Tag Archives: Digitalisasi

Media Massa: Jenis dan Perannya di Era Digitalisasi

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Di zaman sekarang ini, informasi tentunya sudah bisa disampaikan dengan begitu cepat dan mudah diakses dalam hitungan detik oleh kalangan publik. Untuk menyampaikan informasi tersebut tentunya ada media atau perantara yang bisa digunakan, memberikan sebuah informasi pada kalangan publik banyak sekali media yang bisa digunakan, khususnya zaman sekarang yaitu media massa berbasis digitalisasi.

Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan-pesan sebagai alat komunikasi. Untuk menyampaikan informasi kepada publik atau masyarakat yang lebih luas, banyak sekali media massa di Indonesia seperti kompas.com detik.com Tribun suara.com dan masih banyak yang lainnya.

Setiap media massa tentunya punya karakteristik tersendiri, ada beberapa konten unggulan dari media-media tersebut, ada yang khusus untuk menayangkan berita dari seluruh Indonesia dalam hitungan cepat, ada yang mengunggulkan konten-konten lifestyle atau gaya hidup, bahkan ada juga yang membahas tentang bisnis, investasi dan Keuangan lainnya. Sama halnya digitalbisa.id, yang membahas mengenai ranahnya teknologi dan digital yang ada di Indonesia bahkan di luar negeri.

Sebelum membaca lebih jauh kita kenali dulu jenis-jenis media massa diantaranya adalah sebagai berikut:

Media Massa Cetak

membaca koran
Membaca Koran Salah Satu Media Massa Cetak (Sumber: Pexels)

Media massa cetak merupakan salah satu penyampai informasi tetapi melalui lembaran kertas yang di printing, dan diterbitkan setiap hari. Ada banyak bentuk dari media cetak ini sendiri diantaranya adalah koran atau surat kabar tabloid, majalah, buku, newsletter dan buletin. Bisa dikatakan media massa cetak ini, media yang paling tua dan yang paling dahulu adanya, sebelum adanya digitalisasi informasi tersebut hanya bisa didapatkan di media cetak ini.

Media Massa Elektronik

broadcastig
Penyaiaran (Sumber: Pexels)

Media massa elektronik ini yaitu salah satu sarana untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan melalui visual, seperti gambar, suara atau lebih identik dengan broadcasting atau (penyiaran) seperti radio, televisi, film, dan podcast. Media massa elektronik ini sebetulnya hampir bersamaan adanya dengan media cetak, khususnya radio. Karena radio ini sudah cukup tua, bahkan pada masa kemerdekaan juga berita itu disiarkan melalui radio itu sendiri.

Media Online

membaca berita
Akses Media Online (Sumber: Pexels)

Media online ini sebetulnya sudah tidak asing lagi di zaman sekarang, bahkan pada saat kamu membaca artikel saat ini juga kamu sedang menggunakan media online ini. Media online ini biasanya digunakan untuk menyampaikan berita secara cepat dalam hitungan detik, bisa terserap oleh masyarakat luas. Selain untuk penyampaian berita, media online juga digunakan untuk menyampaikan sebuah gagasan atau karya tulis seperti opini, storytelling, itu bisa diunggah melalui media online ini.

Lalu apa sih peran media massa di era digitalisasi sekarang? Sebetulnya peran media massa itu cukup luas namun pada dasarnya media massa itu berguna untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat yang luas.

Namun, media massa juga bisa menjadi bahan untuk diskusi kalangan publik, bisa jaga saling berkomentar bahkan bisa menuangkan gagasannya terhadap satu aspek, lalu media massa juga berfungsi sebagai pengambil keputusan atau survei.

Kadang keputusan itu membutuhkan suara dari masyarakat, dengan adanya media massa ini data akan cepat untuk didapatkan jika akan mengambil sebuah keputusan. Selanjutnya adalah media massa sebagai pendidik.

So, sebagaimana yang kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan itu bukan hanya didapatkan di bangku sekolah, tetapi untuk sekarang ilmu pengetahuan itu sudah luas, bisa didapatkan di mana-mana, salah satunya media massa ini bisa berperan sebagai pendidik untuk menyampaikan ilmu-ilmu agar bisa dipelajari oleh masyarakat.

Itulah beberapa peran dan jenis jenis dari media massa, tentunya media massa ini punya karakteristik masing-masing, bahkan kontennya juga yang berbeda-beda. Kita bisa menggunakannya semaksimal mungkin dan dimanfaatkan dengan bijak, karena pada dasarnya media massa ini punya fungsi yang sama.

Langkah Mudah Digitalisasi UMKM Sederhana

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Era digital sudah memasuki berbagai lini, termasuk sektor UMKM. Saat ini, ekonomi digital meningkat semenjak pandemi. Masyarakat wajib mengetahui bagaimana ekonomi digital berkembang, cara memulai hingga membuat UMKM menjadi ekonomi digital. Sebelum membahas mengenai tips ata cara digitalisasi UMKM, kita perlu tau terlebih dahulu apa itu UMKM.

Melansir dari Kompas,UMKM merupakan usaha mikro, kecil dan menengah  yang tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2008. UMKM artinya sebagai bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Penggolongan UMKM dilakukan dengan batasan omzet per tahun, jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan.

Sedangkan usaha yang tak masuk sebagai UMKM dikategorikan sebagai usaha besar, yakni usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Tips Digitalisasi UMKM Sederhana

Nah, kali ini akan diberikan beberapa tips untuk bagaimana cara digitalisasi UMKM sederhana melalui teknologi saat ini. Berikut tips yang harus Anda ketahui sebagai pemilik UMKM, diantaranya:

1. Riset Pasar

Pemilik usaha UMKM perlu melakukan riset pasar terlebih dahulu sebelum mengelola produk. Anda dapat mengetahui produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain itu, Anda juga dapat melakukan riset kompetitor terkait pengelolaan produk barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

2. Promosi Brand

Poin promosi brand juga perlu dilakukan untuk mengawali usaha UMKM. Anda dapat menggunakan langkah kecil melalui WhatsApp Business API dengan melakukan promosi melalui media yang banyak digunakan oleh konsumen. Mulai dari orang terdekat terlebih dahulu agar banyak orang semakin mengenal produk atau jasa yang Anda tawarkan. Brand ini menjadi penting agar dikenal banyak orang mulai dari produk, logo hongga yang menjadi ciri khas dari usaha Anda. 

Selain itu, Anda dapat menggunakan berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook dan media iklan lainnya. Anda dapat melakukan promosi secara gratis dengan fitur – fitur yang diberikan oleh media sosial. Contohnya, Anda dapat menggunakan fitur tautan link dari Instagram untuk menuju link website toko online Anda. 

3. Pemasaran Online

Nah, pemasaran juga dapat Anda lakukan secara online. Anda dapat mengirimkan barang tanpa harus membuka toko secara fisik. Anda dapat menggunakan platform media jualan online yang membuak toko etalase secara digital. Konsumen saat ini juga sering belanja melalui platform digital. Peluang besar ini dapat dimanfaatkan UMKM untuk mengembangkan pasar konsumen agar tertarik belanja melalui UMKM.

4. Kerjasama UMKM

Sebagai pemilik usaha UMKM, Anda dapat melakukan kolaborasi usaha. Bagaimana caranya? Anda dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah atau dinas terkait, perusahaan swasta hingga platform jual beli online yang sudah memberikan wadah bagi usaha UMKM untuk menunjukkan identitas dan mengembangkan usaha. 

Anda juga dapat bergabung dengan komunitas UMKM lainnya untuk mendapat pengalaman bagaimana cara bisnis UMKM berhasil. Melalui komunitas, Anda dapat menemukan teman seperjuangan sehingga Anda dapat mengaplikasikan untuk usaha Anda. 

5. Pengelolaan Operasional secara Digital

Hal terpenting juga dilakukan digitalisasi untuk internal UMKM. Artinya pemilik UMKM juga dapat melakukan pengoperasian secara digital. Pengoperasian ini dapat berupa pelayanan kepada konsumen secara digital dengan menggunakan customer relationship management. Selain itu, Anda dapat melakukan pengelolaan keuangan melalui software akuntansi online yang sudah terintegrasi dengan sistem keuangan lainnya.

Akselerasi Digitalisasi Sektor Ekonomi Biru di Indonesia, Kolaborasi ITDRI & BRSDM KP

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

 

Apa itu Blue Economy atau Ekonomi Biru?

Blue economy atau ekonomi biru sebenarnya bukanlah sebuah istilah yang baru muncul beberapa tahun belakangan. Jika Anda berselancar di mesin pencarian semisal google, Anda akan menemukan bahwa konsep ekonomi biru sudah ada sejak lebih dari satu dekade lalu. Ekonomi biru, dijelaskan dalam website Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), merupakan komitmen untuk memulihkan kesehatan laut dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan. Memberikan dasar yang sesuai untuk menjaga kesehatan dan ketahanan laut dalam jangka panjang, menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi bisnis yang ramah lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, serta memperkuat ekonomi dan kedaulatan nasional.

Sederhananya, ekonomi biru merupakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di sektor kelautan. Istilah ini dipakai secara global di seluruh dunia dengan penerapan yang sangat mungkin berbeda di setiap negara, bergantung pada kebijakan negara tersebut. Meskipun pada praktiknya ekonomi biru di Indonesia tidak terbatas hanya pada sektor kelautan namun mencakup semua sumber daya terkait air yang ada di bumi pertiwi.

Melansir dari website Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), ekonomi biru kembali digaungkan di Indonesia sebagai bentuk dari pemulihan biru (blue recovery) pasca pandemi Covid-19. Indonesia sebagai negara maritim yang luas wilayahnya didominasi perairan atau lautan, tentunya memiliki potensi besar secara ekonomi dari perairan yang kita miliki. Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas pernah mengatakan bahwa ekonomi biru Indonesia memiliki potensi mencapai 1,33 miliar USD dan mampu menyerap 45 juta lapangan kerja.

 

Perairan Wakatobi di Sulawesi Tenggara Sebagai Salah Satu Potensi Ekonomi Biru Indonesia| Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)

 

Akselerasi Digitalisasi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Biru di Indonesia 

Indonesia berkomitmen menyukseskan penerapan ekonomi biru termasuk dalam hal akselerasi digitalisasi di sektor ini. Untuk itu, Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) berkerja sama dengan Indonesia Telecommunication & Digital Research Institute (ITDRI) milik Telkom Indonesia, melakukan berbagai kolaborasi untuk memudahkan berbagai pihak di bidang kelautan dan perikanan dalam memanfaatkan teknologi digital. Kolaborasi BRSDM KP dan ITDRI dalam ekonomi biru juga dimaksudkan untuk mengaktivasi ekosistem pentahelix (multipihak), yang mana pentahelix sendiri merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan lima pihak, yaitu academic (akademis/akademisi), business (bisnis), community (komunitas/masyarakat), government (pemerintah), dan media (ABCGM).   

Dalam website ITDRI , terdapat lima inisiasi yang berfokus pada talenta yang akan menggabungkan beberapa program kerja BRSDM KP dan hasil riset dari Telkom-ITDRI, meliputi:

 

  1. Smart Fisheries Village (SFV)

SFV  merupakan salah satu program BRSDM KP yang memiliki tujuan selaras dengan salah satu inovasi Telkom yaitu Smart Village Nusantara (SVN) dan Agree Fisheries yang memanfaatkan teknologi informasi komunikasi serta manajemen yang tepat dan berkelanjutan. Juga berkomitmen untuk mencapai ekonomi yang bertumbuh, masyarakat bekerja, lingkungan lestari, dan desa berbasis digital. Program ini merupakan program yang tengah difokuskan pada saat ini oleh BRSDM KP dan ITDRI.

 

  1. Penangkapan Ikan Terukur (PIT)

PIT dilakukan untuk membatasi jumlah tangkapan ikan (berbasis kuota) sebagai upaya memastikan keberlanjutan sumber daya perikanan di masa mendatang dan menghindari eksploitasi berlebihan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membagi laut Indonesia ke dalam beberapa zona. Lewat kontrak yang disepakati, investor hanya boleh mengambil hasil laut sesuai kota dan wilayah tertentu. Aturan ini juga akan diberlakukan kepada nelayan tradisional.

Dalam acara Bincang Bahari yang dapat ditonton di channel youtube Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ahmad Rosadi Djakarsih selaku Tribe Leader Aquaculture & Fisheries Telkom Indonesia mengatakan bahwa nantinya penangkapan ikan di suatu daerah, melalui implementasi aplikasi monitoring berdasarkan dynamic SOP, akan bisa mengetahui jumlah tangkapan yang diperbolehkan agar tidak terjadi over fishing. Melalui agree fisheries dapat dilakukan validasi hasil tangkap berdasarkan lokasi tangkap, alat tangkap dan kuota tangkap secara terukur melalui monitoring sistem di aplikasi dan dashboard.

 

  1. Penggabungan Politeknik Kelautan dan Perikanan

Tidak ditemukan penjelasan lebih lanjut mengenai program di poin nomor tiga ini. Namun, sebagai informasi, KKP melalui BRSDM saat ini memiliki 20 satuan pendidikan berbasis vokasi yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia yang terbagi menjadi 11 satuan pendidikan tinggi (10 Politeknik KP serta 1 Akademi Komunitas) dan 9 Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM).

 

  1. Project bank genetika (Gen Bank)

Tidak ditemukan penjelasan lebih lanjut mengenai program ini. Namun, Pada 2020 BRSDM pernah merintis pengembangan Bank Gen Ikan Indonesia (Indonesian Fish Gene Bank) sebagai upaya pelestarian, peningkatan, dan pemanfaatan plasma nutfah perikanan Indonesia secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Melalui aplikasi SIGENI (Sistem Informasi Sumberdaya Genetik Ikan Indonesia), dapat dilakukan identifikasi jenis ikan endemik Indonesia, informasi status kelimpahan stok di alam, dan lainnya. Sementara itu, dalam salah satu unggahan di instagram ITDRI, disebutkan bahwa salah satu teknologi inovasi yang akan dilakukan untuk ekonomi biru adalah Virtual Command Center untuk pengumpulan data genetika perikanan. Mungkin saja ini merupakan penjelasan dari project bank genetika yang dimaksud, dengan menyempurnakan program Bank Gen yang sudah pernah dibuat oleh BRSDM sebelumnya.

 

  1. Implementasi lain terbatas di lingkungan BRSDM KP

 

Ahmad Rosadi Djakarsih Selaku Tribe Leader Aquaculture & Fisheries Telkom Indonesia Memberikan Penjelasan Singkat Mengenai Partisipasi Telkom dalam Ekonomi Biru Indonesia | Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)

 

Sebetulnya, di luar dari lima poin di atas, ITDRI memiliki beberapa poin tambahan terkait pemanfaatan teknologi inovasi untuk meningkatkan kapabilitas talenta dalam pengembangan ekonomi biru. Keseluruhan teknologi inovasi tersebut (termasuk lima poin di atas) disebut sebagai Blue Economy Network (BEN). Beberapa poin tambahan itu adalah virtual learning contohnya melalui aplikasi myDigiLearn dan aplikasi employe experience bernama Worki, industri terkoneksi IoT, virtual campus, dan transformasi budaya kerja digital.

 

Kolaborasi antara BRSDM KP dan ITDRI yang diresmikan pada 2 Agustus 2022 dalam acara Rapat Kerja Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi biru di Indonesia yang kemudian berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kolaborasi ini juga diharapkan membawa transformasi digital pada sektor kelautan dan perikanan di negeri ini.

Dukung Digitalisasi Ekosistem Syariah, LinkAja Berkolaborasi dengan EduMu

Kolaborasi LinkAja dengan Edumu | Republika


#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Memasuki era digital yang serba cepat dimana seluruhnya beralih menggunakan teknologi menjadi sebuah tantangan tersediri bagi perusahaan. Adanya tantangan tersebut membuat persaingan semakin ketat. Sehingga menuntut setiap perusahaan untuk selalu berinovasi dalam menciptakan atau mengembangkan produk baru yang bernilai. Salah satu jawaban dari tantangan itu adalah dengan melakukan kolaborasi.

Dikutip dari indeed.com, kolaborasi adalah bekerja sama dengan satu orang atau lebih untuk menyelesaikan proyek atau tugas atau mengembangkan ide atau proses tertentu. Sederhananya, kolaborasi merupakan adanya sebuah kerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan yang sama. Kolaborasi tidak hanya dilakukan oleh perorangan saja, tapi dalam lingkup bisnispun kolaborasi sangat dibutuhkan. Dengan adanya kolaborasi, bisnis yang dijalankan secara otomatis akan memiliki koneksi atas penggabungan perusahaan dengan pihak lainnya, guna mencapai suatu tujuan agar kedua bisnis tersebut lebih berkembang dari sebelumnya. Salah satu kolaborasi bisnis yang terjadi beberapa waktu lalu, yaitu kolaborasi antara LinkAja Syariah dan eduMu. 

LinkAja Syariah merupakan perluasan layanan yang ada di aplikasi LinkAja untuk masyarakat yang ingin bertransaksi sesuai dengan prinsip syariah. Sedangkan eduMU adalah sebuah platform Learning Management System yang dirancang khusus oleh Muhammadiyah dimana pihak sekolah, guru, orang tua dan murid dapat menginput serta mengakses informasi sekolah dan akademik secara langsung dalam seluruh rangkaian proses pendidikan di sekolah. eduMu merupakan hasil kerjasama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah bersama PT Hilotech Karya Anak Bangsa.

Kolaborasi LinkAja dengan eduMu
Kolaborasi LinkAja dengan Edumu | ANTARA

Melalui kerjasama ini, LinkAja Syariah sebagai salah satu fintech syariah, menyediakan kemudahan transaksi digital syariah pada sistem pembayaran di bidang pendidikan. LinkAja Syariah mendukung inklusivitas akses bagi para wali murid, murid maupun guru dan sekolah yang dinaungi oleh Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, salah satu organisasi keagamaan terbesar Indonesia dengan jaringan sekolah dan madrasah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dimana saat ini sudah lebih dari 47 sekolah yang tergabung dalam aplikasi eduMU dan diupayakan agar terus bertambah.

Para wali murid dapat dengan mudahnya melakukan pembayaran sekolah secara praktis hanya dengan melalui aplikasi eduMu dengan dukungan LinkAja Syariah. Kemudahan inilah yang seharusnya bisa menjadikan masyarakat untuk bisa melek digital dalam bidang finansial. Pembayaran sekolah jadi bisa diakses kapanpun dan dimanapun, dimana yang sebelumnya masih harus dilakukan melalui Teller bank dengan menggunakan metode pembayaran tunai ataupun transfer.

LinkAja Syariah
LinkAja Syariah | flip.id

Platform eduMu didirikan pada tahun 2018 dengan misi mengakselerasi digitalisasi pembelajaran di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Saat ini sudah lebih dari 30.000 wali murid, murid, maupun guru terdaftar dalam eduMU. Hal ini menandakan bahwa sekolah Muhammadiyah yang ada di Indonesia sudah mendapat kemudahan dalam mengakses informasi sekolah dan akademik dalam seluruh rangkaian proses pendidikan di sekolah secara digital. Sehingga kolaborasi LinkAja Syariah dengan eduMu yang merupakan sebuah terobosan dalam digitalisasi di bidang pendidikan Muhammadiyah ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan dapat digunakan semaksimal mungkin.

Terobosan ini menjadi salah satu hal untuk diyakini bahwa Digital Bisa Untuk Semua. Digitalisasi membawa berbagai dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Tak hanya memudahkan saja, tapi juga dapat menghemat waktu dan biaya dalam segala aspek. Dengan adanya digitalisasi ini khusunya dalam bidang pendidikan, kemudahan pembayaran sekolah merupakan sebuah kabar yang cukup menggembirakan. Namun diharapkan semua pihak yang terlibat juga wajib memperhatikan keamanan datanya, agar terhindar dari kejahatan online yang sedang marak terjadi sekarang.

Kelebihan serta Kekurangan Hadirnya E-Library pada Digitalisasi Pendidikan dalam Berliterasi

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Zaman berkembang dari masa ke masa. Begitupun dengan sistem pendidikan, dari masa penjajahan yang sangat sulit untuk menimba ilmu hingga sekarang yang sangat dimudahkan karena hadirnya teknologi. Digitalisasi pendidikan merupakan sebuah metode meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Indonesia dengan bantuan teknologi terkini. Terdapat banyak sekali contoh penerapannya, seperti e-learning, e-course, hingga e-library yang akan kita ulas dalam artikel ini.

Perpustakaan merupakan suatu media yang menyediakan berbagai macam bacaan, seperti buku, jurnal, skripsi mahasisiwa, biografi, hingga cerita fiksi. Wadah yang memfasilitasi semua kalangan mulai dari pelajar, tenaga pengajar, maupun seseorang yang sudah menjalankan karirnya untuk memperluas wawasan dan juga menambah ilmu yang sudah dimiliki. Selain itu, perpustakaan sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat mengerjakan tugas karena suasananya yang dapat dikatakan sunyi sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dalam berpikir.

Perpustakaan digital atau biasa disebut dengan e-library, mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 2000-an. Untuk kalian yang masih awam dengan e-library, e-library merupakan sebuah perpustakaan dalam bentuk digital yang memberikan pelayanan kurang lebih sama seperti perpustakaan konvensional pada umumnya hanya saja dilakukan melalui virtual. Dengan menggunakan layanan tersebut kita dapat membaca banyak koleksi bacaan dan dapat kita akses melalui komputer ataupun smartphone dengan format digital. Hadirnya e-library memudahkan sebagian besar orang yang ingin mencari informasi, tetapi tidak memiliki waktu luang untuk pergi ke perpustakaan. Hanya dengan mengakses melalui website ataupun aplikasi yang disediakan kita sudah dapat membaca buku yang kita inginkan, tentu untuk mengakses terdapat syarat dan ketentuan berlaku yang ditetapkan oleh masing-masing perpustakaan. Akan tetapi, apa saja kelebihan serta kekurangan atas hadirnya perpustakaan digital?

Kelebihan Perpustakaan Digital:

1. Efisiensi Waktu

Hadirnya e-library memungkinkan kita untuk dapat membaca buku ataupun karya tulis ilmiah di mana pun dan kapan pun. Dengan hanya mengakses gadget yang dimiliki, kita sudah dapat membaca berbagai macam koleksi bacaan yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Sebelum mulai membaca, tentu kalian harus terdaftar sebagai keanggotaan pustakawan online terlebih dahulu dengan cara membuat akun pada platform yang disediakan oleh masing-masing perpustakaan.

2. Minimnya Risiko yang Terjadi pada Buku

Hal ini dapat mengurangi risiko pada buku yang tersedia, seperti kehilangan, kerusakan, bahkan jika terdapat pustakawan yang tidak ingat untuk mengembalikan buku yang dipinjam. Tentu hal seperti itu dapat mengakibatkan kerugian bukan? Maka dari itu diciptakan e-library agar seseorang dapat membaca buku ataupun karya tulis ilmiah hanya dalam bentuk soft file tanpa harus meminjam buku fisik.

3. Tidak Memerlukan Biaya yang Besar

Diciptakannya inovasi e-library selain kekinian dan modern, tentu dapat menekan biaya pembangunan perpustakaan. Dengan memanfaatkan ilmu programming, kita tetap dapat membaca buku ataupun karya tulis ilmiah secara virtual tanpa perlu membangun gedung serta isinya.

Kekurangan Perpustakaan Digital:

1. Koleksi Buku yang Lebih Sedikit

Koleksi buku yang sedikit dapat meresahkan pembaca karena tidak menemukan bahan bacaan yang mereka inginkan. Resource yang belum terlalu banyak dan juga tidak setiap buku memiliki bentuk soft file, dapat mengurangi pustakawan yang berkunjung ke perpustakaan. Perlu adanya peningkatan lagi dalam menyediakan bahan bacaan sebagai alternatif dari sumber bacaan yang belum atau bahkan tidak tersedia dalam bentuk digital.

2. Tidak Dapat Menikmati Suasana Perpustakaan

Setiap orang yang datang ke perpustakaan tidak hanya melulu soal membaca buku, mereka biasanya datang karena ingin menikmati suasananya yang sunyi dan tentu sangat pas untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajar. Akan tetapi, pada e-library kita tidak dapat melakukan hal seperti itu. Hanya saja kalian masih dapat membaca buku yang disediakan di tempat lain yang sama sunyinya atau bahkan dapat lebih nyaman.

3. Mengandalkan Jaringan Internet untuk Mengakses

Untuk mengakses bahan bacaan yang terdapat pada e-library kita perlu memiliki koneksi internet untuk membacanya. Karena resource yang disediakan disimpan pada sebuah website atapun aplikasi dalam bentuk penyimpanan cloud. Perlu kita ketahui bahwasannya penyimpanan cloud dapat diakses lebih dari satu orang, maka dari itu diperlukannya koneksi internet. Namun, kalian tidak perlu khawatir karena untuk mengakses satu bahan bacaan biasanya tidak memakan paket data yang terlalu besar.

Sesuai dengan pernyataan di atas, bahwasannya setiap perubahan tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karena perlu diingat juga suatu hal yang diciptakan oleh tangan-tangan manusia tidak ada yang sempurna, hanya saja dapat dipastikan selalu dihadirkannya pembaharuan untuk menggantikan generasi sebelumnya. Baik perpustakaan konvensional atau fisik maupun perpustakaan berbasis digital (e-library), keduanya dapat memberikan dampak positif berupa ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Bahkan beberapa perpustakaan memadukan keduanya sebagai pilihan alternatif jika seseorang merasa lebih nyaman dengan salah satu dari kedua layanan yang disediakan. Mari kita upgrade media sumber bacaan guna meningkatkan level pendidikan serta minat literasi masyarakat Indonesia.

Pengaruh Pandemi pada Digitalisasi : Sebuah Katalisator!

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Pandemi Covid yang melanda dunia sejak tahun 2019 membawa banyak perubahan pada berbagai aspek kehidupan kita. Salah satu perubahan positif yang muncul berkat pandemi yaitu derasnya arus digitalisasi.

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pengguna internet sebanyak 40 juta pengguna selama tahun 2020 di Asia Tenggara. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan jumlah pengguna dari tahun 2015-2019 yang hanya bertambah sebanyak 100 juta pengguna baru.

Berdasarkan survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pengguna internet di Indonesia bertambah 45 juta selama pandemi. Angka ini naik lebih dari 25 persen dari jumlah sebelumnya yaitu 175 juta pengguna.

Adanya peraturan untuk menghindari kerumunan dan melakukan kontak fisik merupakan salah satu penyebab terjadinya akselerasi transformasi digital. Minimnya interaksi langsung mau tidak mau menjadikan interaksi secara online sebagai satu-satunya pilihan.

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring, kegiatan bekerja yang dilakukan dari rumah (work from home), belanja kebutuhan pokok melalui e-commerce, dan delivery makanan siap santap melalui jasa ojek online merupakan kebiasaan-kebiasaan yang secara tidak sadar terbentuk selama pandemi.

Perilaku konsumen dan bisnis akhirnya pun berubah. Akibat baiknya, berbagai sektor ekonomi digital mengalami pertumbuhan yang pesat.

Healthtech dan edtech menjadi 2 sektor ekonomi digital baru yang muncul selama pandemi. Sektor ini menyusul lima sektor lain yang sudah memimpin sebelumnya yaitu e-commerce, transport and food delivery, travel dan media online serta layanan finansial.

Selain menjadi solusi dalam upaya pencegahan penularan virus, berbagai produk digital yang muncul ternyata menghadirkan banyak kemudahan bagi masyarakat. Berbagai produk hasil industri hingga layanan kesehatan dan pendidikan kini dapat diakses dengan mudah hanya dengan menggunakan jari.

Sayangnya hal ini juga dibarengi dengan kenyataan bahwa dunia digital yang ada saat ini belum aman. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus kebocoran data di berbagai platform digital.

Mulai dari e-commerce seperti tokopedia dan lazada, media sosial facebook, hingga platform penyedia layanan kesehatan online milik pemerintah yang selama pandemi marak digunakan tidak luput dari masalah kecoboran data pribadi penggunanya.

Belum lagi kasus kekerasan berbasis gender online yang juga meningkat selama pandemi, hal ini menunjukkan ruang digital masih belum sepenuhnya aman untuk masyarakat.

 

Apakah digitalisasi terus berlanjut setelah pandemi?

Digitalisasi | pexels.com

Meskipun saat ini pandemi dianggap telah berakhir dan kegiatan berjalan dengan normal, beberapa hal yang saat itu terpaksa dilakukan karena Covid justru tetap dilakukan hingga sekarang.

Salah satu hal yang akhirnya menjadi budaya baru yaitu sistem bekerja WFH (Work From Home). Setelah melalui adaptasi yang mungkin cukup sulit, sistem kerja ini kini justru diadopsi oleh beberapa perusahaan.

Hal lain yang terus berlanjut hingga saat ini yaitu penggunaan layanan digital oleh masyarakat. Berdasarkan data e-Conomy SEA report, 93% masyarakat di Indonesia tetap menggunakan layanan digital meskipun aktivitas mulai dapat dilakukan secara normal.

Selain itu, meskipun waktu rata-rata yang dihabiskan untuk online per hari pasca pandemi mengalami penurunan menjadi 4,3 jam, angka ini masih lebih tinggi dari waktu online sebelum pandemi yang hanya mencapai 3,6 jam per hari.

Meskipun awalnya sulit untuk berdaptasi, masyarakat kini terlanjur nyaman dengan kemudahan yang ditawarkan oleh produk digital. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa setelah pandemi, digitalisasi justru terus tumbuh dan berkembang ke berbagai sektor perekonomian.

Smart Village Nusantara : Wujud Nyata Telkom dalam Mengembangkan Digitalisasi di Desa Bukit Raya 

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) yang sebelumnya berada di Jakarta menjadi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Berbagai macam pengembangan serta pembangunan telah dilaksanakan untuk menunjang berbagai macam aktivitas pemerintahan IKN Nusantara nantinya. Infrastruktur seperti istana negara, gedung pemerintahan, bandara, serta perumahan sedang dalam tahap pembangunan. Selain menciptakan pembangunan Ibu Kota Negara yang baru, pemerintah juga berusaha menjangkau masyarakat lokal untuk terus berkembang. Salah satunya dalam aspek teknologi.

Desain Istana Negara di Ibu Kota Negara Baru | Sumber: Situs Detik

Berkembangnya zaman menuntut manusia untuk selalu beradaptasi. Teknologi yang tidak ada habisnya serta digitalisasi yang terus bermunculan di seluruh sektor, diperlukan adanya usaha untuk melibatkan masyarakat dalam pengembangan digital. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) telah gencar dalam menjalankan program Smart Village Nusantara sebagai bentuk dalam mendukung ekosistem digital desa cerdas (smart village). Pemanfaatan teknologi dalam lingkup desa mencakup tata kelola pemerintah, layanan administrasi serta publik, serta peningkatan ekonomi masyarakat. 

Seperti yang dijelaskan oleh Wahyudi, Senior Leader Smart Villages & Community Telkom, fitur dalam smart village bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat seperti pelayanan berbasis digital, komunikasi serta interaksi antar masyarakat, musyawarah rencana pembangunan atau musrenbang secara virtual, hingga transparansi APBDesa.

Kemudahan tersebut dihadirkan dalam aplikasi layanan SimpelDesa yang merupakan bagian dari Smart Village Nusantara. Kegiatan administrasi yang biasanya memerlukan waktu serta tenaga untuk mengurus di kantor desa bisa dilakukan hanya dari rumah saja. Selain itu, hubungan antar masyarakat seperti kegiatan perdagangan terasa lebih mudah sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli desa. 

Informasi bersifat terbuka, di mana disediakan akses komunikasi antara Pemerintah desa dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa yang dapat menunjang kemajuan desa. Transparansi juga menjadi poin utama dalam aplikasi SimpleDesa. Informasi yang transparan akan menciptakan komunikasi dua arah antara warga dengan Pemerintah Desa 

Dari 3.035 penduduk Desa Bukit Raya pada 1.022 kepala keluarga, memiliki potensi pengguna aplikasi SimpelDesa sebanyak 2.341. Saat ini hampir 300 penduduk Bukit Raya yang menjadi pengguna aktif bulanan dari aplikasi SimpelDesa. Masyarakat kebanyakan mengakses fitur lapor desa, berita desa, lapor desa, serta kebutuhan administrasi yang bisa dilakukan secara digital.

Salah satu warga penduduk Desa Bukit Raya, Turun Widodo, menyampaikan jika ia telah merasakan manfaat yang diberikan dari aplikasi tersebut. Kegiatan jual beli dapat dilakukan dengan mudah melalui fitur desa. Turun berharap jika SimpleDesa dalam dikembangkan untuk memajukan perekonomian desa serta kemajuan desa 

Selain melalui SimpleDesa, Telkom juga memberikan fasilitas promosi UMKM di Desa Bukit Raya dengan teknologi augmented reality. Ada juga fasilitas untuk melakukan tur secara virtual Titik Nol IKN Nusantara serta pengembangan tempat wisata Bukit Bangkirai dalam bentuk desain 3D. 

Tidak hanya menghadirkan pelayanan digital pada masyarakat, Telkom juga telah meresmikan Micro Edge DC neuCetrlX Sepaku dan Digital Community Center Desa Bukit Raya dalam mewujudkan digitalisasi kelas dunia. Peresmian tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2022 oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono, Komisaris Utama Telkom Bambang Brodjonegoro, serta Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah. Hadirnya data center tersebut bertujuan untuk mendukung pengembangan serta percepatan digitalisasi di wilayah Ibu Kota Negara baru.

Peresmian Micro Edge DC neuCetrlX Sepaku dan Digital Community Center Desa Bukit Raya | Sumber: Situs Telkom

Data center di Sepaku merupakan bagian dari ekosistem data center nasional dengan 7 klaster yang telah tersebar di wilayah Indonesia. Harapannya dapat mengakomodasi keperluan masyarakat serta menciptakan aktivitas perekonomian bagi perusahaan teknologi hingga penggerak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM khususnya di daerah rural.

Sumber : Situs Simple Desa | Situs Telkom Indonesia | Situs Smart City Nusantara | Situs Ibu Kota Negara

Kurangi Potensi Kerusakan Lingkungan dengan Digitalisasi

Selama berabad-abad manusia seringkali mengandalkan kertas sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi. Kertas banyak dimanfaatkan karena praktis dan estetis sehingga memudahkan banyak aktivitas manusia. 

Meskipun banyak sekali manfaat yang dirasakan, tentu saja kertas memiliki beberapa efek samping yang kurang baik. Di antaranya adalah potensi kerusakan llingkungan dikarenakan salah satu cara untuk memproduksi kertas adalah menggunakan batang pohon, sehingga dengan itu bisa saja ada potensi terjadinya penebangan secara liar. 

Dilansir dari situs Kompas, berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), industri kertas di Indonesia menempati peringkat keenam di dunia dan keempat di Asia setelah China, Jepang dan India pada tahun 2022. Diketahui, bahwa produksi kertas mencapai 17,94 juta ton per tahun. Kebutuhan kertas di Indonesia ternyata masih cukup tinggi. 

Namun, beruntunglah pada era digital ini, kita mempunyai kesempatan untuk mengurangi pemakaian kertas. Lalu, bagaimanakah cara untuk mengurangi pemakaian kertas dalam kehidupan sehari-hari? Berikut adalah langkah yang bisa kita lakukan:

  1. Mencatat secara digital

Jika kita terbiasa untuk mencatat informasi secara manual seperti menggunakan kertas atau buku catatan, cobalah untuk mencatat secara digital dengan laptop atau aplikasi di smartphone. Mencatat secara digital dapat menghemat waktu, tenaga, tidak memerlukan alat tambahan seperti pulpen dan tentu saja menghemat pemakaian kertas. 

  1. Bertransaksi secara cashless

Bertransaksi secara non tunai dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti menggunakan kartu debit, kartu kredit, atau mobile payment di smartphone. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari transaksi cashless seperti, lebih cepat, transparan serta higienis. Sebisa mungkin, selama kalian akan bertransaksi kalian menggunakan metode cashless. Namun tetap siapkan uang tunai cadangan di dompet kita jika sewaktu-waktu dibutuhkan. 

  1. Menyimpan foto secara digital

Di era digital ini, kita masih dapat menemukan foto yang tersimpan dalam bentuk cetak. Tidak menjadi masalah jika kita menyimpan foto cetak untuk sesekali. Namun alangkah baiknya kita tidak terlalu sering menyimpan foto cetak, untuk mencegah terjadinya pemborosan kertas. Cukuplah menyimpan foto di smartphone, laptop atau kamera yang lebih efisien. Hal ini ditujukan agar foto yang ada lebih bertahan lama dan tidak rusak dengan seiring berjalannya waktu.

  1. Optimalkan informasi melalui platform digital

Sebelum memasuki era digital, banyak informasi yang diperoleh melalui platform cetak seperti buku cetak, koran cetak, hingga majalah cetak. Penggunaan kertas dalam platform tersebut sangatlah besar. Alangkah baiknya kita mengurangi konsumsi informasi dari segala platform berbasis kertas. Perlahan-lahan kita bisa beralih ke platform berbasis digital seperti e-book hingga koran dan majalah elektronik yang lebih hemat dan ramah lingkungan. 

Penggunaan teknologi digital tidak semata-mata bermanfaat untuk mempermudah kehidupan kita sehari-hari, namun hal ini juga merupakan sebuah upaya untuk menyelamatkan lingkungan. Dengan adanya digitalisasi, diharapkan dapat mengurangi penggunaan kertas sehingga mencegah adanya aksi penebangan pohon liar yang tentu saja membahayakan lingkungan. 

Referensi: 

E, A. D. (2022, March 14). Menilik potensi Industri Pulp Dan Kertas berkelanjutan Sebagai Penggerak perekonomian Indonesia. KOMPAS.com. https://money.kompas.com/read/2022/03/14/202500826/menilik-potensi-industri-pulp-dan-kertas-berkelanjutan-sebagai-penggerak

Atasi Polusi Indonesia dengan Digitalisasi

Polusi tengah menjadi masalah yang sangat serius di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Kualitas udara buruk memberikan ancaman yang besar bagi masyarakat. Dilansir dari situs CNBC Indonesia, pada tanggal 29 Agustus 2023, data dari IQ Air menyebut Jakarta sebagai kota dengan polusi terburuk nomor empat di dunia. 

Masalah polusi di Indonesia disebabkan oleh banyak hal. Namun faktor utama yang menyebabkan masalah tersebut adalah ketergantungan yang besar terhadap energi fosil. Banyak listrik di Indonesia dihasilkan melalui PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), dengan emisi CO2 yang begitu besar. Berdasarkan informasi di Databoks Katadata, menurut data Global Energy Monitor, sepanjang 2022 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara  di seluruh dunia menghasilkan emisi karbon dioksida (C02) sekitar 9,88 miliar ton. Indonesia tercatat sebagai negara penghasil emisi PLTU nomor enam terbesar di dunia, yaitu sebesar 214 juta ton. 

Pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi polusi, mulai dari menurunkan hujan buatan, mendorong pemakaian mobil dan motor listrik, mengembangkan transportasi umum serta energi bersih. Beberapa PLTU yang tersebar di Indonesia berencana untuk dipensiunkan. Kabar gembira lainnya, LRT Jabodebek sudah resmi beroperasi sebagai angkutan massal yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan penggunaan transportasi umum secara signifikan. 

Namun, mengatasi polusi bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat juga dapat mengambil peran dalam mengurangi polusi. Upaya tersebut dapat dimulai dengan hal sederhana, seperti menanam pohon, menggunakan kendaraan umum, hingga menggunakan energi secukupnya.

Selain itu, penggunaan teknologi digital juga dapat mendorong untuk pengurangan polusi. Bagi kita yang bekerja atau berbisnis, jika mempunyai kesempatan kita dapat menyelesaikan pekerjaan kita dari rumah atau WFH (Work From Home). Hal ini dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan menghindarkan kita dari kemacetan lalu lintas.

Selain melalui WFH, teknologi digital dapat membantu kita untuk mengurangi pemakaian kertas. Pengurangan dalam konsumsi kertas merupakan sebuah upaya untuk meminimalisir terjadinya penebangan pohon. 

Mulailah dari hal-hal yang sederhana dalam upaya untuk memerangi penyebaran polusi udara. Tidak perlu menunggu bantuan dan peran dari pemerintah. Sebagai masyarakat yang terbiasa dengan teknologi digital, kita harus memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengurangi polusi semaksimal mungkin. 

Referensi:

Setiawati, S. (2023, August 29). 3 Hari Absen, Jakarta Masuk Lagi dalam 10 Kota Paling Polusi. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/research/20230829065549-128-466937/3-hari-absen-jakarta-masuk-lagi-dalam-10-kota-paling-polusi

Ahdiat, A. (2023, August 15). 10 Negara dengan Emisi PLTU Batu Bara Terbesar di Dunia, Ada Indonesia: Databoks. Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Indonesia. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/08/15/10-negara-dengan-emisi-pltu-batu-bara-terbesar-di-dunia-ada-indonesia