Virtual Learning Metode Pembelajaran Masa Depan
#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik
Pandemi covid-19 belum sepenuhnya berakhir, keberadaanya benar – benar memporak-porandakan kestabilan beberapa negara sejak virus tersebut pertama muncul. Coronavirus Disease 2019 atau disingkat covid-19 menurut WHO pertama muncul 31 Desember 2019, dan mulai saat itu pula ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara sangat menghawatirkan kepada mereka yang tinggal di negara terdampak.
Survey terbaru tentang efek covid-19 pada sentimen ekonomi global overall responden masih pesimis dan persentasenya hampir setara pada tahun 2020. Sebagian besar responden berasal dari negara Asia-Pasifik dan Tiongkok, mereka berharap ekonomi membaik namun survey yang dimulai sejak 2020 ini tercatat setengah dari semua responden masih pesimis tentang pertumbuhan ekonomi beberapa bulan ke depan.
Pandemi ini berdampak hampir di semua lini, salah satunya Pendidikan. Konsep Pendidikan mengalami berubah belakangan ini, jauh sejak pandemi melanda sebenarnya konsep Pendidikan mulai berubah namun memang perubahan makin terasa sejak dimulainya pandemi covid-19. Pembelajaran virtual adalah wajah dari perubahan konsep Pendidikan, berubah dari sistem Pendidikan kelas konvensional yang sudah berjalan lebih dari berabad – abad. Bentuk pembelajaran virtual memanfaatkan internet dibilang bisa lebih fleksibel karena bisa akses belajar tanpa harus hadir di satu tempat dan satu waktu. Selain itu pembelajaran virtual dianggap bisa membuat siswanya belajar lebih mandiri dan menambah keinginan untuk eksplorasi lebih sendiri, oleh karena itu pembelajaran virtual ini dianggap menjadi sistem Pendidikan di masa depan :
Lebih bebas mengakses pembelajaran kapan pun dan di mana pun. Mudah diakses dibanding konsep Pendidikan tradisional yang perlu kita pergi ke tempat belajar mengajar tersebut, mengorbankan waktu hampir setengah hari itu membuat siswa kurang untuk eksplorasi diri. Untuk orang yang sudah bekerja dan punya keinginan untuk melanjutkan studi, tidak perlu untuk mengambil cuti bekerja untuk mencari waktu dalam mengakomodasi studi.
Menyesuaikan pengalaman belajar sesuai minat dan mengatur kecepatan atau lamanya waktu untuk belajar. Pembelajaran virtual dapat disesuaikan sesuai tingkat kemampuan seseorang dengan menyesuaikan minat orang tersebut.
Tidak perlu merogoh kocek dalam – dalam untuk mengikuti kelas pembelajaran virtual karena hanya perlu modal internet dan perangkat atau divice untuk mengakses kelas. Jika dirasa mahal pun pembelajaran virtual memungkinkan untuk membayarnya secara cicil atau sistem paylater, atau bisa saja jadi gratis dan pengurangan biaya jadi jauh lebih rendah dari biaya sebenarnya dengan beasiswa tertentu.
Ruang internet sangatlah luas sehingga banyak sekali tempat untuk dieksplorasi, jumlah materi untuk di pelajari sangat tidak terbatas. Kemudahan lain yang didapat adalah bisa mendapat ijazah, sertifikat atau gelar tanpa harus menjajakan kaki ke tempat tersebut.
Tingkat retensi tinggi di sini yang dimaksud adalah siswa belajar seperti tingkat stres dan tekanan berkurang karena kebebasan yang didapat. Kebebasan untuk mempelajari konsep belajar sesuai kapasitas diri masing – masing, dan bisa menyesuaikan jadwal dan waktu kelas.
Komunikasi tutor/guru dengan siswa/pelajar pembelajaran virtual menjadi lebih baik dan berkualitas. Dari sisi tutor mereka memiliki banyak metode dan materi yang akan diajarkan, waktu untuk berinteraksi dengan pelajar/siswa lebih banyak, dan untuk siswa juga banyak waktu untuk berinteraksi dengan tutornya terkait materi pembelajaran yang mungkin tidak dimengerti.
Poin – poin yang sudah disebut hanya beberapa alasan pembelajaran virtual akan mengubah wajah sistem Pendidikan. Jika dilihat mungkin lebih menjanjikan, namun yang terjadi selama pandemi pembelajaran virtual masih ada dampak negatifnya. Maka dari itu sebelum membuat pilihan belajar secara virtual atau tetap dengan sistem yang ada sekarang, artinya kembali kepada pribadi masing – masing seperti tujuan dan kebutuhan hidup, sistem pembelajaran tradisional bisa dibilang masihlah lebih menjanjikan meskipun sistem pembelajaran virtual terlihatnya menjanjikan juga.