Tag Archives: Konsep

Hadapi Transformasi Digital, Saatnya Mall Hadir dengan Konsep Baru

Di era digital yang semakin maju ini, kita dihebohkan oleh berita terkait banyaknya mall yang sepi bahkan tutup. Sebagian besar mall ritel yang dulunya berjaya dan ramai kini pengunjungnya semakin menyusut. Meskipun demikian, pada sisi lainnya, mall berkonsep lifestyle yang semakin ramai dan diminati oleh masyarakat. Semua perubahan ini tentu tidak lepas dari transformasi digital.  Apakah mall retail masih dibutuhkan di era digital?

Menurut pakar inovasi sekaligus CEO dari Corporate Innovation Asia, Dr Indrawan Nugroho, penyebab mall terutama mall berkonsep ritel sepi dan tidak diminati oleh masyarakat adalah karena mereka masih menggunakan konsep yang lama. Jika mall hanya berfungsi sebagai toserba dan supermarket, kemungkinan mereka dapat bertahan akan sangat kecil. 

Prof Dr Rhenald Kasali dalam buku yang berjudul “The Great Shifting, Series on Disruption” menjelaskan bahwa sepinya mall sama sekali tidak disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun. Namun hal ini disebabkan oleh adanya proses shifting pada masyarakat. Bisnis yang mendisrupsi mall kebanyakan adalah bisnis yang tidak terlihat secara kasatmata sepeti e-commerce. 

Dalam menghadapi transformasi digital yang begitu cepat, mall harus hadir dengan konsep yang baru. Konsep mall tidak bisa lagi sebatas konsep ritel atau pusat belanja barang karena belanja menggunakan e-commerce itu lebih murah dan efisien. Namun mall harus berkembang sebagai pusat lifestyle. Bagaimana langkah-langkah mall agar mereka dapat bertransformasi sebagai pusat lifestyle? Berikut adalah tipsnya:

1. Menyediakan tempat tongkrongan

Budaya nongkrong tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup kita sehari-hari, khususnya bagi anak muda. Kegiatan nongkrong memberikan manfaat untuk menghilangkan stress dan kepenatan akibat rutinitas. Terkadang, nongkrong tidak hanya berguna untuk bermain atau bersosialisasi, namun bisa dijadikan momen untuk berdiskusi atau kegiatan bisnis. Alangkah baiknya mall memperbanyak restoran-restoran dan kedai kopi agar masyarakat khususnya anak muda semakin minat berlama-lama di mall.

2. Memperbanyak area terbuka dan hijau

Meski sederhana, dampaknya sangat besar. Area terbuka dan hijau memberikan manfaat bagi pengunjung yang ingin menyegarkan diri dan menghirup udara yang segar. Selain itu, tempat ini juga dapat dimanfaatkan bagi masyarakat untuk bersosialisasi satu sama lain atau sebagai tempat bagi yang ingin menikmati indahnya pemandangan di kota. 

3. Menyediakan fasilitas berolahraga

Hadirnya fasilitas berolahraga di mall memberikan banyak sekali manfaat untuk mendukung masyarakat agar lebih sehat dan produktif. Fasilitas ini sangat membantu anak-anak muda yang sedang berada dalam fase produktif. Tidak hanya untuk latihan, adanya sarana untuk berolahraga dapat menjadi tempat untuk menghibur diri. Sarana untuk berolahraga di mall dapat disediakan dengan berbagai bentuk seperti toko untuk peralatan olahraga, tempat untuk gym, atau lapangan untuk olahraga. 

4. Menyediakan sarana hiburan

Saat ini kita sudah tidak jarang mall menyediakan berbagai sarana hiburan. Ada berbagai macam sarana hiburan yang dapat disediakan di mall seperti bioskop, tempat bermain anak-anak, theme park, dsb. Sarana hiburan ini dapat meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke mall. Masyarakat berkunjung ke mall tidak lagi sebatas untuk memenuhi kebutuhan belanja, namun berubah menjadi sebuah keinginan. 

5. Membuat acara – acara kreatif

Sentuhan sederhana dengan acara-acara kreatif seperti konser, bazar, seminar, expo, dsb sangatlah diperlukan untuk membuat mall menjadi tidak membosankan. Acara tersebut dapat diadakan di hari-hari besar nasional seperti saat tahun baru, atau hari kemerdekaan Indonesia. Akan lebih baik lagi jika mall juga ikut mengundang berbagai influencer, artis, atau tokoh-tokoh yang terkenal. Hal ini akan meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap mall. 

6. Mengadopsi teknologi digital

Kemunculan platform belanja yang baru seperti e-commerce atau media sosial membuat pengelola mall khawatir keberadaan mall menjadi tidak dibutuhkan. Sebaiknya, lihat kejadian tersebut sebagai sebuah kesempatan ketimbang ancaman. Jika sebuah mall sudah lama bertumbuh dengan konsep ritel, tidak perlu mengubah konsep mall tersebut secara keseluruhan. Setiap pedagang di kios-kios mall dapat memanfaat platform e-commerce atau media sosial agar masyarakat dapat tetap membeli kebutuhan barang yang dijual tanpa harus mendatangi mall tersebut. 

Charles Darwin, seorang naturalis dan ahli geologis Inggris pernah berkata bahwa “Bukanlah spesies yang paling kuat atau paling cerdas yang mampu untuk bertahan, namun mereka yang mampu beradaptasi pada perubahan”. Begitu pula dengan mall. Jika mall ingin bertahan dan bersaing di masa depan, jangan terjebak pada konsep retail, namun harus mulailah untuk ekspansi ke konsep lifestyle.

Referensi

  • Nugroho, I. (2023, February 16). Bedah Inovasi mall ramai vs Mall Sepi. YouTube. Retrieved February 19, 2023, from https://www.youtube.com/watch?v=V9pF1V-DEqs
  • Kasali, R. (2018). The Great Shifting, Series on Disruption. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.