Tag Archives: Kuat

Masyarakat Kuat Tanpa Hoaks, Bagaimana Caranya?

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Hoaks, atau yang lebih sering disebut sebagai berita bohong. Fenomena yang sering terjadi di masyarakat awam maupun pengguna media sosial. Sebelum berkembangnya era revolusi digital Indonesia, sebenarnya berita hoaks sudah ada meskipun tidak marak seperti sekarang.

Pada tahun sebelum revolusi digital, media informasi hanya terfokus pada beberapa sumber. Pemancar sinyal radio, dan surat menyurat adalah hal lumrah di kala itu. Masyarakat kebanyakan mendapatkan informasi dari surat kabar atau majalah. Bisa dibilang untuk memuat suatu peristiwa ke media publik cukup sulit. Karena tidak sembarangan orang bisa melakukannya.

Hoaks sangat merugikan masyarakat
Hoaks | Pixabay (Jhon Iglar)

Kondisi di atas tentu sangat berbeda dengan zaman sekarang. Semua orang bisa membagikan momen, dan memberikan informasi ke dalamnya secara bebas. Terutama platform media sosial yang hampir menjadi penyalur utama kebebasan berekspresi masyarakat. Di tengah kebebasan tersebut, muncul satu persatu masalah yang bisa menyebabkan disintegrasi antar sesama. Munculnya akun penyebar hoaks dengan tujuan tidak baik. Oknum-oknum seperti ini yang bisa mengubah tatanan masyarakat dimulai dari sosial media.

Masyarakat yang cukup awam mungkin akan meresponnya dengan serius tanpa memilah berita mana yang tidak benar. Hoaks yang dapat berisi ujaran kebencian, fitnah, berita bohong, dan lain sebagainya. Kabar burung yang tidak jelas datangnya dari mana dapat dengan mudah tersebar dan menyebabkan kepanikan publik.

Selain itu, para oknum memiliki tujuan yang berbeda setiap menjalankan aksinya. Hoaks dapat memicu amarah dan kehebohan publik tanpa jelas darimana sumbernya. Hal seperti ini sangat rentan terhadap mereka yang masih pemula dalam bersosial media. Para pengguna baru tidak memfilter berita yang diterima dan menganggap semua informasi itu benar.

Penyebaran hoaks bisa membuat keributan
Hoaks adalah Musuh | Pixabay (memyselfaneye)

Jika berbicara mengenai oknum yang membuatnya, mereka memiliki cara yang berbeda-beda. Pada zaman dahulu hoaks tersebar melalui mulut ke mulut hingga tersebar luas. Berbeda pada zaman sekarang, seiring perubahan menuju digitalisasi, hoaks semakin terasa lumrah di kalangan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah di atas tentu diperlukan kesadaran umum dan fasilitasi pemerintah untuk mengurangi penyebarannya. Sejauh ini penyebaran hoaks dapat teratasi dengan memeriksa atau melaporkannya secara langsung. Beberapa media sosial juga lebih ketat terhadap berita-berita yang ada di dalamnya.

Beberapa fitur yang dapat kalian gunakan jika menemukan konten hoaks di media sosial . Untuk media sosial besutan Meta seperti Facebook dan Instagram, kalian bisa menggunakan fitur Laporkan Postingan, dan masukkan sebagai kategori informasi palsu. Hal ini juga dapat berlaku untuk media sosial lainnya. Selain itu, kalian dapat mengirimkan aduan melalui situs  aduankonten.id milik Kominfo.

Lalu, bagi kalian yang belum tahu apakah berita tersebut hoaks atau fakta, kalian bisa mengeceknya di beberapa situs terpercaya berikut ini. Diantaranya adalah turnbackhoax.id, cekfakta.com, dan s.id/infovaksin (khusus untuk informasi hoax tentang covid). Untuk situs dari pemerintah sendiri telah menyediakan komin.fo/inihoaks dari Kementrian Komunikasi dan Informatika sebagai sarana informasi.

Selain itu, untuk mengurangi penyebaran informasi tidak benar. Masyarakat perlu diarahkan kembali untuk membaca berita informasi dari sumber terpercaya. Ada banyak platform di luaran sana yang mengandung provokasi dan hoaks. Sehingga kita perlu platform yang bersih dan berkualitas seperti digitalbisa sendiri.

Selanjutnya tinggal masyarakat dan kita sebagai pengguna aktif media sosial perlu bijak dalam menanggulangi penyebaran hoaks. Masyarakat awam juga diperlukan bimbingan dalam menghadapi hoaks, karena mereka adalah yang termasuk paling rentan terkena dampaknya. Sebagai generasi bangsa yang menjadikan negara ini semakin maju, kita harus bisa menghadapi hal-hal yang dapat mengacaukan tatanan sosial seperti hoaks ini.

Referensi : Situs Kominfo

Membangun Budaya Berinovasi Perusahaan yang Kuat di Era Digital

Pada awal tahun 2000, hampir sebagian besar masyarakat di dunia, termasuk Indonesia akrab dengan handphone merk Nokia, yang disebut sebagai handphone sejuta umat. Namun seiring berkembang nya waktu, kejayaan Nokia mulai meredup dan kalah saing dengan beberapa kompetitor seperti Samsung hingga Apple. 

Apa yang menyebabkan Nokia yang berjaya selama bertahun-tahun ini bisa berakhir dengan cepat? Lambatnya dalam berinovasi bisa menjadi salah satu penyebabnya sayangnya, Nokia masih bersikukuh bertahan dengan Symbian, di saat kompetitor, Samsung sudah mulai menggunakan Android. 

Lantas, apa yang dimaksud dengan inovasi, dan apa saja manfaatnya bagi perusahaan? Dalam buku berjudul “Innovative Companies” karya Joko Sugiarsono, disebutkan bahwa Inovasi adalah sebuah skills set yang bisa dipelajari. Perusahaan yang melakukan inovasi dapat membuahkan produk, layanan, proses dan strategi yang jauh lebih maju daripada kompetitornya. 

Jika perusahaan berhenti melakukan inovasi, maka mereka dapat lebih mudah dikalahkan oleh kompetitor. Perusahaan harus mulai membuat budaya berinovasi pada karyawannya.

Di bawah ini terangkum beberapa tips untuk menciptakan budaya berinovasi dalam lingkungan perusahaan:

1). Memberikan semua karyawan kesempatan untuk menyampaikan ide inovatif

Tidak semua orang di perusahaan mempunyai kesempatan untuk menjadi eksekutor saat perusahaan sedang membuat inovasi. Meskipun demikian, karyawan mempunyai kesempatan untuk memberi kontribusi dalam berinovasi. Hal yang paling sederhana adalah dengan menyampaikan ide yang mereka miliki. Perusahaan dapat menyediakan sebuah aplikasi atau situs dimana karyawan dari berbagai lapisan dapat menyampaikan ide mereka dengan lebih mudah kedalam satu platform yang sama. 

2). Mencari pain point dari pelanggan

Tujuan utama dari sebuah inovasi dalam perusahaan adalah memberikan pilihan solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah para pelanggan. Pimpinan dan karyawan dari perusahaan berkomunikasi secara intensif dengan pelanggan, perhatikan setiap keluhan yang disampaikan. Dari keluhan tersebut, karyawan dapat menemukan titik terang dan solusi untuk menyelesaikan keluhan tersebut. 

3). Menciptakan suasana kerja yang dinamis

Lingkungan kerja yang statis akan membuat karyawan menjadi jenuh, kurang kreatif dan inovatif. Suasana yang dihasilkan akan cenderung membosankan dan membuat karyawan jadi kurang semangat dalam bekerja. Ciptakanlah lingkungan yang dinamis dengan kegiatan yang bervariasi setiap saat. Jika karyawan terbiasa dengan suasana kerja yang dinamis, hal ini pasti akan membantu mereka menjadi lebih berfikir secara kreatif juga inovatif.

4). Memperkuat keterampilan digital untuk karyawan

Inovasi di zaman seperti sekarang ini tidak akan lepas dari peran teknologi digital. Perusahaan harus memastikan setiap pimpinan dan karyawan melek akan teknologi digital. Keterampilan digital seperti copywriting/content writing, desain, membuat presentasi, sangat dibutuhkan dalam menciptakan inovasi di masa ini. Perusahaan dapat memfasilitasi karyawan untuk mengasah keterampilan digital mereka melalui beberapa pelatihan. 

Hal ini semua bisa terjadi jika perusahaan juga turun tangan, ingin menciptakan berbagai inovasi yang hebat dan variatif ? mulailah dengan membuat budaya inovasi di kantor yang kuat. Ciptakan lingkungan kerja dan suasana kerja yang nyaman agar karyawan semakin produktif.   

Referensi:

Sugiarsono, J. (2017a). Innovative Companies. SWA.