Kenyamanan Nonton Film di Platform Streaming Bikin Ogah Datang ke Bioskop?
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Sewaktu pandemi, platform streaming film menjadi pilihan bagi banyak orang dalam mencari hiburan. Ketika bioskop-bioskop tutup, orang-orang menjadikan platform streaming seperti Netflix dan Disney+ Hotstar sebagai pelarian. Namun, aktivitas saat pandemi itu menjadi kebiasaan sampai pandemi mereda.
Berlangganan paket streaming bulanan memang terasa bikin nyaman. Dengan uang yang sama untuk menonton satu film di layar bioskop, bisa mendapatkan paket langganan sebulan untuk mengakses ribuan judul film di platform streaming. Apakah ini berarti platform streaming online akan menggerus industri bioskop?
Mari kita bedah!
Sampai kini, produser film masih setia merilis film-film baru mereka di bioskop. Saat Netflix dan Disney+ berlomba menawarkan pilihan tontonan di etalase mereka, penikmat film tetap bakalan digoda dengan film-film baru yang muncul trailernya di YouTube. Belum lagi di media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok gencar melancarkan kampanye untuk mempromosikan film yang sedang tayang di bioskop. Contohnya adalah film KKN di Desa Penari dan Pengabdi Setan 2. Banyak pengguna internet yang terpapar oleh promosi 2 film horor viral ini sampai membuat mereka melangkahkan kaki ke bioskop terdekat.
Walaupun sudah ada platform streaming online seperti Netflix dan Disney+, penikmat film tidak bisa meninggalkan bioskop begitu saja. Selama ada film baru di bioskop, masih ada kemungkinan kita berjalan menuju teater yang menayangkan film yang ingin kita tonton. Hal ini menjadikan platform streaming film sebagai alternatif, bukan pengganti dari bioskop.
Ketika tidak ada film yang menarik untuk ditonton di bioskop, kita bisa mendapatkan opsi tambahan di platform online. Sebaliknya, saat kita bosan dengan koleksi film dan series di platform streaming online, kita bisa mengunjungi bioskop terdekat untuk film-film yang lebih segar.
Produser film itu sendiri tidak cuma bergantung pada bioskop. Terkadang mereka juga menjual hak siarnya kepada platform streaming agar film-film mereka yang tidak begitu laku di bioskop masih bisa tayang di platform online, terlebih dapat penghasilan dari platform streaming online untuk film tersebut. Kontrak dengan platform online bisa saja menutupi biaya produksi atau malah membuat untung.
Bisa disimpulkan platform streaming online dan bioskop bisa berjalan seiring dan saling mengisi kekosongan. Manfaatnya, tidak hanya dinikmati oleh penikmat film saja, tetapi juga turut dirasakan oleh pelaku di industri film.
Terkadang penggemar film mengeluhkan film bioskop yang terlalu cepat tayang di platform streaming online. Belum lama mereka rela merogoh kocek untuk bisa menikmati filmnya di layar lebar, eh, ternyata sudah bisa dinikmati oleh orang-orang yang berlangganan di paket streaming bulanan. Hal ini menjadikan pengalaman mereka menonton jadi tidak eksklusif lagi. Namun, hal ini tentu saja bisa dimaklumi. Mengingat, produser film juga ingin mendapatkan tambahan pemasukan untuk berkarya di film-film selanjutnya.
Dari sisi penikmat film, bioskop menjadi tujuan kala ingin bercengkrama dengan rekan sambil menikmati sajian sinematik. Bersama teman-teman menonton film yang ditunggu-tunggu tentu saja menjadi hal yang menyenangkan. Namun, streaming online juga bisa menjadi opsi saat ingin bersantai di rumah, tapi tetap mendapatkan tayangan yang menghibur. Streaming online film juga bisa jadi bonding bersama keluarga di rumah.
Bioskop dan platform streaming online menjadi simbol kebebasan bahwa kita sudah mendapatkan banyak pilihan dalam menentukan hiburan berbentuk film. Tidak hanya dari judulnya, tetapi dari cara menikmatinya juga. Semua itu bisa karena kemajuan digital.