Tag Archives: Agritech

Keren! 4 Startup Agritech Ini Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Petani

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Agricultur technologi (agritech) merupakan harapan baru dalam perkembangan pertanian di Indonesia. Namun gaungnya belum banyak terdengar di masyarakat.

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki 29,96 persen penduduk yang menjadikan petani sebagai pekerjaan utama. Angka ini lebih besar dari pada sektor lain seperti industri pengolahan dan perdagangan yang tidak mencapai 20 persen.

Namun, berbagai hasil pertanian yang dihasilkan mulai dari sayur, buah, tanaman pangan, hingga perkebunan ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.

Hal ini dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) dan Upah Buruh Pertanian pada tahun 2014 hingga 2018 yang tidak menujukkan perubahan yang signifikan. NTP pada tahun 2018 justru turun 0,49 dari tahun sebelumnya.

Berbagai masalah dihadapi petani mulai dari aspek permodalan, hama penyakit, minimnya penguasaan teknologi, cuaca, hingga harga hasil panen yang berfluktuasi.

Hal ini diperparah dengan panjangnya rantai pemasaran hasil panen sehingga harga yang diterima petani untuk hasil panennya sangat rendah. Hal ini kemudian mendorong munculnya startup agritech yang mencoba menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

 

Tanihub

Hasil Pertanian | pexels.com (Wendy Wey)

Tanihub merupakan startup agritech yang berdiri pada tahun 2016. Memiliki tujuan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih baik, Tanihub merangkul lebih dari 50.000 petani sebagai mitra bisnisnya.

Meski memulai dengan layanan B2C (Business to Consumers), Tanihub resmi menghentikan layanan B2C pada 1 Maret 2022.

Sebagai gantinya, Tanihub kini berfokus pada layanan B2B (Business to Business) untuk mendukung lebih dari 18.000 usaha mikro dan restoran dengan menyediakan berbagai produk segar dan berkualitas.

Startup ini juga mengalami pertumbuhan yang pesat selama pandemi dengan kenaikan pertumbuhan bisnis sebesar 639% dan pertambahan  250.000 pengguna baru pada tahun 2020.

 

Eden Farm

Eden Farm | edenfarm.id

Eden Farm didirikan pada tahun 2017 oleh David Gunawan. Startup agritech ini berfokus pada layanan B2B dan kini telah menjadi distributor untuk 20.000 UMKM.

Perusahaan ini menggandeng sekitar 2000 petani sebagai mitra untuk menghadirkan berbagai produk pertanian mulai dari sayur, buah, rempah, daging hingga beberapa produk olahan pertanian.

Perusahaan ini mengklaim mampu mendapatkan pendapatan petani mitranya sebanyak tiga kali lipat. Hal ini selaras dengan tujuan pendirian perusahaan yaitu untuk meningkatkan pendapatan petani.

Menjunjung tinggi kualitas dan harga yang konsisten, Eden Farm memenuhi hampir 100 persen bahan makanan konsumen disaat lainnya rata-rata hanya memenuhi 80%. November tahun lalu, Eden Farm mendapatkan pendanaan sebesar US$ 19 Juta atau Rp 270 Miliar.

 

Crowdee

Permodalan untuk Petani | pexels.com (Karolina Grabowska)

Crowde merupakan perusahaan rintisan yang berfokus pada teknologi dan permodalan untuk petani. Melihat banyaknya petani yang memiliki masalah keuangan untuk menjalankan usahatani, Crowde mengelola dana masyarakat dan menyalurkannya kepada mereka.

Memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadi platform edukasi, startup ini juga menawarkan konsultasi mengenai cara berbudidaya yang tepat.

Petani yang meminjam dana di crowde juga akan dibantu dalam pengawasan usahatani dan penyaluran hasil panen.

Mengantongi izin dan diawasi oleh OJK, saat ini crowde memiliki jumlah peminjam aktif 1.594 dengan total pinjaman 196,48 miliar sejak didirikan pada tahun 2017

 

Habibi Garden

Teknologi Pertanian | pexels.com (Anna Tarazevich)

Startup Agritech selanjutnya adalah Habibi Garden. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi pertanian. Dengan misi menciptakan 1000 desa digital pertanian di Indonesia, startup ini mengkombinasikan model implementasi sensor agrikultur presisi miliknya dengan teknologi Narrow Band Internet of Things (NB-IoT) Telkomsel.

Menggunakan teknologi sensor IoT (Internet of Things) petani dibantu untuk mengetahui kondisi pH, kelembaban, dan nutrisi tanah. Selain itu data lain seperti temperatur, intensitas cahaya, dan curah hujan juga dapat ketahui dengan mudah.

Dengan teknologi ini, petani dapat mengetahui kondisi tanaman. Melalui aplikasi, habibi garden juga menyuguhkan solusi jika tanaman yang dibudidayakan mengalami masalah.

Menggunakan mekanisme M2M (Machine to Machine) petani juga dimudahkan dengan penyiraman dan pemupukan yang dilakukan secara otomatis.

Pada tahun 2019, Habibi Garden memenangkan penghargaan Best 5 pada kategori “Sosial Good, Outstanding Mobile Contribution to UN SDGs” di Barcelona Spanyol mengalahkan 1.080 pesaing lainnya.