Tag Archives: Intip

Intip 3 Rahasia Hemat Kuota Internet, Agar Tidak Boros

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Tahukah kamu bahwa internet itu perlu adanya modal? So, modal tersebut adalah kuota untuk mengakses internet, karena internet itu bisa diakses dengan adanya jaringan. Tapi kamu pernah merasakan tidak ketika kamu mengakses internet tiba-tiba notifikasi “Maaf kuota internet anda telah habis”.

Nah kira-kira tahu tidak penyebabnya apa? Di sini akan membahas penyebab yang membuat kuota internet kita cepat habis so disimak baik-baik ya.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, kamu perlu mengenali provider yang kamu gunakan, biasanya jika provider tersebut sinyalnya bagus kemungkinan akses internet juga sangat bagus.

Saat ini khususnya pandemi covid-19 internet merupakan hal yang wajib karena pembelajaran bahkan sampai kerja itu di rumah semua, yang pastinya harus menggunakan koneksi internet yang bagus dan lancar. Paket data bukanlah hal yang murah apalagi tidak menggunakan akses wifi, jadi banyak orang yang berusaha untuk menghemat, sehemat mungkin pemakaiannya.

gadget
Penggunaan Internet (Sumber: iStock)

Kuota internet ada yang unlimited ada juga yang dibatasi, dengan seiring waktu jika kita memakainya lebih sering, maka konsumsi kuota juga sering waktu akan habis dan kita tidak bisa menggunakan lagi atau mengakses internet, karena harus mengisi ulang Paket datanya. Kehabisan kuota biasanya terjadi saat kita lebih banyak untuk mengakses seperti WhatsApp, Instagram, dan sosial media yang lainnya.

Tapi tahukah kamu bahwa ada beberapa tips dan trik untuk menghemat kuota internet itu? Mau tahu tipsnya apa? Yuk baca lagi sampai selesai!

Menonaktifkan Fitur AutoPlay Video

Seringkali kita membuka YouTube setelah videonya selesai biasanya akan memutar kembali, atau melanjutkan video yang serupa. Hal tersebut bisa menguras kuota lebih banyak, apalagi kita baru saja menggunakan YouTube bahkan baru berada di berandanya itu videonya sudah AutoPlay maka dari itu perlu kita mematikan fitur itu agar kuota kita tidak terbuang hanya karena itu autoplay ini.

Lebih Bijak Dalam Konsumsi Durasi Video

Seringkah kamu membuka konten video? Sekarang ini begitu banyak tetapi kita tidak terlalu memperhatikan waktu, atau durasi yang kita konsumsi setiap harinya. Contohnya seperti TikTok seringkali kita kalau scrolling TikTok biasanya kebablasan. 

Maka dari itu perlu kita lebih bijak lagi dalam mengkonsumsi konten video, khususnya dalam durasi walaupun durasinya pendek atau short video, tetapi seiring waktu jika kita menontonnya lebih banyak dan scrolling terus maka kuota juga akan lebih banyak terkurasnya.

Kamu bisa mencoba untuk mengaktifkan fitur batas penggunaan aplikasi, biasanya fitur ini ada di beberapa HP Android saja, seperti HP yang saya gunakan ini Samsung, di pengaturannya itu ada pembatasan waktu untuk aplikasi tertentu.

Ubah Kualitas Resolusi Video

Setiap orang pasti ingin menikmati konten video dengan jelas dan jernih, tentunya dengan kualitas HD bahkan di atasnya 4K. Namun, di samping itu semua jika ingin menikmati video secara jernih dan bagus kualitasnya, maka kuota juga akan lebih banyak dikurasnya.

Contohnya aplikasi YouTube itu menggunakan resolusi otomatis yang artinya resolusi video tidak stabil, kadang jernih kadang enggak. Hal ini membuat kuota juga akan lebih boros, maka dari itu perlu kita mengatur kualitas video agar lebih stabil, kamu bisa coba di 720p untuk mobile itu sudah lumayan jernih jadi tidak perlu menjadi resolusinya 1080p.

Tapi tenang di sini akan ada sesuatu yang begitu bermanfaat bagi. kamu yang ingin menikmati video jernih, kuota unlimited, tidak perlu mengatur semuanya kamu bisa menggunakan provider wifi IndiHome yaitu salah satu provider wifi milik PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Di mana indihome ini memiliki fitur atau layanan yang begitu bagus dan juga kecepatan internet yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Layanan yang ditawarkan oleh IndiHome adalah layanan komunikasi dan data seperti Telepon, TV, dan Internet. 

So, tunggu apalagi Segera gunakan layanan provider indihome yang pastinya siap untuk melayani anda semua.

Yuk Intip Gaya Parenting Ala Gen Z

#DigitalBisa

#UntukIndonesiaLebihBaik

 

Halo para generasi Z, sekarang sedang memasuki fase menjadi orang tua? atau masih betah membujang aja nih. Dihitung dari tahun kelahiran Gen Z yang tahun kelahirannya berkisar antara 1995-2010, maka saat ini mulai memasuki usia 27 tahun (tertua). Sepertinya sebagian Gen Z telah memasuki fase menjadi orang tua, lebih tepatnya memulai fase menjadi orang tua. Yuk kita intip bagaimana gaya parenting para orang tua Gen Z.

Seiring dengan perkembangan teknologi serta berkembangnya pola fikir manusia memberikan banyak perubahan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya gaya parenting. Orang tua zaman dulu, terkesan dengan gaya pengasuhan atau parenting yang kaku serta otoriter terhadap anak. Akan tetapi, orang tua saat ini, khususnya para Gen Z telah memiliki pola fikir dalam parenting yang sesuai dengan tuntutan zaman dan fleksibel terhadap karakteristik anaknya yang merupakan generasi Alpha. Kebanyakan dari Gen Z adalah mereka yang mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik dari orang tua mereka. Diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Sehingga tidak heran jika pola fikir Gen Z terbentuk dengan baik. Selain itu, para gen Z memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap isu kesehatan mental, baik kesehatan mental untuk dirinya sendiri sebagai individu yang utuh ataupun kesehatan mental anaknya sebagai individu yang harus tumbuh baik dan bahagia dalam masa perkembangannya. Sehingga Gen Z memiliki empati yang lebih tinggi serta peduli terhadap kondisi kesehatan mental anak. Dari sini, Gen Z bisa dikatakan minim sekali mengotorisasi anaknya serta membiasakan diskusi dengan anak.

Begitu pentingnya kesehatan mental, membuat para Gen Z sadar dengan mulai mempersiapkan bekal yang cukup matang untuk mengarungi kehidupan bersama keluarga kecilnya  dalam mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Mulai dari membiasakan terbuka dengan pasangan tentang berbagai hal dalam rumah tangga, mempersiapkan finansial yang matang mulai dari keuangan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan keluarga, serta tabungan pendidikan anak. Tidak hanya itu, Gen Z sangat terbuka dengan isu kesetaraan gender dalam berbagai aspek, salah satunya urusan rumah tangga. mulai dari membagi tugas dan tanggung jawab dalam rumah tangga untuk dilakukan secara gotong royong ataupun berbagi tugas, suami istri yang sama-sama menggeluti dunia karir, serta membiasakan rumah tangga yang demokratis dan aktif bermusyawarah.

Gen Z juga aktif dalam mengupdate keilmuan parentingnya, mulai dari belajar kepada professional maupun belajar dari media sosial. Ya, memang semudah itu untuk belajar parenting di era digital saat ini. Adanya media sosial membantu banyak orang tua khususnya Gen Z dalam mendalami keilmuan parenting serta saling berbagi pengalaman (dengan tujuan berdiskusi). Selain belajar, Gen Z juga gemar membagikan kelimuan parenting berdasarkan pengalaman masing-masing dalam media sosial, dengan maksud membagi ilmu terhadap teman online dan pengikutnya.

Khasnya lagi dari parenting ala Gen Z, mereka mengedepankan logika dan ilmiah ketimbang mitos dalam berbagai hal termasuk pola pengasuhan. Gen Z justru memilih mencari informasi dari dokter ataupun bidan secara langsung maupun secara online untuk memastikan makanan yang sesuai, penanganan ketika anak sakit ataupun berbagai hal yang mendukung perkembang anak yang maksimal. Saran dari kakek nenek yang kaku, tidak semata-mata diterima untuk kemudian diterapkan, namun diperiksa kebenarannya terlebih dahulu dengan cara ilmiah. “ayo bayinya kasih makan pisang godok, kasian laper”, sering sekali kakek nenek bayi ngotot memberikan saran tersebut pada bayi yang baru berumur belasan hari. Tidak hanya itu, banyak sekali saran yang diberikan kakek dan nenek yang berbau non ilmiah harus menjadi santapan Gen Z setiap harinya.

Dengan munculnya gaya parenting ala Gen Z, bukan berarti menilai sepihak bahwa gaya parenting generasi sebelumnya tidak benar atau tidak sesuai. Sejatinya seluruh orang tua menginginkan yang terbaik untuk perkembangan anaknya, termasuk para orang tua dari generasi-generasi sebelumnya. Hanya saja, semakin berkembangnya zaman, membuat karakteristik anak setiap generasi selanjutnya berbeda-beda yang kemudian memerlukan gaya pengasuhan yang bisa menyesuaikan karakteristik generasi selanjutnya. Semoga seluruh orang tua senantiasa bersemangat dalam mendalami keilmuan parenting yang baik dan sesuai demi tercapainya perkembangan anak yang maksimal.