Kisah Pribadiku: Mengenyam Teknologi Jadul Sampai Serba Otomatis
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
“Teknologi itu sebetulnya bisa mengantarkan aku pribadi ke dalam yang lebih baik lagi, tetapi di satu sisi aku bisa terjerumus juga ke dampak negatif dari teknologi itu sendiri” gumamku.
Di era digitalisasi sekarang ini, aku bisa berubah secara drastis dari dimana dulu aku nggak main gawai tapi sekarang aku main gawai juga, sehingga banyak sekali efek yang berubah dari diriku sendiri, terutama dari segi kebiasaan karena pengaruh dari revolusi era digitalisasi ini sangat besar sekali dampaknya, salah satunya cara saya berinteraksi dengan orang lain saya lebih aware di media online daripada interaksi offline.
Banyak orang yang beranggapan bahwa digitalisasi ini tidak membawa efek yang positif. Nyatanya yang berpengaruh pada diriku dua-duanya sangat berpengaruh. Kenapa bisa begitu? Aku jawab dengan ceritaku di bawah ini karena beginilah proses aku mengenyam teknologi dari awal sampai sekarang.
Dimulai dari Box Men
Aku kenal dengan barang elektronik pertama kali, dimulai dari sebuah Box Men. Tau kan apa itu Box Men? So, Box Men itu kalau zaman sekarang itu namanya Music Box, tapi kalau Box Men ini lebih ke radio yang antenanya memakai headset. Sebuah nostalgia bagi aku karena aku pertama kali mengenal elektronik itu Box Men, inilah yang menjadi titik awal aku suka di dunia digitalisasi.
Aku pertama kali kenal dengan bokman ini pada tahun 2009 waktu itu gelombang radionya masih terbatas, walaupun diputar-putar ada sedikit saja suaranya itu, sudah menjadi sebuah fenomena bagi saya yang menyenangkan sekali.
Mengenal Hp pada Tahun 2009
Selain itu saya juga menggunakan gawai pertama kali yaitu Merk Cross. Waktu itu keyboard nya masih versi jadul belum qwerty. Gawai Cross tersebut secara garis besar hanya memiliki fitur putar musik, kamera yang masih sekian megapixel, kirim pesan dan panggilan singkat saja. Hanya satu-satunya untuk hiburan yaitu putar musik, itu pun musiknya hasil beli dari tukang warnet yang harganya Rp3.000 itu dapat 100 musik:) Cukup menyenangkan bukan?
Ingin lebih tau? Bikin Daftar Searching
Dulu itu kalau mau cari informasi itu sangatlah susah, khususnya di internet biasanya saya untuk mencari sebuah artikel atau gambar, biasanya saya mencatat apa saja yang mau dicari saat aku pergi ke warnet nanti:) Masih ingat saya yang paling saya kepoin adalah Kota Mekah, Keajaiban Dunia, dan masih banyak lagi. Aku sengaja pergi ke Warnet hanya untuk memenuhi rasa penasaranku. Cukup miris sekali dulu mau dapetin informasi segitunya. Tetapi sekarang sudah ada masing-masing gawai yang sudah bisa membuka berbagai macam informasi.
Aktif On Air di Radio
Selain aku suka dengan dunia digitalisasi, aku juga sering interaktif dengan radio radio yang ada di Indonesia, seperti Radio Republik Indonesia (RRI) dan radio-radio lokal dan masih banyak lagi. Waktu itu aku suka on air untuk request lagu. Karena kan mau sebuah lagu itu satu-satunya dengan cara request sama radio biar diputar.
Facebook Menjadi Titik Awal Menjelajahi Dunia Maya

Perlu diketahui bahwa aku memulai membangun sosial media itu pada saat SMP kelas 7, itu saya pertama kali membuat Facebook. Biasanya saya meminta pertemanan sama orang yang aku kenal dan sering di jailin juga. Waktu itu masih tren status yang pakai bahasa tidak dimengerti, campuran angka sama huruf (S3d4n9 4p4 k4mu?) sama hastag yang super aneh #bl #blsampaiakar itu semuanya menjadi kenangan untuk sekarang.
WhatsApp Menjadi Aplikasi yang Langka Pada Zamannya
Selanjutnya aku membuat messenger WhatsApp itu pada SMP kelas 8. Aku membuat WhatsApp masih versi awal banget, aku baru merasakan ada aplikasi yang bisa kirim suara. dulu itu pernah saya menghayal disaat SD kelas 5, andai kedepannya bakalan ada fitur nelpon tapi bisa lihat muka dan SMP kelas 2 itu sudah terwujudkan ada panggilan video call yang artinya khayalanku beberapa tahun yang lalu itu kenyataan sungguh luar biasa sih.
Naik Level Mulai Seluncuran di Instagram
Salah satu media sosial yang paling populer dari dulu sampai sekarang adalah Instagram. Waktu itu aku bikin Instagram saat awal masuk SMK itupun karena ditugaskan untuk membuat Instagram khususnya saya sebagai media, tidak jauh-jauh dari pengelolaan konten ya salah satunya dengan Instagram tersebut.
Tapi lama-lama saya menjadi punya banyak Insight terhadap Instagram ini, jika algoritma kita mengikuti orang-orang yang memiliki value positif maka semua informasi yang masuk juga akan positif, tetapi sebaliknya jika kita hal-hal yang negatif maka yang akan muncul juga hal-hal yang negatif pula, maka dari itu penting dari sendiri untuk memfilter informasi yang kita serap.
Kuota Internet Super Awet
Kalau yang satu ini agak konyol ya waktu, itu provider saya masih Telkomsel karena daerah saya hanya Telkomsel saja yang ada jaringannya. Telkomsel waktu itu masih menawarkan harga dibawah Rp100.000, untuk membeli kuota sebanyak 500 MB itu sudah termasuk paling gede, dan aku sendiri memakai yang 60 MB, itu satu hari satu malam cukup karena waktu itu loadingnya saja untuk membuka Facebook selama 1 menit:) artinya waktu itu belum 4G makanya data yang 60 MB itu sangat awet sekali.
Itulah beberapa momentum aku dalam sebuah perjalanan ketika menjelajahi dunia digital, transformasi yang telah terjadi ini banyak hal yang saya pelajari, dari teknologinya itu sendiri. Intinya teknologi itu bisa ‘mengatur kita’ kalau kitanya nggak bisa ngatur diri sendiri, tetapi teknologi itu sangat ‘memberikan manfaat’ jika kita yang memanfaatkannya dengan baik maka dari itu. Mari kita jaga teknologi ini adalah bisa digunakan secara maksimal, jadikan teknologi ini sebagai wadah untuk bisa berekspresi memberi kontribusi kepada negara Indonesia.