Tag Archives: Berbasis

Inovasi Perlombaan 17 Agustus Berbasis Digital

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang ditetapkan sebagai hari kemerdekaan negara kita Republik Indonesia tercinta. Hampir seluruh wilayah di Indonesia baik di kota kecil maupun di kota besar sekaligus. Hari tersebut dilaksanakan begitu hikmat, guna mengenang jasa pahlawan Republik Indonesia yang gugur dalam upaya mengusir penjajah dari negara kita. Acara yang diselanggarakan pun cukup unik dan menarik, mulai dari pelaksanaan upacara bendera saat pagi hari, lalu terdapat pertunjukan, bahkan diadakannya perlombaan yang dapat diikuti oleh semua kalangan.

Semenjak pandemi Covid-19 menyelimuti negeri kita, semua kegiatan dihentikan untuk sementara waktu. Salah satunya ialah kegiatan perayaan hari kemerdekaan. Hari yang biasanya ramai dilaksanakan berbagai acara, mau tidak mau harus ditiadakan dalam waktu yang tidak ditentukan sampai dengan keadaan benar-benar membaik. Namun, dengan situasi yang tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan secara offline bukan berarti tidak dapat dilakukan sama sekali. Masih banyak alternatif lain untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia, salah satunya menggunakan media online. Media online seringkali dijadikan sebagai jalur alternatif untuk melakukan suatu kegiatan di masa pandemi, seperti menimba ilmu, mencari pemasukan, berinteraksi dengan sesama, hingga menyelenggarakan perlombaan. Berikut adalah referensi bagi kalian yang akan mengadakan perlombaan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia di lingkungan tempat tinggal:

1. Cerdas Cermat

Kegiatan ini sangat cocok untuk diselenggarakan saat perlombaan 17 Agustus-an. Selain dapat menambah wawasan, mengingat peserta yang mengikuti kegiatan 17 Agustus-an rata-rata pelajar yang masih duduk di bangku SD hingga SMP. Materi yang dimasukkan ke dalam soal beraneka ragam, mulai dari mata pelajaran sekolah hingga pengetahuan umum seputar Indonesia. Terdapat banyak sekali media yang dapatt digunakan untuk pengerjaan soal, mulai dari LMS (Learning Management System), Kahoot, Quizziz, hingga Google Form.

2. Membuat Konten

Membuat konten menarik dan diunggah ke media sosial dapat menjadi acuan untuk dijadikan sebagai ajang perlombaan pada kegiatan 17 Agustus-an. Konten yang dapat dijadikan sebagai tema antara lain seperti menyanyikan lagu kebangsaan, berpidato, maupun melakukan tarian daerah. Selain ikut memeriahkan hari kemerdekaan, tujuan dibuatnya acara ini dapat meningkatkan kelestarian seni maupun budaya yang Indonesia miliki.

3. E-Sport

E-sport merupakan sebuah industri yang sedang hangat diperbincangkan oleh media. Banyaknya game online yang mengadakan tournament skala internasional serta nominal hadiah yang dapat membuat kita geleng-geleng kepala mengakibatkan banyak anak muda yang tergiur untuk menjadi seorang pro player e-sport. Baik anak muda maupun seseorang yang sudah dewasa bukan menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpi tersebut. Hal ini dapat dijadikan sebagai moment yang tepat bagi seseorang yang ingin menjadi pemain hebat suatu saat nanti. Dimulai dari skala kecil tinggak desa yang diadakan untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia, dapat menjadi portofolio untuk melangkah lebih jauh kedepannya.

4. Membuat Artikel

Artikel merupakan sekumpulan kata, kalimat, serta paragraf yang dipadukan menjadi satu sehingga membentuk suatu informasi penting dan juga bermanfaat. Banyak sekali platform yang dapat digunakan untuk menulis dan mengunggah artikel, #DigitalBisa contohnya. Dengan menulis di platform #DigitalBisa, kalian memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang tunai sebesar 100.000 rupiah untuk setiap artikel yang berhasil diunggah. Kalian tentu harus memiliki akun dari Link Aja sebagai media untuk pengiriman reward. Hal ini sangat cocok untuk diterapkan bagi peserta lomba 17 Agustus-an yang memiliki minat dan bakat menulis. Sangat jarang bukan kita dapat ikut serta memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia dengan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Setelah menyimak pernyataan di atas, kira-kira kegiatan apa yang akan kalian terapkan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia di tempat tinggal kalian? Atau kalian sudah memiliki inovasi yang lebih menarik dari yang sudah dibahas? Apapun kegiatan yang sobat lakukan tentu jangan lupa untuk tidak meninggalkan rasa nasionalisme dan juga patriotisme pada Negara Indonesia tercinta ini. Mari bela negara kita dengan memajukan kualitas yang dihasilkan dengan bantuan digitalisasi, semoga Indonesia menjadi semakin baik untuk kedepannya dengan hadirnya campur tangan generasi milenial.

Transformasi Pendidikan Berbasis Digital di Indonesia

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Dalam hidup tidak luput dari yang namanya pendidikan, Indonesia mewajibkan generasinya untuk mengenyam pendidikan wajib selama 12 Tahun yakni (SD, SMP, SMA). Hal ini sangat bagus sekali untuk diterapkan, lebih maju dari yang dulu hanya belajar sampai SD itupun kadang tidak sampai selesai.

Disamping itu, pendidikan di Indonesia bukan masih banyak kekurangannya. Mari kita telusuri apa saja kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajarannya. Satu-satunya yang masih minim sekali adalah pengetahuan tentang “Digital”. Katakanlah mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), baik dari segi gurunya maupun siswanya.

Peran guru dalam pembelajaran adalah menjadi tutor bagi siswa agar materi bisa dipahami dengan mudah. Dulu masih manual sekali dalam pembelajaran, tetapi sekarang bisa dikatakan belajar itu bukan hanya di kelas saja, Youtube, Website juga sudah banyak. Tapi tetap, gurulah yang berperan untuk memfilter siswanya dalam belajar.

Guru bisa menciptakan pembelajaran yang setara dengan situasi, masih ingat dengan revolusi 4.0? So, guru bisa membuat proses pembelajaran dengan media digital, selain interaktif, media digital juga sangat luas dan mampu untuk memvisualkan materi yang akan dipelajari.

Nyatanya, dibalik itu pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memaparkan bahwa sebanyak 60% guru di Indonesia belum mampu menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Apakah pembelajaran dengan media digital itu efektif?

So, belajar dengan media digital itu sangat efektif sekali, penunjang proses pembelajaran akan semakin mudah. Tapi, jika gurunya tidak memfilter siswa, maka siswa bisa jadi akan terbalaskan dalam hal yang berlebihan. Jadi walaupun belajar dengan media digital tentu harus diawasi.

Di era digital guru dan siswa harus melek dua-duanya. Karena pembelajaran akan hidup jika terjadi interaktif antara satu sama lain.

Lantas, bagaimana cara membuat guru bisa mampu untuk menciptakan pembelajaran dengan media digital? Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan untuk 75 ribu guru di Indonesia untuk mengikuti bimbingan teknis dan pelatihan kompetensi.

Ini merupakan upaya yang dilakukan agar guru mampu untuk mengadakan pendidikan berbasis digital, selain itu beberapa upaya untuk bisa dilakukan agar guru mampu melakukan transformasi digital yaitu guru bisa mengikuti pelatihan di luar kemdikbud, masih banyak pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh beberapa instansi yang bekerja sama dengan Kemdikbud seperti Ruang Guru, Zenius, Google: Google Suite for Education dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berikut ini, beberapa tools yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran berbasis digital.

Google Classroom

Dengan Google Classroom guru bisa memberikan penugasan disana, sehingga guru tidak perlu lagi membuat penugasan secara manual menggunakan kertas, selain itu menggunakan Google Classroom, fitur yang tersedia cukup banyak, selain bisa memberikan penugasan, bisa juga memberikan lampiran berupa Video, Foto, Dokumen bahkan Audio.

Google Classroom
Google Classroom | Sumber: Pribadi

 

Tentunya ini sangat efektif sekali dibanding penugasan secara manual yang rentan catatan hilang dan sebagainya. Dengan adanya Google Classroom siswa tidak akan kehilangan akses karena Google Classroom sudah cloud dan bisa diakses dimana saja dan kapan saja.

Google Form

Aplikasi yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi yaitu Google Form. Dalam pembelajaran terkadang kita perlu mengevaluasi materi yang telah disampaikan, salah satunya dalam bentuk survei yang bisa dibuat oleh Google Form.

banner-gform
Google Form | Sumber: B2B Stack

Dalam Google Form tersedia fitur formulir yang bermacam-macam jenisnya diantaranya Pilihan Ganda, Jawaban Singkat, Jawaban Panjang, Dropdown, Rating, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Rumah Belajar (Kemdikbud)

Rumah belajar ini merupakan salah satu portal pembelajaran yang bisa diakses secara gratis oleh siapapun, dengan adanya portal ini guru bisa mengupload materi agar bisa dipelajari oleh kalangan siswa dari manapun, portal ini bisa digunakan saat belajar daring. Dalam hal ini sebetulnya Kemdikbud sudan menjalin kerja sama dengan beberapa portal agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

Kahoot

Aplikasi ini buatan luar negeri, tetapi sangat populer dikalangan para pengguna kuis. Menggunakan kahoot, evaluasi materi bisa melalui kahoot ini. Selain melatih daya cekatan, kahoot juga sangat praktis digunakan, siswa hanya join menggunakan token yang telah diberikan oleh sisi guru.

Demikian beberapa tools yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran agar lebih mudah dan efektif. Dengan fenomena ini, pendidikan di Indonesia cukup minim teknologi, maka dari itu mari kita bekerja sama bareng-bareng menuju pendidikan yang berkualitas dan bermutu.

Belajar jadi Menyenangkan dengan Pembelajaran Berbasis Digital

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

     Semua orang tidak bisa lepas dari proses belajar. Cepatnya perkembangan zaman yang terjadi menuntut setiap orang mesti mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Proses adaptasi dapat dilakukan ketika seseorang dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, dimana cara utama untuk memperolehnya adalah melalui belajar. Oleh karenanya belajar tidak boleh berhenti, mesti dilakukan sampai kapanpun dan dimanapun.

        Akan tetapi tidak semua orang memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Mereka cenderung mengatakan bahwa belajar adalah sesuatu yang membosankan, dan melelahkan. sehingga membuat mereka lebih memilih rebahan dan melakukan kegiatan yang tidak berpengaruh terhadap peningkatan wawasan. Teknologi digital seperti android pun sering kali menjadi media yang dipilih untuk melakukan aktivitas negatif yang merugikan. Parahnya lagi mayoritas utama penggunanya adalah para pelajar. Fakta yang sangat mengecewakan, usia pelajar yang mestinya diiisi dengan kegiatan belajar, justru dilewatkan percuma tanpa ada tujuan.

       Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang jadi malas dalam belajar. Dilansir dari situs ruangguru.com dua dari Sembilan faktor seseorang malas belajar diantaranya adalah cara mengajar  dan cara penyampaian  guru yang terlalu monoton sehingga membuat siswa menjadi bosan.  Inilah mengapa di zaman serba digital seperti sekarang ini seorang guru dituntut untuk mampu menguasai pembelajaran berbasis digital, sebab lewat upaya tersebut kegiatan pembelajaran akan menjadi menyenangkan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Ada banyak media pembelajaran yang dapat dipilih dan diterapkan oleh guru di kelas, diantaranya adalah multimedia interaktif, digital video dan animasi, podcast, Augmented Reality, Virtual Reality, dan Game based learning.

      Dalam menciptakan media pembelajaran multimedia interaktif ada banyak aplikasi yang dapat digunakan diantaranya aplikasi canva, powtoon, prezi, kinemaster, dan assemblr edu, lima aplikasi tersebut dapat diakses dengan mudah dan gratis melalui android dan komputer, jadi seharusnya tidak ada alasan lagi bagi guru tidak bisa membuatnya. Kemudian media pembelajaran digital video dan animasi, media ini juga sangat banyak tersedia di beberapa website penyedia video seperti youtube, zenius, dan lain-lain. Begitu juga dengan podcast yang pemakaiannya begitu mudah.

   Selanjutnya media pembelajaran Augmented Reality yang akan memberikan informasi yang lebih mendalam pada pengguna dari objek nyata. Lain lagi dengan Virtual reality, media pembelajaran ini membuat siswa dapat merasakan seolah-olah sedang melakukan praktikum di laboratorium. Media ini sangat banyak digunakan untuk pembelajaran yang membutuhkan percobaan atau praktikum sebagai strtegi pemahamannya. Dan terakhir adalah Game Based Learning, yaitu sebuah media pembelajaran yang diciptkan berbasis game, tentu akan membuat anak menjadi lebih bersemangat dalam belajar, karena ia dapat belajar sambil bermain. Sungguh luar biasa dampak dari penggunaan teknologi hebat tersebut, menjadikan belajar jadi terasa menyenangkan.

         Hanya saja guru yang diharapkan sebagai fasilitator atau pengelola kelas sepenuhnya, sebagian besar dari mereka masih belum  mampu menjalankan peran itu dengan maksimal, kurang melek teknologi digital menjadi peneyebannya. Untuk itu yang menjadi tantangan selanjutnya adalah menyiapkan guru – guru yang mampu memanfaatkan berbagai media pembelajaran berbasis digital, terutama bagi guru yang secara usia sudah mendekati hari pensiunnya. Maka dalam hal ini pemerintah daerah hendaknya memberikan berbagai pelatihan dan pendampingan tentang pendidikan digital kepada guru-guru yang berada di daerahnya. Pemerintah daerah hendaknya dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang fokus terhadap peningkatan kapasitas digital guru. Selain itu sebaiknya juga setiap guru mesti sadar akan kemampuannya dan selalu meningkatkannya dengan memanfaatkan sumber dan berbagai pelatihan yang disediakan. Sehingga pembelajaran berbasis digital bukan sekedar wacana saja, namun memang jelas wujud pelaksanannya.

Referensi :

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/5-aplikasi-membuat-media-pembelajaran-interaktif-untuk-guru

https://www.edukasinfo.com/2021/12/jenis-jenis-media-pembelajaran.html

Mengapa Siswa Malas Belajar? Inilah Penyebab Beserta Solusinya!

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190401154314-185-382628/remaja-kerap-pakai-internet-untuk-hiburan-dan-media-sosial

Hati-hati! Kenali Bentuk Kekerasan Berbasis Gender Online

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Digitalisasi saat ini telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Meskipun memberikan dampak positif dalam banyak hal, ternyata digitalisasi juga memiliki sisi negatif. Salah satunya adalah hadirnya Kekerasan Berbasis Gender Online atau KBGO.

Kekerasan berbasis gender online adalah kekerasan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi atau media online. Kekerasan yang sering dilakukan secara verbal ini dapat terjadi kepada siapa saja tanpa memandang umur dan jenis kelamin.

Namun, perempuan ternyata lebih rentan menjadi korban pelecehan seksual secara online. Hal ini didukung dengan data yang menunjukkan bahwa dari 22 negara, sebanyak 60 persen perempuan telah mengalami kekerasan berbasis gender online.

Di Indonesia sendiri, sebanyak 38 persen wanita telah mengalami pelecehan seksual online. Hal ini paling banyak terjadi di media sosial Facebook dengan persentase 39 persen.

Media sosial lain seperti Instagram, Whatsapp, Snapchat, Twitter, dan Tiktok juga menjadi platform pelecehan seksual online dengan persentase 6-23 persen.

Angka kekerasan berbasis gender online juga telah meningkat drastis selama pandemi. Pada 5 Maret 2021 Komnas perempuan mencatat terdapat 940 kasus KBGO, angka ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu 281 kasus.

 

Bentuk Kekerasan Berbasis Gender Online

Kekerasan berbasis gender online | pexels.com (Roman Pohorecki)

Ada beberapa bentuk kekerasan berbasis gender online yang dapat terjadi disekitar kita. Pertama troling yang merupakan pelecehan berupa penghinaan, candaan, atau komentar seksis.

Hal ini dilakukan secara berulang terhadap korban/penyintas baik di ruang publik maupun secara pribadi melalui private message.

Kedua yaitu penyebaran foto atau video intim tanpa izin. Dalam KBGO jenis ini foto atau video bisa saja dibuat dengan persetujuan penyintas, namun penyebarannya dilakukan tanpa persetujuan mereka.

Pelakunya seringkali merupakan orang dekat seperti mantan pasangan. Hal ini kadang dilakukan karena motif dendam atau sering dikenal dengan revenge porn.

Selanjutnya yaitu doxing dan impersonasi. Doxing merupakan penyebaran informasi personal tanpa persetujuan pemilik informasi.

Sedangkan impersonasi adalah kekerasan berupa pembuatan akun palsu yang seolah-olah merupakan milik korban. Akun ini kemudian digunakan untuk mengunggah konten-konten tertentu yang bertujuan mencemarkan nama baik korban.

Honey trap dan cyber grooming merupakan kekerasan seksual online yang dilakukan menggunakan hubungan romantis sebagai umpan. Pelaku akan membangun kedekatan emosional serta mendapatkan kepercayaan calon korban.

Hal ini kemudian berlanjut dengan pelecehan seksual secara offline. Pada cyber grooming, kejahatan ini biasanya menargetkan anak atau remaja sebagai korban.

Selain hal-hal di atas masih terdapat bentuk kekerasan berbasis gender online lain seperti pemerasan, peretasan akun, manipulasi foto dan video, dan online stalking yang tentu saja bisa merugikan banyak orang.

 

Dampak Kekerasan Berbasis Gender Online

Penyintas KBGO dapat mengalami depresi | pexels.com (Mart Production)

Penyintas kekerasan berbasis gender online dapat mengalami berbagai dampak. Secara psikologis, penyintas dapat mengalami ketakutan, kecemasan, bahkan depresi. Dalam beberapa kasus penyintas juga memiliki keinginan untuk bunuh diri akibat pelecehan seksual yang dialami.

Penyintas juga dapat mengalami keterasingan sosial karena menarik diri dari publik, bahkan keluarga terdekat. Hal ini sering terjadi pada perempuan yang foto atau videonya dibagikan ke publik tanpa persetujuan mereka.

Mobilitas yang terbatas serta kerugian secara ekonomi karena kehilangan pekerjaan atau penghasilan juga merupakan dampak merugikan yang dialami penyintas KBGO.

 

Apa yang bisa kita lakukan?

Penggunaan media sosial | pexels.com (Porapak Apichodilok)

Saat menjadi korban pelecehan secara online kita tentu merasa takut, cemas, marah dan berbagai perasaan lain yang tidak menyenangkan. Namun ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam menghadapi hal tersebut.

Pertama, dokumentasikan pelecehan seksual yang terjadi. Hal ini dapat membantu dalam proses pelaporan kepada pihak yang berwenang.

Selanjutnya jika situasi yang dialami semakin buruk, cari bantuan kepada individu, lembaga, atau instutusi terpercaya seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) atau Komnas Perempuan. Bila diperlukan segera laporkan atau blokir akun yang melakukan kekerasan berbasis gender online.

Sayangnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki regulasi yang jelas mengenai kekerasan berbasis gender online. Padahal perkembangan teknologi yang pesat seharusnya diimbangi dengan regulasi yang tepat sehingga tercipta ruang digital yang aman bagi masyarakat.

Logitech Luncurkan Konsol Gim Perdana, Gandeng Tencent dan Berbasis Android!

Penampakan konsol gim Logitech dari depan | Sumber: Logitechg.com


Perusahaan Logitech secara resmi mengumumkan produk konsol gim pertamanya, yang akan diberi nama Logitech G Cloud Gaming Handheld, Rabu (21/9/2022). Produk ini diketahui sudah bisa di-order melalui website-nya, setelah beberapa bulan lalu beritanya sudah bocor ke internet. Berbasis Android, konsol tersebut terintegrasi dengan Google Play Store, Nvidia GeForce Now, dan Xbox Cloud Gaming.

Diketahui Logitech G Cloud Gaming Handheld ini ditenagai dengan chipset Qualcomm Snapdragon 720G dengan speed 2.3GHz. Ia juga dilengkapi dengan LPDDR4X RAM 4GB dan storage UFS sebesar 64GB. Adapun untuk daya baterainya adalah sebesar 6.000mAh dengan port USB C 3.1, berlayar IPS 1080p, Bluetooth 5.1, dan memiliki aspek ratio 16:9 dengan refresh rate 60Hz. Alat game tersebut disebut-sebut mampu dimainkan hingga 12 jam lamanya.

Sayangnya, Logitech G Cloud Gaming Handheld ini tidak didukung oleh slot MicroSD, sehingga pengguna hanya bisa mengandalkan kecanggihan produk tersebut dengan WiFi saja.

Dalam paket penjualannya, pelanggan akan mendapatkan unit Logitech G Cloud Gaming Handheld, power adaptor, USB cable yang bisa tersedia antara dua versi, yakni USB A atau USB C), dan buku panduan user.

Diperkenalkan dengan warna putih dengan sedikit aksen kuning di beberapa sisi, konsol genggam tersebut dijual dengan harga pasaran sekitar Rp 5.2 juta atau $350 di Amerika dan Kanada. Pada pemantauan tim Digital Bisa, pelengkap game tersebut menghadirkan promo potongan harga menjadi $299 saja (22/9/2022). Logitech yang menggandeng Tencent dalam lahirnya produk terbarunya itu dikatakan akan menjadi pesaing bagi Nintendo Switch.

Pada foto-foto yang beredar, penampakan Logitech G Cloud Gaming Handheld itu memiliki sentuhan yang cukup minimalis. Terdapat kontroler di bagian kanan dan kiri, tombol menu, home, dan sebagainya. Ukuran layar cukup lega dan posisi tangan saat memainkan gim dalam konsol ini cukup ideal dan tampak nyaman.

Logitech merupakan perusahaan yang banyak memproduksi beragam perlengkapan komputer, laptop, dan gaming secara global dan memiliki pasar yang sangat luas di berbagai negara, termasuk Indonesia. Company yang lahir di Lausanne, Switzerland ini paling dikenal oleh masyarakat dengan produknya yakni mouse, keyboard, dan headset gaming-nya.