Tag Archives: Ilmu

Guru dan Teknologi, Sumber Ilmu Zaman Now

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Beberapa minggu setelah dirinya resmi menahkodai kementerian di bidang pendidikan, menteri yang dikenal dengan pendiri perusahaan transportasi online itu berujar “Teknologi itu hanya tool. Hanya suatu metode, bukan segalanya…” Sebuah pernyataan yang sekilas sangat kontras dengan perspektif awal masyarakat terhadap sosok menteri itu.

Jejak digital menjadi saksi ketika nama Mas Nadiem resmi diumumkan sebagai Mendikbud, di saat yang sama muncul banyak postingan bahkan meme terkait ‘ramalan’ pola pendidikan masa depan. Kita memandang beberapa sisi kehidupan dunia sekolah akan berjalan seperti kultur transportasi online itu: guru diberi rating, cash back biaya SPP, belajarnya sesuai aplikasi, dan lain sebagainya.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim I gln.kemdikbud.go.id
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim I gln.kemdikbud.go.id

Namun jika ditelisik lebih jauh, pernyataan yang dilontarkan oleh Mas Menteri itu sangat tepat. Setidaknya untuk saat itu dan sampai hari ini. Mengapa? Pertama, ini merupakan wujud sadar beliau terhadap cara pandang masyarakat yang telah melekat pada profilnya. Kedua, Mas Menteri sepertinya juga ingin agar kehadiran teknologi tidak lantas menegasikan peran sumber ilmu yang tidak kalah pentingnya. Kehadiran guru. Ketiga, Mas Menteri mungkin sadar dengan adanya kesenjangan akses digital antar sekolah maupun antara daerah.

Selama ini — sebelum hadirnya pandemi Covid-19, pembelajaran berbasis digital a.k.a Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dipandang sebagai sesuatu yang wow. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang menjadikan e-learning sebagai bagian dari ‘menu’ istimewa mereka. Membuat terpukau calon peserta didik yang kemudian ingin segera belajar disana.

Takdir hadirnya pandemi itu akhirnya memberikan kita beberapa pelajaran baru. Pengajar – peserta didik terpaksa untuk melek dengan teknologi. Dunia pendidikan kita mulai familiar dengan berbagai platform yang digunakan dalam pembelajaran. Tidak hanya di kota dengan daya dukung yang optimal, sekolah-sekolah dengan akses internet terbatas pun ikut meramaikan pembelajaran di ruang-ruang digital itu.

Kemudian, tanpa terasa hari-hari pembelajaran sudah terbiasa dimediasi dengan sesuatu yang dikenal seperti zoom meeting, google meet, microsoft office 365, rumah belajar, dan lain sebagainya. Awalnya terbata, akhirnya terbiasa. Karena terbiasa, nuansa wow itu pun mulai sirna.

Sayangnya, keakraban dengan pembelajaran berbasis digital ini berbuah learning loss. Dunia pendidikan kita mulai tersadar bahwa tatap muka bersama sang guru itu sangat utama. Bukanya hanya bak sayur tanpa garam, belajar tanpa tegur sapa langsung dari sang guru benar-benar tidak memberikan energi bagi perkembangan peserta didik. Baik secara akademis, maupun dalam membangun perilaku etis lainnya.

Akhirnya dengan kondisi yang demikian kritis, meskipun terbatas tetapi opsi menghadirkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi sebuah pilihan yang harus disegerakan. Seperti saat ini, kita melihat ruang-ruang kelas kembali hidup seperti sedia kala. Suara-suara guru mulai bergairah di depan siswa. Siswa-siswa pun mulai belajar bersama dan bercengkrama langsung dengan teman-temannya di kelas. Tidak kalah bahagia, para orang tua mulai sumringah dan bernafas lega setelah dua tahun stres mendampingi aktivitas online buah hatinya.

Jadi, sepakatkah kita bahwa teknologi itu hanya tool? Andai pun sepakat, tetapi kita dan terutama para pendidik tidak boleh lengah dengan derasnya arus Information & Communication Technology yang terus mengalir ini. Meskipun sepakat, tetapi kita yakin Mas Menteri sadar dan paham sekali dengan kekuatan teknologi. Termasuk di dunia pendidikan ini. Tidak heran jika satu dari empat agenda prioritas yang diperjuangkan oleh Kemendikbud Ristek di forum G20 adalah teknologi digital dalam pendidikan (digital technologies in education).

Nah, untuk para guru bersiap siagalah. Jangan sampai tenggelam oleh arus teknologi yang menyebabkan siswa merubah kiblat sumber ilmunya. Sudah saatnya kesuksesan membangun chemistry kepada peserta didik di simultankan dengan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. 

Dan pada posisi ini, kita sepakat: guru tetaplah koentji.

Gali Ilmu Pengetahuan Sebanyak-banyaknya Melalui Smartphone

Proses manusia dalam menggali ilmu mengalami banyak perubahan seiring berjalannya waktu. Pada saat manusia belum mengenal teknologi digital, manusia mencari ilmu pengetahuan dengan membaca koran cetak atau buku. Namun, sejak internet ditemukan, akses terhadap ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan mudah, cepat, dan tanpa batas. 

Setelah internet ditemukan, muncullah sebuah teknologi yang bernama smartphone atau telepon pintar. Sebelumnya, telepon hanya berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun karena smartphone terhubung dengan internet, semua aktivitas dapat dilakukan dalam platform tersebut, termasuk dalam hal mengakses ilmu pengetahuan. 

Perkembangan smartphone di Indonesia sangatlah pesat. Dilansir dari situs Data Indonesia, berdasarkan data Newszoo, pada tahun 2022 Indonesia tercatat sebagai negara dengan pengguna smartphone terbesar keempat di dunia dengan jumlah pengguna sebesar 192,15 juta.

Data ini menggambarkan betapa besar penggunaan smartphone di Indonesia. Jika penggunaan smartphone tersebut digunakan untuk aktivitas yang kurang produktif, seperti bermain game yang terlalu lama, dsb, tentu hal tersebut sangat disayangkan. Akan jauh lebih baik jika aktivitas tersebut digunakan untuk menambahkan ilmu.

Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk menambahkan ilmu pengetahuan melalui smartphone? Simak beberapa tips dan trik berikut ini:

  1. Membaca berita online

Saat ini, platform media yang menyediakan berita online semakin tumbuh pesat. Berita tersebut dapat kita temukan baik di website maupun aplikasi. Membaca berita melalui platform online dapat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi lebih cepat, praktis dan minim biaya. Saat kita sedang senggang, usahakan membaca minimal satu artikel dalam berita online yang dapat kita akses di smartphone kita. 

  1. Membaca buku elektronik

Smartphone memberikan kemudahan dan kesempatan untuk lebih banyak mengakses buku elektronik atau e-book. Kelebihan dari e-book adalah lebih praktis karena tidak memakan ruang yang luas. Berbagai macam genre e-book dapat kita temukan di smartphone, mulai dari novel, sejarah, science fiction, kisah romantis, dan lainnya. Harga e-book cenderung lebih terjangkau dibandingkan buku konvensional.

  1. Mengikuti seminar online (webinar)

Kini, mengikuti seminar online dapat dilakukan tanpa harus tatap muka dengan pembicara dan peserta. Semua dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai aplikasi seperti zoom yang ada di smartphone kita. Webinar merupakan solusi jitu bagi peserta yang ingin tetap belajar namun menghadapi banyak kesibukan. Tidak hanya menambah ilmu pengetahuan, bergabung ke webinar dapat menambah skill serta memperluas relasi. 

  1. Carilah hiburan yang edukatif

Menghibur diri sangat diperlukan untuk mengistirahatkan pikiran dari kejenuhan. Berbagai hiburan kini dapat diakses dengan mudah di smartphone mulai dari menonton film streaming, bermain game online, mendengar musik dsb. Carilah hiburan yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan kita seperti film bersejarah, permainan teka teki, dsb.

  1. Membaca konten edukatif di media sosial

Jika kita terbiasa dan menghabiskan sebagian besar waktu kita di media sosial, ikutilah akun-akun edukatif atau tokoh-tokoh inspiratif yang selalu menyebarkan konten edukatif. Konten edukatif dapat menciptakan sebuah energi yang positif yang dapat membuat kita semakin produktif dan energik. 

Jadikanlah smartphone sebagai sarana untuk menggali ilmu sebagai sarana untuk menggali ilmu pengetahuan semaksimal mungkin. Ingatlah, bahwa masyarakat yang mencintai ilmu pengetahuan adalah kunci dari kesuksesan sebuah bangsa.

Referensi:

Sadya, S. (2023, January 17). Pengguna Smartphone Indonesia Terbesar Keempat Dunia pada 2022. Dataindonesia.id. https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-smartphone-indonesia-terbesar-keempat-dunia-pada-2022

Yuk, Perbanyak Belajar Ilmu AI

Perkembangan artificial intelligence atau AI semakin pesat seiring berjalannya waktu. Pesatnya perkembangan AI membuat beberapa orang menjadi khawatir tentang potensi peran manusia akan tergantikan oleh AI di masa mendatang.

Tanpa disadari, penggunaan AI semakin banyak dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Sebelum AI berkembang dengan pesat dan cepat, banyak aktivitas manusia yang harus dilakukan secara manual, sehingga menyita waktu, tenaga, dan bahkan uang.

Dulu saat ingin mencari informasi untuk referensi, kita harus mendatangi perpustakaan dan membuka halaman buku satu per satu. Namun, semenjak adanya mesin pencari otomatis yang bernama Google, kini kita dapat mencari informasi jauh lebih cepat dan mudah. Bahkan Google pun dapat mengetahui informasi apa yang kita butuhkan dengan teknologi algoritma.

Dari aspek transaksi jual beli, sebelum adanya online shop, hampir semua aktivitas perbelanjaan dilakukan secara offline dimana kita harus mendatangi mall atau warung tersebut untuk membeli berbagai macam barang yang dibutuhkan. Kini belanja dan membayar berbagai tagihan dapat dilakukan dengan mudah melalui beragam aplikasi online shop seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dsb. Mereka dapat memahami kebutuhan dan selera kita belanja. 

Masih ingatkah dengan masa dimana kita harus berjalan ke pangkalan untuk mencari moda transportasi seperti ojek atau taksi? Kini, kita dapat memesan ojek atau taksi dengan menggunakan aplikasi. Selain memudahkan untuk mendapatkan moda transportasi dengan lebih mudah dan efisien, kendaraan online ini juga bisa dibilang lebih murah karena harga dan jarak terukur lebih jelas. 

Selain dalam hal aplikasi, teknologi AI juga berkembang dalam bentuk robot. Sebagai contoh, kita bisa melihat robot pembersih mulai berfungsi dalam berbagai rumah. Mereka dapat membersihkan berbagai sudut rumah dengan teliti dan cepat. Selain di rumah, beberapa robot juga mulai berfungsi di berbagai fasilitas publik, seperti restoran hingga bandara. Teknologi ini tentunya berfokus membantu pekerjaan manusia yang bisa di bilang rutin di lakukan sehari-hari.

Melihat banyak bukti perkembangan AI dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi kita untuk mulai mempelajari teknologi tersebut. Setidaknya, luangkanlah sedikit waktu setiap hari nya untuk mempelajari ilmu tentang AI di berbagai artikel, internet atau buku. Setelah itu, mulailah memanfaatkan teknologi AI sederhana yang ada di sekitar, seperti Chat GPT, chatbot, dsb. Tetapi tetap gunakan AI secara bijak yah !

Menurut buku yang berjudul “Artificial Intelligence in Practice” karya Bernard Marr dan Matt Ward, apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita tidak mampu mentransformasikannya secara menyeluruh, maka AI akan mengubahnya. Pesan ini bermaksud bahwa semua pekerjaan mempunyai kemungkinan untuk tergantikan dengan AI. Untuk itu, kita harus aware dengan perkembangan AI. 

Tidak perlu khawatir dengan perkembangan AI, karena pada dasarnya AI diciptakan untuk membantu meringankan pekerjaan manusia. Namun, jika kita enggan belajar skill AI dan memanfaatkan teknologi tersebut, serta tidak aktif mengupgrade diri, maka AI berpotensi menggantikan peran kita. 

Referensi: 

Marr, B. (2021). Artificial Intelligence in Practice. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia.