kita hindari. Selain itu, hal tersebut juga dapat merubah mindset seseorang. Seakan-akan kehidupan dunia maya lebih menyenangkan dibandingkan kehidupan nyata. Tentu hal tersebut tidak ingin terjadi pada diri kita bukan? Perlu adanya pembatasan dalam diri kita agar mendapatkan porsi yang seimbang dalam menjalankan kehidupan, baik dunia maya maupun dunia nyata. Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan gadget agar terhindari dari risiko yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial, yakni sebagai berikut:
1. Mengatur Jadwal
Mengatur jadwal bermain gadget merupakan sebuah langkah yang tepat dalam mengurangi penggunaan media sosial. Tentu setiap orang wajib memiliki jadwalnya masing-masing dalam bermain gadget agar lebih banyak mendapatkan manfaatnya dibandingkan dengan risiko yang akan terjadi. Sebagai contoh adalah pada saat jam makan siang, waktu tersebut merupakan waktu yang sangat cocok untuk diisi dengan mencari informasi terkini ataupun hiburan sembari menunggu jam masuk.
2. Menjaga Jarak
Menjaga jarak dengan gadget juga sangat diperlukan guna mengurangi keinginan dalam mengakses media sosial. Dengan kita fokus mengerjakan sesuatu yang lain, membuat kita lupa dengan dunia maya yang ada. Hal tersebut juga dapat membuat kita lebih produkif serta maksimal dalam menjalankan suatu pekerjaan yang sedang dilakukan.
3. Matikan Gadget
Dengan mematikan gadget menjadi salah satu cara yang ampuh untuk meminimalisir penggunaan media sosial. Dengan melakukan hal tersebut juga gadget tidak dapat menerima notifikasi apapun yang memicu kita untuk membukanya. Hal ini dapat diterapkan bagi kalian yang masih kesulitan untuk lepas dari media sosial.
Membatasi diri bukan berarti mengurangi waktu kita untuk berkomunikasi ataupun mencari informasi. Hal tersebut diperkenankan untuk dilakukan dalam waktu yang lebih lama jika memang adanya sebuah tuntutan atau bersifat penting. Akan tetapi, sebagai pengguna yang pintar tentu harus memiliki tanggung jawab terhadap waktu yang dimiliki. Alangkah baiknya waktu yang kita miliki dilakukan untuk mencari kesibukan yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan berselancar di dunia maya yang tidak ada habisnya. Be a smart people in dividing time!
Referensi:
Halodoc | Berapa Lama Waktu yang Ideal untuk Menggunakan Media Sosial?
Andrew Tate dalam sebuah wawancara di Stand Out TV | Sumber: YouTube Stand Out TV
Andrew Tate, seorang mantan atlet kickboxing dan public figure secara mengejutkan dicekal di berbagai kanal media sosial, yakni Facebook, Instagram TikTok, dan YouTube. Menurut sejumlah sumber, hal ini disebabkan karena Tate sering mengeluarkan komentar bernada sinis dan ujaran kebencian, terutama mengenai perempuan di platformnya.
Banyak aktivis yang mengecam perbuatan Andrew yang dinilai sangat misoginis, sehingga ditakutkan akan mempengaruhi jutaan pengikutnya. Terlebih lagi sebagai contoh, ia memiliki follower di di Instagram mencapai lebih dari 4 juta pengguna.
Misoginis merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan seseorang yang terlalu membenci perempuan dan berpikir bahwa wanita-lah penyebab suatu masalah.
Dalam hal ini, pria berusia kepala tiga tersebut memang dikenal sering melontarkan komentar pedas tentang perempuan, salah satunya bagaimana ketika mereka diperkosa, maka sebagai korban harus mampu bertanggung jawab sendiri terhadap peristiwa itu.
Para developer media sosial kemudian mengambil langkah tegas dengan menghentikan dan mencabut segala video yang diunduh dari Tate. Hal ini juga untuk melindungi anak-anak muda yang mungkin bisa ‘terilhami’ dengan pemikirannya yang diopinikan sangat rasis dan radikal.
Menyikapi hal tersebut, pria berkepala plontos tersebut menyanggah bahwa dirinya membenci wanita dan merasa media terlalu menyudutkan dirinya. Apalagi, ia merasa hanya menampilkan bahan obrolannya sebagai seorang komedian dan tidak bermaksud yang sebenarnya.
Bahkan, disebut-sebut bahwa sebenarnya Andrew telah berniat memberikan sumbangan untuk yayasan yang berfokus dalam membela hak wanita.
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Agricultur technologi (agritech) merupakan harapan baru dalam perkembangan pertanian di Indonesia. Namun gaungnya belum banyak terdengar di masyarakat.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki 29,96 persen penduduk yang menjadikan petani sebagai pekerjaan utama. Angka ini lebih besar dari pada sektor lain seperti industri pengolahan dan perdagangan yang tidak mencapai 20 persen.
Namun, berbagai hasil pertanian yang dihasilkan mulai dari sayur, buah, tanaman pangan, hingga perkebunan ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Buruh Pertanian pada tahun 2014 hingga 2018 yang tidak menujukkan perubahan yang signifikan. NTP pada tahun 2018 justru turun 0,49 dari tahun sebelumnya.
Berbagai masalah dihadapi petani mulai dari aspek permodalan, hama penyakit, minimnya penguasaan teknologi, cuaca, hingga harga hasil panen yang berfluktuasi.
Hal ini diperparah dengan panjangnya rantai pemasaran hasil panen sehingga harga yang diterima petani untuk hasil panennya sangat rendah. Hal ini kemudian mendorong munculnya startup agritech yang mencoba menjadi solusi dari permasalahan tersebut.
Hasil Pertanian | pexels.com (Wendy Wey)
Tanihub merupakan startup agritech yang berdiri pada tahun 2016. Memiliki tujuan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih baik, Tanihub merangkul lebih dari 50.000 petani sebagai mitra bisnisnya.
Meski memulai dengan layanan B2C (Business to Consumers), Tanihub resmi menghentikan layanan B2C pada 1 Maret 2022.
Sebagai gantinya, Tanihub kini berfokus pada layanan B2B (Business to Business) untuk mendukung lebih dari 18.000 usaha mikro dan restoran dengan menyediakan berbagai produk segar dan berkualitas.
Startup ini juga mengalami pertumbuhan yang pesat selama pandemi dengan kenaikan pertumbuhan bisnis sebesar 639% dan pertambahan 250.000 pengguna baru pada tahun 2020.
Eden Farm | edenfarm.id
Eden Farm didirikan pada tahun 2017 oleh David Gunawan. Startup agritech ini berfokus pada layanan B2B dan kini telah menjadi distributor untuk 20.000 UMKM.
Perusahaan ini menggandeng sekitar 2000 petani sebagai mitra untuk menghadirkan berbagai produk pertanian mulai dari sayur, buah, rempah, daging hingga beberapa produk olahan pertanian.
Perusahaan ini mengklaim mampu mendapatkan pendapatan petani mitranya sebanyak tiga kali lipat. Hal ini selaras dengan tujuan pendirian perusahaan yaitu untuk meningkatkan pendapatan petani.
Menjunjung tinggi kualitas dan harga yang konsisten, Eden Farm memenuhi hampir 100 persen bahan makanan konsumen disaat lainnya rata-rata hanya memenuhi 80%. November tahun lalu, Eden Farm mendapatkan pendanaan sebesar US$ 19 Juta atau Rp 270 Miliar.
Permodalan untuk Petani | pexels.com (Karolina Grabowska)
Crowde merupakan perusahaan rintisan yang berfokus pada teknologi dan permodalan untuk petani. Melihat banyaknya petani yang memiliki masalah keuangan untuk menjalankan usahatani, Crowde mengelola dana masyarakat dan menyalurkannya kepada mereka.
Memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadi platform edukasi, startup ini juga menawarkan konsultasi mengenai cara berbudidaya yang tepat.
Petani yang meminjam dana di crowde juga akan dibantu dalam pengawasan usahatani dan penyaluran hasil panen.
Mengantongi izin dan diawasi oleh OJK, saat ini crowde memiliki jumlah peminjam aktif 1.594 dengan total pinjaman 196,48 miliar sejak didirikan pada tahun 2017
Teknologi Pertanian | pexels.com (Anna Tarazevich)
Startup Agritech selanjutnya adalah Habibi Garden. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi pertanian. Dengan misi menciptakan 1000 desa digital pertanian di Indonesia, startup ini mengkombinasikan model implementasi sensor agrikultur presisi miliknya dengan teknologi Narrow Band Internet of Things (NB-IoT) Telkomsel.
Menggunakan teknologi sensor IoT (Internet of Things) petani dibantu untuk mengetahui kondisi pH, kelembaban, dan nutrisi tanah. Selain itu data lain seperti temperatur, intensitas cahaya, dan curah hujan juga dapat ketahui dengan mudah.
Dengan teknologi ini, petani dapat mengetahui kondisi tanaman. Melalui aplikasi, habibi garden juga menyuguhkan solusi jika tanaman yang dibudidayakan mengalami masalah.
Menggunakan mekanisme M2M (Machine to Machine) petani juga dimudahkan dengan penyiraman dan pemupukan yang dilakukan secara otomatis.
Pada tahun 2019, Habibi Garden memenangkan penghargaan Best 5 pada kategori “Sosial Good, Outstanding Mobile Contribution to UN SDGs” di Barcelona Spanyol mengalahkan 1.080 pesaing lainnya.
MV Berani Bicara JKT48 X Laleilmanino I Sumber: MV Siberkreasi
#DigitalBisa
#UntukIndonesiaLebihBaik
Sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu, peradaban umat manusia telah mengenal musik. Kehadiran Homo Sapiens (Manusia Modern) membawa perubahan penting utamanya pada otak manusia. Evolusi yang terjadi turut membawa manusia (Homo Sapiens) berpikir secara revolusioner dengan menggunakan imajinasi dan spiritual.
Salah satu sarana yang digunakan adalah musik. Manusia menggunakan musik sejak zaman pra sejarah untuk mengungkapkan suasana hati, baik senang maupun takut. Kemudian musik berkembang menjadi sarana untuk spiritual, seperti yang terjadi di Lembah Sungai Indus – tradisi dari Kitab Weda (2.800-1.800 SM). Memasuki zaman pertengahan hingga zaman modern, musik dikembangkan menjadi salah satu sarana terapi. Catatan paling awal terapi musik pada tahun 872-950 M di Al Faribi (Persia) sebagai sarana untuk menangkan jiwa atau mengatasi masalah emosi.
Di zaman modern, musik tidak hanya sebagai sarana untuk mengungkapkan suasana hati, sarana spiritual, atau sarana terapi saja tetapi juga memiliki fungsi sebagai media menyampaikan pesan. Musik dipercaya sebagai media yang efektif untuk menarik pendengar dalam menyampaikan suatu pesan dan informasi dari sebuah lagu yang dibawakan. Inilah yang coba disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kementerian Kominfo) melalui Siberkreasi sebuah Gerakan Nasional Literasi Digital dengan menggandeng JKT48 dan Laleilmanino mengeluarkan single lagu berjudul “Berani Bersuara <3 <3” yang mengajak masyarakat utamanya Gen Z untuk bijak dalam bermedia sosial. Saat ini dalam kanal Youtube Siberkreasi telah mendapat atensi penonton lebih dari 355.000 penonton (04/07/2022). Bahkan lagu ini menjadi lagu yang viral di Tiktok.
Video Movie Laleilmanino x JKT48 – Berani Bersuara <3<3 I Sumber: Youtube Siberkreasi
Melalui program Siberkreasi, Kominfo menargetkan hingga tahun 2024 sebanyak 50 juta masyarakat di Indonesia terliterasi digital dengan baik. Kecakapan dan literasi digital sangat penting untuk membangun kecakapan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam digitalisasi yang unggul dan memiliki daya saing. Membaiknya kualitas SDM dalam literasi digital akan berdampak positif terhadap produktivitas masyarakat serta mendorong transformasi berbagai sektor utamanya ekonomi masyarakat. Sedangkan memburuknya literasi digital akan mendorong meningkatnya penyebaran informasi palsu hingga kejahatan di media sosial dengan berbagai modus.
Tahun 2022 berdasarkan survay yang dilakukan oleh Kominfo dan Katadata Insight Center (KIC) Indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia berada di kategori sedang (0-5 angka indeks) dengan nilai 3.49 sebesar indeks. Terdapat empat pilar dalam mendukung transformasi digital di Indonesia,
Pemerintah perlu terus mendorong talenta-talenta digital di Indonesia untuk membantu percepatan transformasi digital. Lagu “Berani Bersuara <3 <3” merupakan bentuk upaya persuasif pemerintah yang bersifat kreatif untuk mempromosikan bijak dalam menggunakan media sosial yang perlu mendapatkan apresiasi tinggi.
Akhir kata, “Hati-hati bicara, awas ada hati yang terluka. Kalimatmu bermakna, pilah pilih kata. Ayo Kawan semua berikan cinta pada dunia. Makin cakap bicara, makin cakap digital bersama”.
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Hoaks, atau yang lebih sering disebut sebagai berita bohong. Fenomena yang sering terjadi di masyarakat awam maupun pengguna media sosial. Sebelum berkembangnya era revolusi digital Indonesia, sebenarnya berita hoaks sudah ada meskipun tidak marak seperti sekarang.
Pada tahun sebelum revolusi digital, media informasi hanya terfokus pada beberapa sumber. Pemancar sinyal radio, dan surat menyurat adalah hal lumrah di kala itu. Masyarakat kebanyakan mendapatkan informasi dari surat kabar atau majalah. Bisa dibilang untuk memuat suatu peristiwa ke media publik cukup sulit. Karena tidak sembarangan orang bisa melakukannya.
Kondisi di atas tentu sangat berbeda dengan zaman sekarang. Semua orang bisa membagikan momen, dan memberikan informasi ke dalamnya secara bebas. Terutama platform media sosial yang hampir menjadi penyalur utama kebebasan berekspresi masyarakat. Di tengah kebebasan tersebut, muncul satu persatu masalah yang bisa menyebabkan disintegrasi antar sesama. Munculnya akun penyebar hoaks dengan tujuan tidak baik. Oknum-oknum seperti ini yang bisa mengubah tatanan masyarakat dimulai dari sosial media.
Masyarakat yang cukup awam mungkin akan meresponnya dengan serius tanpa memilah berita mana yang tidak benar. Hoaks yang dapat berisi ujaran kebencian, fitnah, berita bohong, dan lain sebagainya. Kabar burung yang tidak jelas datangnya dari mana dapat dengan mudah tersebar dan menyebabkan kepanikan publik.
Selain itu, para oknum memiliki tujuan yang berbeda setiap menjalankan aksinya. Hoaks dapat memicu amarah dan kehebohan publik tanpa jelas darimana sumbernya. Hal seperti ini sangat rentan terhadap mereka yang masih pemula dalam bersosial media. Para pengguna baru tidak memfilter berita yang diterima dan menganggap semua informasi itu benar.
Jika berbicara mengenai oknum yang membuatnya, mereka memiliki cara yang berbeda-beda. Pada zaman dahulu hoaks tersebar melalui mulut ke mulut hingga tersebar luas. Berbeda pada zaman sekarang, seiring perubahan menuju digitalisasi, hoaks semakin terasa lumrah di kalangan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah di atas tentu diperlukan kesadaran umum dan fasilitasi pemerintah untuk mengurangi penyebarannya. Sejauh ini penyebaran hoaks dapat teratasi dengan memeriksa atau melaporkannya secara langsung. Beberapa media sosial juga lebih ketat terhadap berita-berita yang ada di dalamnya.
Beberapa fitur yang dapat kalian gunakan jika menemukan konten hoaks di media sosial . Untuk media sosial besutan Meta seperti Facebook dan Instagram, kalian bisa menggunakan fitur Laporkan Postingan, dan masukkan sebagai kategori informasi palsu. Hal ini juga dapat berlaku untuk media sosial lainnya. Selain itu, kalian dapat mengirimkan aduan melalui situs aduankonten.id milik Kominfo.
Lalu, bagi kalian yang belum tahu apakah berita tersebut hoaks atau fakta, kalian bisa mengeceknya di beberapa situs terpercaya berikut ini. Diantaranya adalah turnbackhoax.id, cekfakta.com, dan s.id/infovaksin (khusus untuk informasi hoax tentang covid). Untuk situs dari pemerintah sendiri telah menyediakan komin.fo/inihoaks dari Kementrian Komunikasi dan Informatika sebagai sarana informasi.
Selain itu, untuk mengurangi penyebaran informasi tidak benar. Masyarakat perlu diarahkan kembali untuk membaca berita informasi dari sumber terpercaya. Ada banyak platform di luaran sana yang mengandung provokasi dan hoaks. Sehingga kita perlu platform yang bersih dan berkualitas seperti digitalbisa sendiri.
Selanjutnya tinggal masyarakat dan kita sebagai pengguna aktif media sosial perlu bijak dalam menanggulangi penyebaran hoaks. Masyarakat awam juga diperlukan bimbingan dalam menghadapi hoaks, karena mereka adalah yang termasuk paling rentan terkena dampaknya. Sebagai generasi bangsa yang menjadikan negara ini semakin maju, kita harus bisa menghadapi hal-hal yang dapat mengacaukan tatanan sosial seperti hoaks ini.
Referensi : Situs Kominfo