Dulu Bertemu Setiap Hari, Sekarang “Berjumpa” Lewat IG Story
Dulu Bertemu Setiap Hari, Sekarang “Berjumpa” Lewat IG Story…
Dulu Bertemu Setiap Hari, Sekarang “Berjumpa” Lewat IG Story…
Televisi dan media sosial masing-masing mempunyai peran penting dalam mendukung peningkatan publikasi perusahaan. Kedua channel tersebut masih sangat dibutuhkan karena memiliki keunggulan tersendiri yang saling melengkapi satu sama lain.
Dalam publikasi untuk perusahaan, televisi memainkan peran melalui penayangan iklan TVC, program wawancara, talkshow, seminar, dan lainnya. Sedangkan media sosial memiliki peranan mempublikasikan berbagai bentuk konten seperti iklan, foto, video atau tulisan berupa storytelling perusahaan.
Namun diantara kedua media tersebut, yang manakah yang mempunyai keunggulan lebih dalam mendukung publikasi perusahaan.
Berikut adalah beberapa penjelasan mengapa televisi masih dibutuhkan untuk mendukung publikasi perusahaan:
1. Televisi dapat diakses di berbagai lokasi, bahkan di daerah terpencil dan daerah yang memiliki jangkauan internet terbatas
2. Jumlah masyarakat yang menonton televisi di Indonesia masih cukup besar. Nielsen mengumumkan bahwa jumlah penonton televisi (TV) analog maupun digital alami peningkatan dari 58,9 juta penonton menjadi 96 juta penonton pada Juli 2022.
3. Iklan TVC mengandung konten yang ringan dengan durasi yang singkat. Selain itu mereka mempunyai kemampuan untuk membangkitkan emosi dan menciptakan hubungan dengan penonton.
4. Jika sebuah acara televisi mengadakan wawancara, talkshow atau seminar di mana narasumbernya adalah seorang pejabat atau karyawan dari perusahaan, hal tersebut berpotensi untuk meningkatkan reputasi perusahaan.
Adapun, berikut adalah alasan dan pertimbangan mengapa media sosial dibutuhkan dalam mendukung publikasi perusahaan.
1. Konten media sosial dapat diakses di berbagai perangkat dan bisa diakses dimana saja selama terdapat jangkauan internet
2. Berdasarkan riset dari DataReportal dalam laporan bertajuk “Digital 2022”, jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 191,4 juta jiwa pada bulan Januari 2022 atau 68,9 % dari penduduk Indonesia. Angka ini meningkat sebanyak 21 juta atau 12,6 % dari tahun 2021.
3. Komunikasi dalam media sosial dapat berjalan dengan dua arah. Audiens tidak hanya menikmati konten, tapi mereka juga dapat berpartisipasi dengan memberi komentar atau menyebarkan konten yang dibuat oleh perusahaan.
4. Audiens dapat mengakses konten di media sosial berulang kali. Hal ini berbeda dengan konten di media konvensional yang hanya bisa disaksikan pada waktu tertentu.
5. Dapat meningkatkan brand awareness dengan biaya yang minim. Sebagai contoh publikasi melalui media sosial dapat meminimalkan pengeluaran iklan.
Di era digital ini, masyarakat yang berminat untuk memanfaatkan media sosial semakin banyak khususnya dari generasi muda. Oleh karena itu perusahaan harus mulai beradaptasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan media sosial. Meskipun demikian, peran televisi harus tetap dipertahankan untuk meningkatkan publikasi dan membangun brand perusahaan.
Perusahaan juga dapat mulai mensinergikan media sosial dengan televisi. Konten atau acara yang ada di televisi seperti iklan TVC, wawancara, talkshow hingga seminar dapat ditayangkan di media sosial perusahaan. Dengan demikian, efektivitas penyampaian informasi juga diharapkan dapat semakin meningkat.
Referensi:
Muhajir, A. (2022, July 23). Riset: Penonton TV di Indonesia Alami Peningkatan : Okezone techno.https://techno.okezone.com/read/2022/07/23/54/2634890/riset-penonton-tv-di-indonesia-alami-peningkatan?page=2
Jemadu, L. (2022, February 23). Jumlah Pengguna Media Sosial Indonesia Capai 191,4 juta per 2022. suara.com. https://www.suara.com/tekno/2022/02/23/191809/jumlah-pengguna-media-sosial-indonesia-capai-1914-juta-per-2022