Tag Archives: Penggunaan

Penggunaan Cloud Computing untuk Bisnis 4.0 di Indonesia

Cloud Computing | Sumber : https://pixabay.com/id/illustrations/keping-awan-komputer-data-6517875/


#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Mungkin istilah dari cloud computing saat ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita, namun apa itu cloud computing?. Cloud computing adalah suatu ketersediaan sumber daya sistem komputer sesuai dengan permintaan terutama dalam penyimpanan data dan daya komputasi, tanpa pengelolaan aktif langsung oleh user. Istilah cloud computing ini digambarkan sebagai pusat data yang tersedia untuk banyak user menggunakan internet. Pada saat ini era bisnis dan industry telah memasuki era 4.0, di mana pelaku bisnis mulai menggunakan teknologi yang canggih salah satunya penggunaan teknologi cloud computing, Menurut Laporan State of the Cloud tahunan Right Scale untuk tahun 2019 sekitar 91% bisnis menggunakan cloud public dan 72 % menggunakan cloud pribadi. Namun Sebagian besar perusahaan menggunakan kedua opsi tersebut dengan 69% memilih menggunakan cloud hybrid. Dengan dilihat dari persentasenya layanan cloud computing ini sedang meningkat karena banyaknya peminat dan permintaan yang berkembang pesat.

Tapi apa peranan Cloud computing dalam dunia bisnis?

Cloud computing ini memiliki peranan penting dalam mempersingkat waktu untuk mengembangkan suatu produk atau sebuah aplikasi. Cloud ini dapat menyediakan berbagai macam layanan dalam memantau aktivitas distribusi data, dengan adanya cloud computing ini dapat memangkas sumber daya yang lebih sedikit dan juga sumber daya yang sedikit juga dan menjadi efisien. Tetapi cloud ini disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau pelaku bisnis yang menggunakan seperti dalam kebutuhan server dengan trafik tinggi dapat ditingkatkan dengan sangat mudah. Teknologi ini juga menjadi alternatif di dunia bisnis pada saat masa pandemi Covid 19. Menurut cloud computing Indonesia bahwa ada pertumbuhan pada CAGR sebesar 18,9% di periode 2020 – 2024 dan juga pada tahun 2021 menunjukan sekitar 50% Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami kenaikan pendapatan sebesar 20% setelah mengadopsi cloud juga dengan cloud ini diprediksi akan meningkatkan PBD Indonesia sekitar $ 10,7 miliar dalam 5 tahun mendatang. Maka dari itu peranan cloud computing dalam dunia bisnis ini sangat berpengaruh untuk pendapatan negara dan juga dapat membantu pendapatan para pelaku bisnis UMKM, memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Selain itu menurut Kertas kerja yang berjudul Cloud Computing as a Key Enabler for Tech Start-Ups Across Asia and the Pacific menyebutkan bahwa infrastruktur cloud akan lebih hemat biaya, mengurangi beberapa risiko kewirausahaan, bersifat scalable atau berskala, cepat dan efisien. Selain itu cloud juga membantu perusahaan startup menghadapi beberapa situasi yang tidak diperkirakan, dan juga terciptanya produk-produk berteknologi canggih.

Ada beberapa survey Cloud computing di dunia bisnis:

  1. Sekitar 20,66% rata rata peningkatan waktu produktivitas pelaku bisnis.
  2. 19,63% kenaikan rata rata pertumbuhan di perusahaan.
  3. 18,80% kenaikan rata rata dalam proses yang ada di dalam perusahaan.
  4. 16,18% pengurangan rata rata biaya operasional perusahan.
  5. 15,07% pengurangan rata rata pengeluaran departemen TI.
  6. 16,76% penurunan rata rata biaya pemeliharaan TI.

Dengan melihat survey tersebut, maka ada beberapa keuntungan dari Cloud Computing di dunia bisnis:

  1. Efektivitas Biaya di mana perusahaan tidak perlu menginvestasikan uang dan waktu untuk menggunakan server standard yang di mana lebih rumit dibandingkan dengan menggunakan metode cloud, di mana biaya pemeliharaannya akan lebih murah dan lebih menghemat waktu.
  2. Skala dan Kecepatan dengan menggunakan cloud ini tidak diperlukan untuk membeli dan juga mengatur sebuah hardware secara manual.
  3. Ruang Penyimpanan Besar dengan menggunakan cloud ini perusahaan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar lagi untuk menyimpan sebuah file dan sebuah data.

Penggunaan Digital yang Menjadi Kambing Hitam di Kalangan Orang Tua.

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Peran orang tua sebagai guru utama dan pertama bagi anaknya tentu menginginkan hal yang terbaik. Pendidikan keluarga merupakan langkah awal membentuk karakter dan sifat anak sedari dini. Setiap orang tua memiliki metode yang berbeda dalam mendidik anak. Ada orang tua yang memakai metode lemah lembut hingga disiplin keras untuk menanamkan pendidikan.

Berbicara mengenai metode orang tua dalam mendidik anak. Hal ini juga perlu dilihat dari perkembangan zaman. Ada sebuah ungkapan jika anak hidup berbeda zaman dengan orang tuanya, sehingga dirasa perlu orang tua zaman sekarang juga menyesuaikan diri dengan perkembangan era dimana anak tersebut tumbuh. Termasuk perkembangan digital di dalamnya.

Orang tua perlu memberikan didikan penuh bagaimana seorang anak agar bijaksana dalam menggunakan media digital. Di zaman sekarang masih banyak orang tua yang merasa perannya tergantikan oleh digital. Hal ini dapat berujung dengan mengkambing hitamkan media digital sebagai penyebab utama anak susah diatur. Padahal, digital tidak akan memiliki efek yang berbahaya jika digunakan dengan bijak. Seharusnya semenjak anak mulai mengenal digital, disinilah peran orang tua untuk mengarahkannya.

Tidak bisa dipungkiri, media digital memang memiliki candu tersendiri bagi penggunanya. Media digital yang awalnya digunakan hanya untuk waktu senggang, berubah seakan menjadi zat adiktif di setiap kegiatan. Seorang anak yang terlanjur memiliki kecanduan terhadap media digital, perlu diberikan arahan yang lebih aktif. Peran orang tua seharusnya tidak hanya memerintah, tapi juga harus bisa mempengaruhi dan memberikan evaluasi dari masalah yang dihadapi anak.

Penggunaan digital pada anak
Anak dengan Dunia Digital | Pixabay (StartupStockPhotos)

Lalu, bagaimana cara agar digital itu sendiri justru bisa membantu orang tua terhadap perkembangan pola didik anak? Pertama, orang tua harus bisa lebih tahu apa penyebab anak lebih sering menghabiskan waktunya dengan dunia digital. Sehingga mereka sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak memperhatikan sekitar. Dunia anak adalah dunia bermain, mereka harus lebih aktif dengan kesenangan mereka di dunia nyata bukan sosial media. Lantas apakah yang menjadikan anak bisa kecanduan dengan digital?

Tentunya jika kita membahas hal ini akan menemui berbagai alasan dan penyebab. Semua tergantung mereka (anak) dalam melihat bagaimana media digital tersebut. Anak-anak cenderung menemukan suatu hal yang baru saat mereka bermain media digital. Hal baru tersebut terkadang memberikan kepuasan tersendiri yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata. Sehingga banyak anak yang tidak memiliki waktu bermain dengan dunia luar.

Kedua, apabila orang tua sudah bisa menemukan penyebab anak kecanduan media digital. Perlu beberapa hal atau bimbingan yang aman bagi mental anak selanjutnya. Melarangnya bermain secara langsung tidak akan membuat anak seratus persen patuh terhadap perintah orang tua. Mereka bisa saja memberontak karena terlanjur kecanduan dengan dunia digital.

Hal ini perlu penyesuaian yang perlahan sama dengan saat mereka pertama kali mengenal digital. Serta kebutuhan digital mereka harus sesuai dengan usianya. Orang tua perlu memberikan arahan dan kegiatan pengganti selama anak tidak terlalu fokus dengan dunia digitalnya. Orang tua tetap harus kreatif supaya anak tidak tenggelam jauh ke dalam sesuatu yang bukan dunianya. Ditambah lagi beberapa tahun ini pembelajaran media daring menjadi trend selama pandemi. Jangan sampai hal ini tidak mendapatkan pengawasan dari orang tua. Anak bisa saja dipermudah untuk bolos jam pembelajaran saat sekolah daring.

Solusi lainnya untuk mengurangi dampak negatif dunia digital pada anak adalah dengan dunia digital itu sendiri. Apabila orang tua memiliki kesibukan sehingga sulit memperhatikan tindak tanduk anak setiap hari, orang tua bisa memantau anak melalui dunia digitalnya juga. Beberapa fitur media sudah tersedia sehingga orang tua tetap bisa memantau anak-anak mereka. Misalkan di Google, orang tua bisa menautkan akun anak dengan akunnya. Sehingga segala aktifitas browsing anak bisa dilihat oleh orang tua.

Anak-anak dunianya adalah bermain
Anak Bermain | Pixabay (Lenka Fortelna)

Digital sejatinya bukan musuh utama orang tua dalam mendidik anak. Digital bisa dikatakan sebagai benda mati yang bisa mempengaruhi psikologi anak. Dunia anak bukanlah dunia digital, mereka perlu bermain dengan dunia luar. Dunia anak perlu dikembalikan untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya tanpa menjadikan digital sebagai kambing hitam.