Tag Archives: Digital

Minimalisme Digital, Apa Urgensinya? – #DigitalBisa

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Teknologi digital diciptakan dan hadir ke tengah-tengah kita untuk mempermudah kehidupan kita semua. Bukan malah menimbulkan masalah dan mengganggu kehidupan diri kita.

Dewasa ini, peningkatan aksesibilitas serta mobilitas teknologi digital dengan cepat mengubah cara kita berkomunikasi. Peradaban kita sekarang ini telah berada pada fase yang disebut-sebut oleh sementara kalangan sebagai fase homo digitalis, tatkala eksistensi kita, suka atau tidak, lebih banyak ditentukan oleh aktivitas digital.

Sulit dimungkiri bahwa kehidupan kita sekarang ini bergantung banyak pada teknologi digital, terlepas dari jabatan apa pun yang kita sandang maupun lokasi di mana kita berada. Tak perlu jauh-jauh, lihat saja keseharian kita. Bukan suatu yang aneh saat ini ketika kita bangun di pagi hari yang pertama kita cari dan sentuh adalah ponsel pintar. Hal seperti ini sudah menjadi semacam ritual harian bagi kebanyakan orang.

Bukan hal yang aneh pula tatkala kita ngumpul bersama orang-orang lainnya, entah itu teman, sahabat atau kerabat, perhatian kita dan juga perhatian orang-orang di sekitar kita justru terfokus pada gawai masing-masing. Ironis memang. Kita dekat, tetapi jauh. Sebaliknya, yang jauh dari kita mungkin malah menjadi dekat. Karena itu, sebagian orang menyebut bahwa di era digital ini gawai telah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.

Sulit dibantah bahwa teknologi digital telah membantu mempermudah dan menyenangkan kehidupan kita. Walau demikian, tak semestinya pula kehidupan kita bergantung sepenuhnya pada teknologi digital. Ia memang penting. Tapi, kita dituntut selektif dalam menetapkan mana teknologi digital yang memang benar-benar kita butuhkan dan mana yang sama sekali tidak kita butuhkan.

Pada konteks inilah agaknya apa yang disebut oleh Cal Newport (2019) sebagai minimalisme digital perlu kiranya kita amalkan. 

Newport mendefinisikan minimalisme digital sebagai filosofi penggunaan teknologi di mana kita memfokuskan waktu online pada sejumlah kecil aktivitas yang dipilih dan dioptimalkan, yang sangat mendukung hal-hal yang kita hargai dan kemudian dengan senang hati melewatkan hal-hal yang lainnya.

Lalu, apa sih tujuan minimalisme digital ini?

Pada dasarnya, minimalisme digital tidak dimaksudkan agar kita menjauhi teknologi digital. Apalagi sampai tidak memanfaatkannya sama sekali. Tujuan utama menerapkan minimalisme digital yaitu agar kita benar-benar fokus menggunakan hanya teknologi dan perangkat yang sangat berguna dan sangat kita butuhkan di saat yang tepat pula.

Oleh karena itu, selalu pastikan bahwa kita memang menggunakan teknologi dan perangkat digital yang hanya kita butuhkan. Dengan demikian, manfaatnya dapat benar-benar kita rasakan. Ambil contoh, jika kita seorang mahasiswa, gunakan teknologi dan perangkat yang mendukung aktivitas sebagai seorang mahasiswa.

Selain menetapkan teknologi dan perangkat digital seperti apa yang kita butuhkan, kita perlu pula membatasi aktivitas digital kita. Itu berarti bahwa kita mesti mampu mengatur kehadiran online diri kita. Kapan harus online dan kapan harus offline mesti bisa kita seimbangkan. Dengan begitu, fenomena yang dekat menjadi jauh dan sebaliknya yang jauh menjadi dekat tak perlu sampai akhinya mengganggu kehidupan kita.

Teknologi digital hadir untuk membantu aktivitas kita. Ia diciptakan untuk mempermudah kehidupan kita. Bukan malah menimbulkan masalah dan mengganggu kehidupan diri kita, keluarga kita, dan orang-orang lain di sekitar kita. Jangan sampai kehadiran teknologi digital justru merenggut bagian-bagian penting dan paling berharga dari kehidupan kita dan keluarga kita. Teknologi, seberapapun canggihnya, harus tetap mampu kita kendalikan. Jangan malah teknologi yang mengendalikan dan menjajah kehidupan kita.

Minimalisme digital perlu menjadi pilihan kita sekarang ini justru agar kita dapat memanfaatkan teknologi digital seoptimal mungkin untuk kebaikan diri kita, keluarga kita, dan orang-orang lain di sekitar kita. Bukan malah sebaliknya.***

 

Pesulap Merah Bongkar Kedok Penipuan dengan Memanfaatkan Platform Digital

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Di era digital ini, masih ada yang percaya dengan dunia klenik. Datanglah Marcel Radhival sebagai Pesulap Merah yang membongkar penipuan berkedok dukun dengan memanfaatkan platform digital. Melalui kanal YouTube dan TikTok, Pesulap Merah membeberkan trik-trik yang biasa dipakai dukun untuk menipu korbannya.

Drama Pesulap Merah vs paranormal ini sempat menjadi perbincangan hangat di internet. Sebagian orang mendukung langkah Pesulap Merah untuk membuka kartu para penipu berkedok orang sakti dan orang pintar. Sebab di zaman ketika teknologi dan sains terkesan ajaib sampai terasa seperti magic, kok ya masih ada yang percaya dengan dunia klenik?

Di podcast Close the Door Deddy Corbuzier, Pesulap Merah mengaku banyak koleganya yang sesama pesulap banting setir menjadi dukun begitu industri sulap meredup. Namun, Pesulap Merah tetap bertahan di dunia sulap. Dengan pengetahuannya, Pesulap Merah bantu membuka mata publik tentang kebohongan yang dilakukan oleh para dukun.

Sebagian besar trik yang dipakai para dukun menerapkan ilmu sulap, jadilah Pesulap Merah tahu celah untuk mengungkapkannya. Misalnya, tipuan batu yang konon punya kekuatan gaib karena bisa bergerak sendiri. Pesulap Merah mengatakan bahwa batu tersebut bergerak bukan karena tenaga supranatural, melainkan sensor cahaya. Jadi, ketika batu tersebut terkena cahaya, seperti disorot pakai senter, maka batu canggih itu bakalan berputar-putar seperti digerakkan jin.

Kalau kita menjadi saksi dari kecanggihan teknologi, harusnya kita jadi haus ilmu pengetahuan dan mulai belajar sains, bukan justru mundur ke zaman batu.

Dalam satu video di TikTok, Pesulap Merah juga sempat menyinggung praktik investasi bodong yang konon bisa menggandakan uang. Pesulap Merah berani mengatakan bahwa pelaku penipuan investasi tersebut memakai trik sulap. Bahkan Pesulap Merah bisa melakukan trik yang tak kalah menakjubkan. Dengan menggoyang-goyangkan sebuah akuarium, Pesulap Merah bisa menyulap ruang kosong jadi terisi lembaran uang. Wah, mencengangkan, bukan?

Di akhir video sulap pengadaan uang itu, Pesulap Merah berpesan kepada para penonton bahwa jika ingin mendapatkan uang sebanyak mungkin, caranya adalah kerja, cari duit sendiri. Sebab kalau percaya penggandaan uang, yang ada malah terjebak skema ponzi yang dibalut dengan trik sulap.

Di tangan Pesulap Merah, platform digital menjadi sarana menyebarkan kebenaran sekaligus edukasi. Dengan berperan aktif di dunia digital, seharusnya warganet juga sama seperti Pesulap Merah, menjadi lebih jeli sehingga bisa terhindar dari segala bentuk penipuan. Sebab literasi digital sudah ditegakkan. PR kita tinggal melek digital saja. Jangan malas untuk mencari tahu sumber informasi kredibel di internet serta tak lupa memperbanyak referensi.

Pesulap Merah mencontohkan kita bagaimana seharusnya platform digital dimanfaatkan, yaitu menebarkan fakta dan membongkar hoaks. Dengan begitu, kita turut membantu masyarakat di internet menjadi lebih banyak tahu dan kritis dengan arus penyebaran informasi.

Aksi Pesulap Merah sukses membuat para dukun se-Nusantara meradang. Bahkan persatuan dukun sampai berniat melaporkan Marcel Radhival ke polisi. Lantaran kampanye yang digalakkan Pesulap Merah bisa membuat profesi dukun terancam. 

Tentu saja polemik ini terasa menggelitik. Pasalnya, kalau para dukun itu bisa membuat usaha pasiennya laris dengan penglaris, mengapa mereka masih merasa terancam dengan Pesulap Merah? Kan tinggal pakai penglaris biar usaha perdukunan lancar.

Pesulap Merah telah membuat banyak orang menjadi kritis terhadap hal-hal yang tiada logika. Semua itu bermula dari pemanfaatan media digital untuk menyebarkan konten-konten edukatif nan menghibur ala Pesulap Merah.  Tertarik mengikuti jejak inspiratif Pesulap Merah?

Membongkar Proyek Digital Strategis Kemenkominfo 2020-2024

#DigitalBisa

#UntukIndonesiaLebihBaik

Akhir-akhir ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia mendapatkan beragam kritik dari masyarakat terkait dengan kebijakan-kebijakan yang justru dianggap kurang menguntungkan bagi sebagian pihak. Lalu apa yang sebenarnya Komenkominfo inginkan? Kemudian, apa dampak yang akan diterima masyarakat dari munculnya kebijakan-kebijakan “strategis” Kemenkominfo?

Membangun Kekuatan Digital Nasional

Dimuat dalam Rencana Strategis (Restra) Kemenkominfo Tahun 2020-2045, pemerintah memiliki target besar dalam membangun kekuatan digital nasional. Target ini termuat dalam tiga poin utama. Pertama, penyediaan dan pemerataan infrastruktur yang merata di Indonesia. Kedua, percepatan transformasi digital pada: bisnis, masyarakat, serta pemerintah. Ketiga, perkuatan transparansi dan pengelolaan informasi & komunikasi kepada publik.

Upaya perkuatan digital nasional ditempuh dengan berbagai cara, seperti: perluasan akses internet 4G serta pembangunan internet 5G, pembangunan talenta digital, penguatan ekosistem bisnis digital (startup), hingga digitalisasi birokrasi pemerintah. Proyek strategis ini tentu saja akan menguntungkan masyarakat jika diimplementasikan secara benar, apalagi saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan digitalisasi pada berbagai lini massa.

Tantangan terbesar dalam mengembangkan sistem digital di tanah air adalah banyak muncul kejahatan digital (cybercrime) seperti: kebocoran data pribadi, perjudian ilegal, konten pornografi, serta kegiatan lain yang merugikan masyarakat. Hal ini yang mendorong pemerintah melalui Kemkominfo untuk meningkatkan keamanan di dunia digital. Salah satunya melalui penerbitan regulasi perundangan.

Proyek Kontroversi PSE

Salah satu yang menjadi kontroversi adalah adanya konsep Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). PSE turut diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020, yang sebelumnya berlaku PERMENKOMINFO Nomor 19 dan Nomor 36 Tahun 2014. PSE sendiri didefinisikan sebagai setiap orang, penyelenggara negara, badan usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada Pengguna Sistem Elektronik untuk keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain.

PSE menuai banyak kontroversi di masyarakat lantaran munculnya PSE menyebabkan banyak website atau aplikasi yang berguna bagi masyarakat ditangguhkan oleh pemerintah. Sebut saja Paypal yang sempat diblokir di Indonesia, aplikasi ini sangat berguna bagi masyarakat utamanya freelancer dalam melakukan transaksi antar negara.

PSE juga dapat mematikan industri gim di kalangan anak muda. Banyak gim yang juga terkena impas dari munculnya PSE di Indonesia. Kemkominfo berdalih bahwa terblokirnya gim-gim asing justru bisa membangkitkan semangat nasionalisme anak muda di tanah air untuk bisa menciptakan gim-gim serupa. Hal ini justru bisa menyebabkan matinya kreativitas anak muda tanah air.

Kontroversi lain adalah terkait dengan privasi masyarakat. Sesuai dengan Restra Kemkominfo serta mengacu pada Permenkominfo Nomor 5 Tahun 2020, proyek strategis juga mencakup pengawasan dan monitoring bandwidth traffic yang diawasi langsung oleh negara. Cakupan data-data privasi dianggap terlalu berlebihan karena negara (melalui aparat penegak hukum) dapat mengakses data secara spesifik dari individu, mulai dari data kesehatan pribadi, kehidupan/orientasi seksual, pandangan politik, hingga data keuangan pribadi.

DNS Nasional dan Search Engine Gatotkaca

Untuk mendukung proyek strategis Kemenkominfo, pemerintah rencananya akan membuat sebuah sistem yang disebut sebagai Domain Name Server (DNS) secara nasional. DNS merupakan sistem yang menyimpan nama domain dalam basis data di jaringan internet yang terhubung dalam TCP/IP. Dengan munculnya DNS secara nasional maka aktivitas internet dalam negeri akan diawasi serta dikontrol. Sekali lagi, Kemenkominfo menganggap proyek ini akan mendukung berjalannya digitalisasi nasional ke arah yang positif dan meminimalisir terjadinya cybercrime.

Menteri Kominfo, Johnny Gerard Plate bahkan masih memiliki mimpi besar dalam dunia digital di tanah air, yaitu menciptakan layanan mesin pencari atau search engine yang diberi nama Gatotkaca. Tapi sayang, proyek ini digadang-gadang tidaklah murah serta membutuhkan anggaran negara yang fantastis.

Urgensinya Apa, ya?

Kebijakan pemerintah hakikatnya merupakan kebijakan yang ditujukan untuk kepentingan publik secara luas, tetapi tidak semua kepentingan publik bisa diakomodir melalui kebijakan pemerintah. Suatu kebijakan bisa saja menguntungkan atau merugikan salah satu pihak. Maka, diperlukan kecermatan oleh pemerintah selaku pemangku kebijakan agar pihak-pihak yang dirugikan diberikan solusi secara konkret.

Terdapat urgensi penting dalam menuju digitalisasi nasional saat ini, yaitu perluasan akses serta infrastruktur teknologi, informasi, dan komunikasi. Ketimpangan dalam penetrasi internet juga masih tinggi antara wilayah Indonesia bagian timur dengan bagian barat. Di Indonesia bagian barat, penetrasi internet telah mencapai 77,90% dibandingkan pada wilayah bagian timur yang masih 68,65%. Bahkan indeks literasi digital Indonesia masih di angka 3,49 atau masih dalam kategori sedang.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harusnya memiliki prioritas utama dalam perluasan akses digital secara nasional dibandingkan hanya “berandai-andai” untuk menghabiskan fiskal negara. Tidak hanya itu, peran pemerintah untuk mendorong literasi digital sanggatlah penting. Dengan dorongan literasi digital yang baik akan menciptakan sistem masyarakat yang kreatif serta melek sistem teknologi.

Bacaan Lebih Lanjut:

Kemkominfo. (2020). Draft Rencana Strategis Kemkominfo. Diakses dan diunduh melalui: https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Lampiran%202%20Rancangan%20Rencana%20Strategis%20Kemenkominfo%202020-2024.pdf

Kemkominfo. (2020). Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020. Diakses dan diunduh melalui: http://202.89.117.28/produk_hukum/view/id/759/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+informatika+nomor+5+tahun+2020

Pengabdi Setan 2: Communion, Seramnya Kehidupan Sebelum Era Digital

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Pengabdi Setan 2: Communion memang seram. Sebab filmnya menggambarkan kehidupan sebelum era digital. Dari mulai orang-orangnya belum mengenal internet sampai terbatasnya komunikasi.

Anak-anak yang menjadi tokoh utama di film ini, yaitu Rini, Toni, dan Bondi sempat kehilangan jejak sang ayah. Pasalnya, sewaktu meninggalkan rumah untuk merantau ke kota, Bapak tidak pernah video call dengan anak-anaknya. Selain karena sibuk kerja, yang jelas saat itu juga belum ada teknologi video call.

Di awal cerita filmnya, diceritakan Rini diganggu penampakan-penampakan aneh di rusun. Melalui bibir pintu, Rini menyaksikan tetangga-tetangga rusunnya sedang melakukan aktivitas tak lazim di unit masing-masing. Dari mulai keluarga yang tertawa menonton acara televisi, lanjut ke keluarga sebelahnya yang terhibur dengan mendengarkan siaran radio, sampai keluarga berikutnya yang terbahak-bahak menghadap tembok. Kemungkinan keluarga terakhir tidak punya pesawat televisi dan radio, jadi hiburannya cuma tembok. Seram, bukan?

Zaman dulu yang serba analog memang tidak bisa disamakan dengan zaman serba digital seperti sekarang. Seandainya Pengabdi Setan 2 berlatarkan pada era digital, kemungkinan tetangga-tetangga Rini itu sedang asyik nonton Netflix, mendengarkan podcast, sampai sibuk menatap tembok. Tapi temboknya tembok Facebook. Tidak jadi seram, karena masih bernuansa digital, bukan?

Selain adegan tetangga-tetangga aneh, Pengabdi Setan juga menunjukkan adegan seram lewat adegan lift yang rusak. Saat itu jalur komunikasi begitu terbatas. Begitu lift rusak, penghuni rusun langsung panik dan menekan-nekan tombol lift. Sampai akhirnya lift ambrol dan terjadilah kecelakaan yang mengerikan. Kalau zaman sekarang tinggal telepon teknisi untuk minta tolong. Tetap panik sih, tapi masih ada harapan.

Keseraman lainnya ditampilkan lewat dilema Toni yang dijebak untuk memilih senter atau korek api. Ceritanya, Toni dimintai tolong oleh pemuka agama untuk menengok unit-unit rusun di mana ada jenazah korban kecelakaan lift di sana. Untuk menemani perjalanan uji nyali itu, Toni memilih korek api sebagai penerang jalan di koridor rusun yang gelap karena badai dan mati lampu. 

Coba kalau setting waktunya zaman sekarang, bisa pakai senter hape. Nggak perlu repot-repot menyalakan korek api. Kalau Toni takut, tinggal minta ditemani via video call oleh tokoh bernama Tari yang diperankan Ratu Felisha.

Bisa dibayangkan seramnya keadaan pada zaman ketika cerita Pengabdi Setan 2 ini terjadi: terbatasnya pilihan hiburan, komunikasi yang terkendala teknologi, sampai opsi penerangan yang terbatas.

Suramnya setting waktu Pengabdi Setan 2 berbanding terbalik dengan cemerlangnya perolehan penonton dari film horor besutan Joko Anwar ini. Dengan memanfaatkan platform digital, Joko Anwar bisa mempromosikan filmnya sampai laku keras. Pencapaian sekuel filmnya ini sampai menyaingi film pendahulunya.

Film pertama Pengabdi Setan pun bisa sukses karena jelinya Joko Anwar memanfaatkan internet. Berawal dari Joko Anwar menantang para warganet untuk membuat meme dengan menggunakan poster Pengabdi Setan. Bukannya baper karyanya dijadikan parodi, Joko Anwar justru memfasilitasi kreativitas para pembuat meme.

Meme yang memparodikan Pengabdi Setan itu turut menjadi sumber promosi untuk filmnya itu sendiri. Alhasil, banyak orang yang melihat meme itu menjadi penasaran dan berakhir di depan kasir bioskop untuk memesan tiket filmnya. Bahkan di satu infotainment, ada segmen yang membahas meme-meme Pengabdi Setan. Salah satu meme yang lucu adalah plesetan Pengabdi Setan menjadi Pengap di Kosan. Lucu, bukan?

Dengan kekuatan digital, sesuatu yang seram memang bisa jadi lucu. Bahkan membahagiakan dan membanggakan bagi Joko Anwar yang mendapatkan apresiasi untuk karyanya dari penggemarnya di media sosial, tentu saja.

Inovasi Perlombaan 17 Agustus Berbasis Digital

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang ditetapkan sebagai hari kemerdekaan negara kita Republik Indonesia tercinta. Hampir seluruh wilayah di Indonesia baik di kota kecil maupun di kota besar sekaligus. Hari tersebut dilaksanakan begitu hikmat, guna mengenang jasa pahlawan Republik Indonesia yang gugur dalam upaya mengusir penjajah dari negara kita. Acara yang diselanggarakan pun cukup unik dan menarik, mulai dari pelaksanaan upacara bendera saat pagi hari, lalu terdapat pertunjukan, bahkan diadakannya perlombaan yang dapat diikuti oleh semua kalangan.

Semenjak pandemi Covid-19 menyelimuti negeri kita, semua kegiatan dihentikan untuk sementara waktu. Salah satunya ialah kegiatan perayaan hari kemerdekaan. Hari yang biasanya ramai dilaksanakan berbagai acara, mau tidak mau harus ditiadakan dalam waktu yang tidak ditentukan sampai dengan keadaan benar-benar membaik. Namun, dengan situasi yang tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan secara offline bukan berarti tidak dapat dilakukan sama sekali. Masih banyak alternatif lain untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia, salah satunya menggunakan media online. Media online seringkali dijadikan sebagai jalur alternatif untuk melakukan suatu kegiatan di masa pandemi, seperti menimba ilmu, mencari pemasukan, berinteraksi dengan sesama, hingga menyelenggarakan perlombaan. Berikut adalah referensi bagi kalian yang akan mengadakan perlombaan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia di lingkungan tempat tinggal:

1. Cerdas Cermat

Kegiatan ini sangat cocok untuk diselenggarakan saat perlombaan 17 Agustus-an. Selain dapat menambah wawasan, mengingat peserta yang mengikuti kegiatan 17 Agustus-an rata-rata pelajar yang masih duduk di bangku SD hingga SMP. Materi yang dimasukkan ke dalam soal beraneka ragam, mulai dari mata pelajaran sekolah hingga pengetahuan umum seputar Indonesia. Terdapat banyak sekali media yang dapatt digunakan untuk pengerjaan soal, mulai dari LMS (Learning Management System), Kahoot, Quizziz, hingga Google Form.

2. Membuat Konten

Membuat konten menarik dan diunggah ke media sosial dapat menjadi acuan untuk dijadikan sebagai ajang perlombaan pada kegiatan 17 Agustus-an. Konten yang dapat dijadikan sebagai tema antara lain seperti menyanyikan lagu kebangsaan, berpidato, maupun melakukan tarian daerah. Selain ikut memeriahkan hari kemerdekaan, tujuan dibuatnya acara ini dapat meningkatkan kelestarian seni maupun budaya yang Indonesia miliki.

3. E-Sport

E-sport merupakan sebuah industri yang sedang hangat diperbincangkan oleh media. Banyaknya game online yang mengadakan tournament skala internasional serta nominal hadiah yang dapat membuat kita geleng-geleng kepala mengakibatkan banyak anak muda yang tergiur untuk menjadi seorang pro player e-sport. Baik anak muda maupun seseorang yang sudah dewasa bukan menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpi tersebut. Hal ini dapat dijadikan sebagai moment yang tepat bagi seseorang yang ingin menjadi pemain hebat suatu saat nanti. Dimulai dari skala kecil tinggak desa yang diadakan untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia, dapat menjadi portofolio untuk melangkah lebih jauh kedepannya.

4. Membuat Artikel

Artikel merupakan sekumpulan kata, kalimat, serta paragraf yang dipadukan menjadi satu sehingga membentuk suatu informasi penting dan juga bermanfaat. Banyak sekali platform yang dapat digunakan untuk menulis dan mengunggah artikel, #DigitalBisa contohnya. Dengan menulis di platform #DigitalBisa, kalian memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang tunai sebesar 100.000 rupiah untuk setiap artikel yang berhasil diunggah. Kalian tentu harus memiliki akun dari Link Aja sebagai media untuk pengiriman reward. Hal ini sangat cocok untuk diterapkan bagi peserta lomba 17 Agustus-an yang memiliki minat dan bakat menulis. Sangat jarang bukan kita dapat ikut serta memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia dengan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Setelah menyimak pernyataan di atas, kira-kira kegiatan apa yang akan kalian terapkan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia di tempat tinggal kalian? Atau kalian sudah memiliki inovasi yang lebih menarik dari yang sudah dibahas? Apapun kegiatan yang sobat lakukan tentu jangan lupa untuk tidak meninggalkan rasa nasionalisme dan juga patriotisme pada Negara Indonesia tercinta ini. Mari bela negara kita dengan memajukan kualitas yang dihasilkan dengan bantuan digitalisasi, semoga Indonesia menjadi semakin baik untuk kedepannya dengan hadirnya campur tangan generasi milenial.

Kualitas Kehidupan Digital Indonesia Anjlog Satu Setrip, Apa yang Perlu Dilakukan?

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Keterjangkauan layanan internet dan kecepatan broadband di Indonesia perlu semakin ditingkatkan guna memperbaiki kualitas kehidupan digital masyarakat kita.

Perusahaan penyedia layanan virtual private network (VPN), Surfshark, baru saja merilis Indeks Kualitas Kehidupan Digital (Digital Quality of Life Index). Dalam indeks tersebut, Denmark berhasil menyabet predikat sebagai negara dengan kualitas kehidupan digital terbaik di dunia untuk saat ini. Pada tahun 2021 lalu, negara Skandinavia itu berhasil meraih total 0,83 poin, yang menempatkannya di peringkat teratas dari daftar 110 negara yang masuk dalam Digital Quality of Life Index.

Aspek-aspek yang jadi bahan penilaian untuk menetapkan kualitas kehidupan digital yaitu kualitas internet, keterjangkauan, keamanan siber, layanan pemerintahan online, dan infrastruktur elektronik.

Di bawah Denmark, ada Korea Selatan dan Finlandia. Masing-masing dengan 0,76 poin. Menyusul kemudian Israel (0,74 poin), Amerika Serikat (0,74 poin), Singapura (0,72 poin), Prancis (0,71 poin), dan Swiss (0,71 poin).

Denmark paling unggul dalam hal keterjangkauan internet dan infrakstruktur elektronik.Adapun soal kecepatan broadband, Singapura memimpin di urutan paling atas.

Untuk kualitas internet, Korea Selatan menduduki peringkat pertama. Sedangkan untuk pemerintahan elektronik dan keamanan elektronik, masing-masing dimenangi oleh Amerika Serikat dan Yunani.

Lantas, bagaimana dengan posisi Indonesia dalam Digital Quality of Life Index?

Di level global, Indonesia saat ini berada di peringkat 72. Sedangkan di level regional, Indonesia berada di peringkat 20 dari 32 negara.

Untuk keterjangkauan internet, posisi Indonesia berada di peringkat 97. Sementara dalam soal kecepatan broadband, Indonesia berada di peringkat 90.

Adapun untuk kualitas internet, infrastruktur elektronik, dan keamanan siber, Indonesia harus puas berada di peringkat 79, 74, dan 68. Untuk pemerintahan online, Indonesia menempati urutan 66.

Secara keseluruhan, posisi Indonesia dalam Digital Quality of Life Index kali ini anjlog satu peringkat dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya.

Tentu saja, Digital Quality of Life Index ini dapat menjadi rujukan berharga bagi pemerintah kita, terutama dalam upaya meningkatkan keterjangkauan internet dan meningkatkan kecepatan layanan broadband di negeri ini.

Keterjangkauan internet dibutuhkan agar keadilan digital dapat benar-benar mewujud di negara kita. Digitalisasi adalah sebuah keniscayaan. Layanan internet telah menjadi salah satu hak dasar masyarakat, tanpa terkecuali.

Oleh sebab itu, keterjangkauan internet wajib diusahakan. Hingga Juli 2022, masih ada puluhan ribu desa di negara kita yang masih belum terkoneksi internet. Pada saat yang sama, masih ada ratusan pos militer yang juga belum memiliki akses internet.

Kecepatan broadband di negeri ini perlu pula ditingkatkan. Kala dunia kian terdigitalisasi, keberadaan teknologi broadband sangat didibuthkan karena telah menjadi salah satu tulang punggung bagi kemajuan sektor ekonomi.

Para pakar ekonomi sepakat bahwa ketersediaan layanan broadband bakal meningkatkan lapangan kerja dan mengerek pertumbuhan ekonomi. Kajian yang dilakukan Bank Dunia menyimpulkan bahwa 1 persen penetrasi broadband dapat menurunkan 8,6 persen pengangguran, dan 10 persen penetrasi broadband dapat meningkatkan sekitar 1,38 persen pertumbuhan ekonomi. 

Dalam mengejar kualitas kehidupan digital, Indonesia tidak boleh ketinggalan kereta dari negara-negara lainnya. Peringkat kita dalam Digital Quality of Life Index dapat dijadikan bahan masukan penting bagi para pengambil keputusan di negara kita dalam merumuskan dan menetapkan strategi yang tepat dalam ikhtiar mengerek tingkat kualitas kehidupan digital bangsa ini ke posisi yang lebih baik lagi, sehingga turut menopang peningkatan kesejahteraan masyarakat kita, di mana pun mereka berada.***

Pentingnya Menguasai Bahasa Tubuh Digital

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Di masa sekarang, berkomunikasi secara digital merupakan hal yang semakin sering kita lakukan, baik dalam lingkup formal, semi formal, maupun informal. Oleh sebab itu, bahasa tubuh digital menjadi aspek yang juga semakin penting untuk kita kuasai saat ini.

Pada dasarnya, sebagian besar bahasa tubuh fisik kita selama ini terjadi secara otomatis. Artinya, ia berlangsung secara refleksif, naluriah, dan tidak disengaja.

Bagaimana dengan bahasa tubuh digital? Berbeda dengan bahasa tubuh fisik, bahasa tubuh digital umumnya cenderung kurang/tidak terlihat secara langsung. Bahasa tubuh digital ini biasanya kita gunakan di ruang-ruang digital ketika kita berkomunikasi, misalnya, melalui e-mail, messenger, platform percakapan digital atau konferensi video.

Seperti juga bahasa tubuh fisik, cara kita berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh digital dapat mengungkapkan banyak hal tentang diri kita, seperti sikap, niat, serta keinginan atau motivasi kita.

Di era digital sekarang, untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan menghindari kesalahpahaman dengan pihak-pihak yang kita ajak berkomunikasi secara digital, kita perlu mampu mengontrol bahasa tubuh digital kita.

Coba, ingat-ingat apakah Anda pernah terima e-mail atau mungkin mengirim e-mail yang kalimat-kalimatnya diakhiri dengan sejumlah tanda seru, padahal mestinya tanda titik. Atau apakah Anda pernah pula terima e-mail atau pesan singkat lewat platform perpesanan yang bertaburan emoji di antara teks-teksnya?

Coba, ingat-ingat pula saat pernah melakukan rapat Zoom. Apakah Anda atau peserta rapat lainnya sempat memeriksa telepon atau pesan yang masuk setidaknya sekali selama rapat? Dan apakah Anda atau peserta rapat yang lain berhenti sejenak untuk memastikan bahwa pembicara lain telah selesai? Atau justru sering menyela kalimat-kalimat mereka, karena gagal memperhitungkan sedikit keterlambatan (lag) dalam koneksi?

Mengutip sebuah survey yang melibatkan 2.000 karyawan dan manajer, Erica Dhawan, penulis buku bertajuk Digital Body Language: How to Build Trust and Connection, No Matter the Distance, menyebut bahwa sekitar 70 persen karyawan dan manajer melakukan komunikasi digital yang buruk sehingga menjadi penghalang bagi lancarnya pekerjaan mereka, yang menyebabkan sekitar empat jam waktu terbuang setiap minggu.

Guna memperbaiki komunikasi digital, Erica Dhawan menyarankan antara lain agar kita benar-benar mempertimbangkan komunikasi tertulis, dimulai dengan penggunaan emoji dan tanda baca, seperti tanda seru secara tepat.

Dhawan berpendapat bahwa hal-hal tersebut dapat membantu memperjelas arti kata-kata itu sendiri, sama seperti kita menganggukkan kepala atau menyeringai saat melakukan komunikasi tatap langsung.

Sementara itu, terkait dengan bahasa tubuh digital ketika kita melakukan komunikasi lewat konferensi video, Jo Meunier, editor senior untuk Allwork Space, memberi beberapa tip sebagai berikut.

Pertama, perhatikan postur. Seperti halnya pertemuan tatap muka, postur dalam konferensi video dapat menunjukkan mood atau keadaan diri Anda. Contohnya, duduk cenderung merosot dapat menandakan Anda merasa bosan dan tidak tertarik. Duduk tegak akan membantu Anda tampil lebih percaya diri dan terlihat cakap.

Kedua, rilekskan lengan. Menyilangkan tangan terlihat defensif dan secara tidak sengaja menciptakan penghalang antara diri Anda dan peserta konferensi video lainnya. Hambatan komunikasi lainnya termasuk menjentikkan jari dan meremas-remas tangan Anda saat berbicara. Jaga tangan dan lengan tetap longgar di depan tubuh, lipat ringan di pangkuan Anda atau di atas meja. Jika Anda berdiri, mulailah dengan tangan di sisi tubuh dan angkat untuk memberi isyarat saat memang perlu. Ini akan memperkuat apa yang Anda katakan.

Ketiga, atur kontak mata. Selama percakapan apa pun, kontak mata sangat penting.  Namun, dalam konferensi video, Anda sesungguhnya melihat layar ketimbang secara langsung menatap ke mata seseorang. Jika Anda cenderung melihat layar daripada kamera (kebanyakan orang melakukannya), coba gerakkan jendela video Anda sedekat mungkin dengan lensa kamera komputer sehingga Anda melihat ke tempat yang kira-kira tepat saat Anda melihat wajah peserta.

Keempat, tunjukkan minat dan bukan kegelisahan. Mengutak-atik barang-barang di meja atau mengusap-ngusap rambut Anda selama konferensi video dapat mengganggu orang lain. Hal tersebut dapat ditafsirkan bahwa Anda terlihat gugup. Hal yang sama berlaku untuk gerakan lainnya seperti menggaruk-garuk hidung atau mengunyah bibir. Sebaiknya cobalah untuk tetap diam. Buat catatan atau duduk rapi dan tetap fokus pada konferensi video yang sedang dilangsungkan. Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan secara aktif dengan mengangguk setuju (bila perlu) dan mengangkat alis.

Kelima, tersenyumlah. Hal pertama yang dilihat orang dalam konferensi video adalah ekspresi wajah Anda. Jadi, bersiaplah dengan senyuman segera setelah video Anda mulai on. Sambutan yang hangat dan ramah dengan balutan senyum cerah ikut menentukan jalannya percakapan yang positif dan produktif.

Dengan transformasi digital dan proses digitalisasi yang merangsek ke hampir semua sendi kehidupan kita, komunikasi secara digital tampaknya bakal semakin intens. Penguasaan bahasa tubuh digital secara baik akan membantu kita melakukan komunikasi secara lebih efektif dan produktif.***


Sumber rujukan:
1) David Robson. 2021. Online, as in Real-life, It’s Not Just What You Say but How You Say It.
https://www.bbc.com/worklife/article/20210617-the-digital-body-language-cues-you-send-or-dont-send

2) Erica Dhawan. 2021. The Digital Communication Crisis and Steps to the Solutions.
https://ericadhawan.com/wp-content/uploads/2021/05/The-Digital-Communication-Crisis.pdf

3) Jo Meunier. 2021. What Does Your Digital Body Language Say? 6 Tips To Send The Right Nonverbal Cues.
https://allwork.space/2021/07/what-does-your-digital-body-language-say-6-tips-to-send-the-right-nonverbal-cues/