Tag Archives: Maju

E-Fishery : Startup di Sektor Perikanan yang Berhasil Maju dikala Masa Pandemi

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Awal pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan dalam berbagai sektor di indonesia, termasuk sektor perikanan budidaya. Daya beli masyarakat yang terus menurun berdampak terhadap hasil tangkap perikanan yang kurang diminati. Pelaku usaha terutama pembudidaya kecil sangat merasakan dampaknya.

Aktivitas jual beli ikan segar yang biasanya berlangsung di pasar lokal cenderung sepi karena pemberlakuan jaga jarak serta kebanyakan masyarakat memilih untuk menjauhi kerumunan. Yang biasanya dilakukan setiap hari cenderung menjadi beberapa hari. 

Kurangnya transaksi jual beli tidak sejalan dengan hasil tangkapan atau pasokan produksi perikanan yang mengalami kelebihan. Jika tidak terjadi transaksi jual beli, mau tidak mau timbul kerugian karena ikan segar dengan kualitas tinggi yang menjadi nilai lebih dari sektor perikanan tidak dapat dijual jika dalam kondisi tidak baik. 

Selain penurunan konsumsi dari masyarakat, kegiatan ekspor juga mengalami penurunan hingga 10-20 persen. Negara pengimpor komoditas perikanan Indonesia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat memberlakukan kebijakan pembatasan ekspor yang membuat sektor perikanan terhambat. 

Namun bisnis startup eFishery menunjukkan pendapatan yang meningkat ketika pandemi hingga 4 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut pernyataan Gibran Huzaifah, Co-founder serta CEO eFishery, perusahaan mengantongi keuntungan hingga 287 persen pada year-on-year Gross Merchandise Value (GMV) di tahun 2020.

Penggunaan efishery oleh pembudidaya | Sumber: Situs Efishery

Keuntungan tersebut merupakan hasil dari dampak pandemi yang dijadikan peluang oleh eFishery. Pembudidaya ikan yang kesusahan untuk memperoleh modal usaha, pasokan pakan ikan yang terbatas, serta sulitnya untuk menyalurkan hasil budidaya menjadi alasan eFishery memberikan bantuan.

eFishery telah mengawali perjalanannya sejak tahun 2013. Menjadi perusahaan pertama di bidang akuakultur yang memanfaatkan aquaculture intelligence. Sejak saat itu eFishery terus berkembang hingga berhasil menjadi perusahaan startup terbesar di dunia dalam bidang akuakultur. Dengan bisnis yang berfokus dalam budidaya ikan serta udang dan pakan perikanan.

Saat ini eFishery telah memiliki lebih dari 200 ribu kolam dengan omzet mencapai triliunan rupiah. Bagaimana tidak, untuk satu kolam dalam setiap kali panen dapat memberikan omzet sekitar 40 juta hingga 45 juta rupiah (dalam satu kali silus). Gibran menaruh target di tahun 2025 untuk dapat mencapai 1 juta kolam di bawah naungan eFishery.

Startup eFishery juga telah menghadirkan aplikasi eFsiheryku yang telah disebarluaskan ke publik. Aplikasi tersebut akan memberikan pendampingan terkait budidaya ikan dari awal hingga panen. Juga memberikan kemudahan dalam memenuhi sarana produksi perikanan, menjembatani akses pembiayaan dengan institusi keuangan, juga memudahkan menyalurkan hasil panen.

Salah satu program yang dihadirkan adalah eFisheryFund, di mana menghubungkan antara pembudidaya dengan institusi keuangan. Startup eFishery telah menjalin kerja sama dengan Bank BRI, Alami Sharia, serta Investree. Telah lebih dari 13.000 pembudidaya yang memperoleh dukungan dari program eFisheryFund dengan dengan pinjaman yang disetujui mencapai lebih dari 200 miliar rupiah. 

Penggunaan Efishery pada kolam budidaya | Sumber Situs KrASIA

Selain itu fitur lainnya adalah Kabayan (Kasih, Bayar Nanti). Fitur tersebut membantu pembudidaya untuk mendapatkan pakan ikan dengan metode pembayaran pay later. Sehingga pembayaran dapat dilakukan ketika panen dengan tenor 1 hingga 6 bulan. Dengan metode pembayaran tersebut tentu meringankan pengeluaran pembudidaya sebelum masa panen.

Selanjutnya eFishery akan mengembangkan fitur baru yaitu Jual Ikan. Dijelaskan oleh Gibran jika dengan fitur tersebut para pembudidaya ikan dapat melakukan transaksi jual beli dengan sistem lelang. Dalam fitur tersebut juga akan ada sistem feedback sehingga kualitas ikan yang dijual dapat sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Harapan dari eFishery adalah dapat menjadi wadah bagi pembudidaya ikan untuk terus maju dengan perkembangan digital saat ini. Kemudahan fitur serta layanan dari eFishery diharapkan dapat semakin luas dalam menjangkau masyarakat. Serta meningkatkan kualitas serta kuantitas dari produksi perikanan di Indonesia.

Sumber : Situs eFishery | Situs Investor 

5 Langkah Jitu Bangun Desa Digital yang Maju

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan jumlah desa yang sangat banyak. Menurut data dari Badan Pusat Statistis, pada tahun 2022 jumlah desa di Indonesia mencapai 83.794 desa. Namun, berapakah jumlah desa yang sudah terdigitalisasi?

Jumlah desa digital yang sudah terbangun di Indonesia masih sangat minim. Dilansir dari data milik Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, hingga tahun 2022, Indonesia baru memiliki 233 desa digital. Data ini menunjukkan bahwa angka digitalisasi desa masih sangat kecil dan potensi untuk membangun desa digital di Indonesia sangatlah besar.

Membangun desa digital di Indonesia memang bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan perjalanan yang sangat panjang dan partisipasi dari seluruh pihak. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh jika desa bertransformasi menjadi desa digital. Diantaranya, desa dapat lebih mudah untuk meningkatkan daya saing mereka, serta memperoleh informasi yang cepat. 

Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi berbagai pihak terkait, desa digital dapat diwujudkan secara lebih cepat dan tepat. Di bawah ini adalah beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan desa agar dapat bertransformasi menjadi desa digital yang maju:

1). Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat

Pemerintah desa, dengan dukungan dari tokoh masyarakat dapat memberikan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya digital untuk desa yang mereka tempati, serta mengapa desa harus bertransformasi menjadi digital. Masyarakat perlu diyakinkan tentang manfaat apa yang bisa didapatkan jika desa bertransformasi menjadi desa digital. Ada berbagai macam cara dapat dilakukan untuk mensosialisasikan dan mengedukasi hal tersebut seperti dengan menyebarkan brosur, sosialisasi online hingga mengadakan acara – acara seminar di balai desa setempat. 

2). Mewujudkan pelayanan publik berbasis digital

Mewujudkan desa digital tidak terlepas dari pelayanan publik berbasis digital. Oleh karena itu, sistem pelayanan publik di desa harus perlahan beralih ke digital agar masyarakat dapat mulai terbiasa dengan sistem digital.

Digitalisasi dalam pelayanan publik di desa bisa dimulai dari hal yang sederhana, semisal memberlakukan surat elektronik dimana surat dapat diakses warga melalui email. Jika ingin melangkah lebih maju, desa dapat menyediakan aplikasi yang memudahkan warga untuk mengakses informasi terkait desa, atau mengurus dokumen-dokumen penting, hingga mengakses berbagai layanan yang ada di desa. Saat ini, sudah ada beberapa aplikasi yang tengah dikembangkan untuk mengoptimalkan pelayanan desa. Salah satu contohnya adalah aplikasi Smart Village. 

3). Membuat situs dan akun media sosial resmi desa

Untuk membuka diri terhadap masyarakat di era digital, sebaiknya pemerintah desa dari setiap desa menyediakan situs dan akun resmi media sosial desa. Dengan adanya situs akun media sosial resmi, desa dapat lebih mudah untuk memperkenalkan informasi-informasi penting mengenai desa tersebut kepada masyarakat luas. Masyarakat pun dapat lebih mudah untuk memberi saran atau masukan yang dapat membantu desa untuk meningkatkan kualitasnya. Hal ini pun bisa dijadikan salah satu cara untuk mempromosikan wisata yang terdapat di dalam di desa tersebut.

4). Memastikan akses internet di desa

Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan digital terpenting semua masyarakat, untuk menunjang kehidupan sehari-hari mereka. Agar akses internet di negeri kita semakin merata, pastikan desa-desa mempunyai akses internet yang cepat dan memadai. Jika masih banyak masyarakat desa yang kesulitan untuk mempunyai akses internetnya di rumah masing masing dikarenakan keterbatasan ekonomi atau alasan lain nya, setidaknya pastikan akses internet tersedia di ruang-ruang publik seperti di balai desa, sekolah, dsb. Pemerintah desa dapat menyiapkan anggaran untuk membangun fasilitas wifi di tempat tersebut. Adapun jika belum bisa mengandalkan anggaran pemerintah desa, masyarakat dapat membangun secara swadaya. 

5). Mengembangkan transaksi digital

Transaksi digital seperti QR Code jika diterapkan di desa dapat memberikan manfaat yang besar untuk mendorong perkembangan ekonomi digital. Sebagai contoh, warga desa yang berbisnis UMKM dapat mulai melakukan transaksi secara digital dengan menyediakan QR Code. Hal ini dapat memudahkan proses transaksi, termasuk wisatawan yang ingin membeli produk-produk UMKM tersebut. Beberapa desa di Indonesia sudah menerapkan cara ini. Sebagai contoh, saat kita berkunjung ke Desa Kemuning di Karanganyar, Jawa Tengah, warung-warung sekitar sudah mulai menyediakan QR Code. Wisatawan, khususnya yang dari perkotaan akan merasa sangat terbantu dengan adanya QR Code. 

Dari beberapa poin di atas sudah di jelaskan bagaimana caranya membangun desa digital. Di mulai dari langkah kecil tetapi di kemudian hari akan menjadi dampak yang besar. Jika desa di seluruh penjuru Indonesia sukses menerapkan digitalisasi, maka hal tersebut dapat memabantu dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Bukan itu saja, hal ini pun bisa membuat para penduduk lebih mudah memperkenalkan produk mereka begitu juga hal ini membuat para konsumen atau pendatang  lebih mudah mengakses produk desa tersebut.

Referensi:

Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Provinsi, 2022. Badan Pusat Statistik. (n.d.). https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/bEVXU252SU9hTjBxWEU3Z2NpS1ZPQT09/da_02/1

Sudoyo, W. (2022, July 28). Kemendes PDTT Bentuk desa Digital lewat sdgs desa. Info Publik.https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/653214/kemendes-pdtt-bentuk-desa-digital-lewat-sdgs-desa?show=