#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Dunia bisnis memiliki beragam hal yang bisa dibahas untuk bisa dijadikan pembelajaran baru. Hal tersebut penting bagi pebisnis pemula yang terjun untuk memulai usaha. Berbagai macam bisnis mulai dari skala startup hingga sudah menjadi skala enterprise. Selain itu, dunia bisnis juga memiliki model bisnis yang dapat diimplementasikan ke perusahaan.
Pernahkah Anda mendengar model bisnis B2B dan B2C? Bagaimana penerapan model bisnis tersebut untuk menentukan perbedaan dari tiap-tiap perusahaan. Yuk, mari kita pelajari mengenai B2B dan B2C berikut ini.
Pengertian Model Bisnis B2B dan B2C
Sebelum memahami bisnis B2B dan B2C, Anda perlu mengetahui apa arti dari model bisnis B2B dan B2C ini. Melansir dari Investopedia, Business-to-Business (B2B) merupakan bentuk transaksi antara kedua pihak bisnis yang melibatkan produsen dan grosir dan/atau grosir dan pengecer. B2B ini mengacu pada bisnis yang dilakukan antara perusahaan, bukan perusahaan dengan konsumen individu.
Sementara itu, business-to-consumer (B2C) merupakan proses penjualan produk dan layanan secara langsung dari perusahaan bisnis dengan konsumen sebagai pengguna produk atau layanan. Jadi, perusahaan langsung menjual produk kepada konsumen.
Perbedaan Bisnis B2B dan B2C
1. Target Pasar
Target pasar atau konsumen yang membeli produk atau jasa dari B2B dan B2C ini berbeda. Melihat dari pengertian B2B dan B2C, target pasar B2B lebih mengarah kepada perusahaan bisnis lain yang membutuhkan produk atau jasa. Contoh dari B2B ini seperti perusahaan yang menyediakan software akuntansi untuk perusahaan lain.
Sementara itu, untuk target pasar dari B2C langsung kepada konsumen individu. Contoh bisnis ini lebih mudah familiar, seperti supermarket, counter pulsa, jasa laundry, dan lainnya.
2. Model harga produk
Bisnis B2B dan B2C memiliki perbedaan dari model harga yang ditawarkan kepada konsumen mereka. Biasanya B2C menerapkan satu harga untuk semua konsumen individu. Harga bisa berubah mungkin karena dipengaruhi oleh promo atau diskon yang diberikan.
Hal berbeda pada bisnis B2B, model bisnis ini menawarkan beberapa variasi model harga berdasarkan jumlah dan frekuensi pemesanan dari target pasar B2B. Transaksi B2B bersifat skala besar, karena konsumen B2B berupa perusahaan atau bisnis lain.
3. Strategi Marketing
Nah, poin ini juga penting bagi bisnis B2B dan B2C. Strategi marketing B2B digunakan untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menyakinkan calon klien bahwa perusahaan B2B tersebut kompeten di bidang tertentu. Selain itu, marketing B2B sebagai public relation untuk lobbying kepada target klien.
Berbeda dengan B2B, bisnis B2C menerapkan strategi marketing yang langsung menuju konsumen individu. Perusahaan B2C lebih sering menggunakan promosi produk langsung kepada konsumen, seperti iklan televisi, media sosial, dan lainnya. Perusahaan B2C juga dapat menggunakan layanan aplikasi customer service untuk mengelola channel media sosial hanya melalui satu platform saja.
4. Kompetitor Bisnis
Perbedaan selanjutnya terletak pada persaingan kompetitor. B2C memiliki persaingan lebih tinggi dibanding B2B. Hal tersebut karena B2C memiliki pelaku usaha mulai dari umkm hingga skala perusahaan besar.
Sementara itu, bisnis B2B tidak memiliki kompetitor sebanyak B2C. Namun, persaingan B2B lebih mengarah untuk membangun reputasi antara perusahaan. Selain itu, relasi juga penting untuk bisnis B2B agar tetap mendapatkan klien sesuai target pasar produk bisnis B2B.
Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai bisnis B2B dan B2C. Jadi, gimana tertarik untuk membangun bisnis B2B atau B2C?