Orangtua Perlu Ikut Menjaga Jejak Digital Anak

By | November 7, 2023


#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperkirakan 1 dari 3 pengguna internet di seluruh dunia adalah anak-anak. Menurut UNICEF, setiap hari ada lebih dari 175.000 anak online untuk pertama kalinya.

Terus terang saja, akses internet membawa banyak manfaat dan peluang bagi anak-anak. Tapi, jika tidak hati-hati, internet juga dapat membawa risiko membahayakan bagi mereka.

Salah satu hal yang perlu diajarkan para orangtua kepada anak-anak dalam kaitannya dengan penggunaan internet yaitu bagaimana menjaga jejak digital. Sebagaimana kita ketahui, setiap aktivitas online kita selalu meninggalkan jejak-jejak digital.

Laman kaspersky.com memberi batasan jejak digital sebagai jejak-jejak data yang kita tinggalkan saat menggunakan internet. Ini mencakup website yang kita kunjungi, e-mail yang kita kirim, dan informasi yang kita kirimkan secara online. Pengguna internet, termasuk mereka yang masih anak-anak, menciptakan jejak digital mereka, baik secara aktif maupun pasif.

Jejak digital aktif tercipta ketika pengguna internet dengan sengaja berbagi informasi tentang diri mereka sendiri. Misalnya, melalui postingan atau berpartisipasi di situs jejaring sosial atau forum online. Jika pengguna masuk ke sebuah website melalui nama pengguna atau profil terdaftar, setiap postingan yang mereka buat merupakan bagian dari jejak digital aktif mereka. Aktivitas lain yang berkontribusi pada jejak digital aktif termasuk mengisi formulir online atau menyetujui untuk menerima cookie lewat perambah (browser).

Sementara itu, jejak digital pasif tercipta ketika informasi dikumpulkan tentang pengguna internet tanpa mereka sadari. Contohnya, situs jejaring sosial dan pengiklan yang memanfaatkan fasilitas like, share, dan comment untuk membuat profil para pengguna dan kemudian menarget mereka dengan konten-konten tertentu.

Jejak digital relatif permanen. Sampai batas tertentu, kita mungkin bisa menghapus jejak digital. Namun, tidak berarti jejak digital itu benar-benar hilang. Karena sumber-sumber lain mungkin saja masih menyimpan jejak-jejak digital kita.

Jejak digital sendiri sangat ikut menentukan reputasi online seseorang, yang sama pentingnya dengan reputasi offline. Sekarang ini, mulai banyak perusahaan yang menjadikan jejak digital sebagai salah satu bahan pertimbangan perekrutan calon karyawan.

Maka, menjaga jejak digital memang penting dilakukan. Komentar, foto atau video yang kita unggah secara online dapat saja menyinggung seseorang atau juga disalahtafsirkan atau malah diubah oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan tertentu.

Konten-konten sensitif yang semula ditujukan untuk grup pribadi atau keluarga dapat saja akhirnya menyebar ke kalangan yang lebih luas dan menimbulkan kegaduhan.

Belum lagi para penjahat dunia maya yang setiap saat dapat mengeksploitasi jejak digital dan memanfaatkannya untuk sejumlah aktivitas kriminal.

Oleh sebab itu, anak-anak kita perlu sekali diberitahu dan dibimbing bagaimana caranya menjaga jejak digital mereka dengan melakukan beberapa langkah berikut.

1. Aktifkan pengaturan privasi medsos
Setiap situs jejaring sosial, blog, dan profil online umumnya memiliki pengaturan privasi. Ajari anak untuk mengaktifkan pengaturan privasi ini. Beri anak pemahaman mana informasi yang boleh diketahui publik dan mana yang tidak boleh. Ingatkan anak agar jangan pernah mengungkapkan informasi pribadi, seperti alamat rumah, nomor telepon, nama sekolah ketika online.

2. Menimbang sebelum posting
Minta anak agar selalu menimbang dan memikirkan terlebih dahulu sebelum memposting sesuatu secara online. Karena selain dapat diakses publik, postingan yang dibuat dapat saja berdampak pada reputasi online di masa depan atau juga membawa dampak hukum. Begitu juga dalam soal membagikan sesuatu. Ajari anak agar paham mana hal yang memang layak dibagikan dan mana yang tidak layak dibagikan secara online.

3. Selalu mengakses website yang aman
Beritahu anak agar senantiasa mengakses website yang aman, yang alamat URL-nya diawali dengan https, yang merupakan singkatan dari hypertext transfer protocol secure. Juga pastikan memiliki ikon gembok di sebelah kiri bilah alamatnya.

Di era digital sekarang ini, anak-anak kita memiliki hak penuh untuk melakukan aktivitas online. Tugas para orangtua yaitu mengajari dan membimbing mereka agar mampu menjaga jejak digital mereka demi keamanan, keselamatan, dan masa depan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *