Tag Archives: Decluttering

Menyegarkan Pikiran dengan Digital Decluttering

Belakangan ini, dapat dirasakan bahwa masyarakat Indonesia semakin melek dengan teknologi digital seperti dalam hal penggunaan internet, media sosial, dan lainnya. Meskipun demikian, kita tetap perlu berhati-hati karena teknologi digital juga dapat membuat kecanduan yang mengakibatkan penurunan produktivitas. 

Dikutip dari KataData, sebuah riset dari data.ai berjudul State of Mobile 2023, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan waktu selama 5,7 jam per hari untuk menggunakan internet pada tahun 2022. Jumlah ini meningkat dari tahun 2021 dimana jumlahnya adalah 5,4 jam per hari. 

Data tersebut juga menyebutkan bahwa masyarakat di Indonesia menempati urutan pertama di dunia dalam hal penggunaan internet dengan durasi terlama. Sebagian besar dari mereka memanfaatkannya untuk menggunakan Whatsapp atau Instagram. 

Pemakaian teknologi digital, seperti internet yang terlalu lama dapat membuat kita terkena kecanduan digital, yang membuat kehidupan kita menjadi kurang produktif. Menyegarkan pikiran sangatlah diperlukan untuk melepaskan diri kita dari dampak buruk kecanduan digital.

Salah satu solusi untuk kembali menyegarkan pikiran dapat dilakukan adalah dengan melakukan digital decluttering atau menata ulang ruang digital kita. Dalam buku “Digital Minimalism” karya Cal Newport, disebutkan bahwa digital decluttering adalah sebuah gaya hidup yang mengajak kita untuk menyegarkan kehidupan dengan menyingkirkan hal-hal yang mengganggu dan membuat kita tidak produktif dalam teknologi digital.

Di bawah ini terangkum beberapa tips sederhana yang dapat dilakukan untuk mendukung aktivitas digital decluttering:

1) Tentukan waktu untuk mengistirahatkan diri dari teknologi digital

Jangan menggunakan teknologi digital berlebihan. Tentukan waktu kapan kita harus istirahat sejenak dari teknologi digital, semisal 30 menit sebelum tidur. Jika kita sedang cuti, kita bisa menggunakan momen tersebut untuk benar-benar melepaskan diri dari teknologi digital, setidaknya dalam waktu satu hari. Hal ini akan meringankan beban kita dari hiruk pikuk dunia digital.

2) Menghapus file dan aplikasi yang tidak mendukung

Terlalu banyak file atau aplikasi yang ada di teknologi digital kita cenderung akan membebani. Saat waktu luang, mulailah untuk memeriksa handphone atau laptop. Hapuslah file dan aplikasi yang tidak lagi terpakai. Cukup menyimpan hal – hal yang mendukung produktivitas seperti untuk keperluan belajar atau bekerja. Jika ada hal yang bersifat sekunder dalam teknologi digital seperti aplikasi game, pastikan tidak membuat tanggung jawab jadi terabaikan. 

3) Menjual atau menyumbang teknologi digital yang tidak terpakai

Selain melakukan pembersihan file atau aplikasi, kita juga perlu mengevaluasi apakah selama ini teknologi digital yang disimpan benar-benar dipakai dengan maksimal atau tidak. Tentu sangat disayangkan jika ada smartphone atau laptop yang tidak dipakai secara maksimal, atau bahkan menganggur. Jika tidak mendesak, sebaiknya cukup memiliki satu handphone atau laptop. Jualah atau sumbangkan kepada orang yang membutuhkan jika ada yang tidak terpakai. 

4). Perbanyak aktivitas offline

Setelah merapikan ruang digital kita, jangan lupa untuk menyeimbangkan aktivitas online dan offline. Perbanyak aktivitas yang dapat melepaskan diri dari ketergantungan gadget seperti berolahraga, melukis, atau menulis di buku catatan. Hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan digital decluttering kedepannya, serta mencegah dari bahaya radiasi. 

Digital decluttering adalah solusi sederhana yang dapat dilakukan untuk menyegarkan pikiran dan mencegah dari kecanduan terhadap teknologi digital. Jadilah generasi yang menggenggam teknologi digital, bukan digenggam.

Referensi:

Septiani, L. (2023, January 20). Warga Indonesia Juara 1 Kecanduan Internet di Dunia. Katadata.co.id. https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63ca6dd521ebb/warga-indonesia-juara-1-kecanduan-internet-di-dunia 

Newport, C. (2019). Digital Minimalism. Porthfolio Penguin.