Tag Archives: Perusahaan

Memperkuat Peran Media Relation Perusahaan di Era Digital

Menjaga hubungan baik dengan media menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan, hal ini dilakukan karena dapat mendukung upaya perusahaan untuk memperkenalkan beragam kegiatan dan aksi korporasi prusahaan, sekaligus memperkuat reputasinya. Aktivitas ini dikenal sebagai media relation, yang biasanya ditugaskan kepada unit public relation atau corporate communication dalam sebuah perusahaan. 

Dilansir dari buku “Corporate Communication, Praktik Terbaik Komunikasi Perusahaan” karya Nurlaela Arief, media relation merupakan strategi terintegrasi mengenai praktik bekerja sama dengan media secara sinergis serta membangun hubungan yang professional dengan media. 

Di era digital ini, perusahaan menghadapi tantangan yang sangat besar untuk membangun hubungan yang baik dengan media. Lantas, bagaimana perusahaan dapat lebih meningkatkan kualitas media relationnya? Di bawah ini terangkum beberapa tips yang dapat diterapkan oleh para perusahaan.

1. Memperkuat peran media sosial

Setiap perusahaan harus mulai memaksimalkan publikasi konten di media sosial. Melalui media sosial, perusahaan tidak hanya terbantu untuk meningkatkan konten, namun juga dapat lebih mudah memantau perkembangan media serta konten tentang perusahaan yang ditayangkan berbagai media. Selain itu, media sosial yang terkelola dengan baik dapat meningkatkan kepercayaan media terhadap perusahaan.

2. Memperbanyak kegiatan non formal

Hubungan antara perusahaan dan media jangan hanya dibatasi pada lingkup kegiatan yang terkait dengan pekerjaan seperti konferensi pers, media visit, dan lainnya. Namun, perbanyaklah kegiatan informal seperti ngopi bersama, olahraga hingga jalan-jalan bersama. Kegiatan-kegiatan informal dapat membuat komunikasi antara perusahaan dengan media menjadi lebih cair sehingga lebih akrab satu sama lain. Komunikasi dengan media jangan hanya dilakukan saat perusahaan sedang membutuhkan mereka. 

3. Aktif mengirim konten kepada media

Perusahaan harus lebih sering mengirimkan berbagai konten yang dapat dipublikasikan di media. Mulailah dengan aktif dan banyak mengirim siaran pers ke berbagai macam media setiap kali ada acara besar, peluncuran produk, atau permohonan maaf jika terjadi sebuah masalah di perusahaan. Selain mengirim siaran pers, perusahaan juga dapat mengirim konten-konten dalam bentuk lain seperti infografis, video, maupun konten lainnya. Infografis dan video memiliki konten yang singkat dan ringan, sehingga lebih diminati anak-anak muda. 

4. Membangun relasi yang positif dengan seluruh awak media

Perusahaan harus bersikap terbuka kepada awak-awak media. Penting sekali untuk menjalin hubungan yang positif baik dengan direksi, pimpinan redaksi, redaktur pelaksana hingga wartawan yang paling junior. Semua awak media dari lapisan yang berbeda mempunyai peran yang penting dalam mendukung perusahaan. Terbukalah dengan berbagai diskusi dengan pimpinan redaksi, hingga wawancara hingga konferensi pers bersama para wartawan. Tidak perlu menjelaskan semua informasi yang terjadi di perusahaan secara detail kepada awak media. Namun, saat terjadi sebuah masalah, jangan berusaha menghindar dari media. Hindari ucapan-ucapan seperti “no comment”, yang terkesan lari dari masalah.  

5. Mengoptimalkan data-data media

Data media yang lengkap dan terupdate merupakan sebuah aset yang sangat berharga. Dengan adanya data yang lengkap, kita dapat lebih mudah untuk menghubungi media jika perusahaan ingin melibatkan media dalam berbagai kegiatan dan kesempatan. Hal ini juga dapat memudahkan perusahaan untuk menangani berita-berita negatif yang tengah terjadi di perusahaan. 

Membangun hubungan yang baik antara perusahaan dan media merupakan kunci penting untuk meningkatkan reputasi dan brand dari perusahaan. Sudah saatnya kita melibatkan media dalam berbagai program dan kegiatan perusahaan, tidak hanya di saat perusahaan mengalami krisis. Komunikasi antara perusahaan dengan media di era digital harus dilakukan secara berkesinambungan.

Referensi

Arief, N. N. (2020). Corporate Communication, Praktik Terbaik Komunikasi Perusahaan. Simbiosa Rekatama Media.

Optimalkan Publikasi Perusahaan di Era Digital Lewat Kolaborasi TV dan Media Sosial

Televisi dan media sosial masing-masing mempunyai peran penting dalam mendukung peningkatan publikasi perusahaan. Kedua channel tersebut masih sangat dibutuhkan karena memiliki keunggulan tersendiri yang saling melengkapi satu sama lain.

Dalam publikasi untuk perusahaan, televisi memainkan peran melalui penayangan iklan TVC, program wawancara, talkshow, seminar, dan lainnya. Sedangkan media sosial memiliki peranan mempublikasikan berbagai bentuk konten seperti iklan, foto, video atau tulisan berupa storytelling perusahaan. 

Namun diantara kedua media tersebut, yang manakah yang mempunyai keunggulan lebih dalam mendukung publikasi perusahaan. 

Berikut adalah beberapa penjelasan mengapa televisi masih dibutuhkan untuk mendukung publikasi perusahaan:

1. Televisi dapat diakses di berbagai lokasi, bahkan di daerah terpencil dan daerah yang memiliki jangkauan internet terbatas

2. Jumlah masyarakat yang menonton televisi di Indonesia masih cukup besar. Nielsen mengumumkan bahwa jumlah penonton televisi (TV) analog maupun digital alami peningkatan dari 58,9 juta penonton menjadi 96 juta penonton pada Juli 2022.

3. Iklan TVC mengandung konten yang ringan dengan durasi yang singkat. Selain itu mereka mempunyai kemampuan untuk membangkitkan emosi dan menciptakan hubungan dengan penonton. 

4. Jika sebuah acara televisi mengadakan wawancara, talkshow atau seminar di mana narasumbernya adalah seorang pejabat atau karyawan dari perusahaan, hal tersebut berpotensi untuk meningkatkan reputasi perusahaan. 

Adapun, berikut adalah alasan dan pertimbangan mengapa media sosial dibutuhkan dalam mendukung publikasi perusahaan. 

1. Konten media sosial dapat diakses di berbagai perangkat dan bisa diakses dimana saja selama terdapat jangkauan internet

2. Berdasarkan riset dari DataReportal dalam laporan bertajuk “Digital 2022”, jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 191,4 juta jiwa pada bulan Januari 2022 atau 68,9 % dari penduduk Indonesia. Angka ini meningkat sebanyak 21 juta atau 12,6 % dari tahun 2021. 

3. Komunikasi dalam media sosial dapat berjalan dengan dua arah. Audiens tidak hanya menikmati konten, tapi mereka juga dapat berpartisipasi dengan memberi komentar atau menyebarkan konten yang dibuat oleh perusahaan.

4. Audiens dapat mengakses konten di media sosial berulang kali. Hal ini berbeda dengan konten di media konvensional yang hanya bisa disaksikan pada waktu tertentu. 

5. Dapat meningkatkan brand awareness dengan biaya yang minim. Sebagai contoh publikasi melalui media sosial dapat meminimalkan pengeluaran iklan.  

Di era digital ini, masyarakat yang berminat untuk memanfaatkan media sosial semakin banyak khususnya dari generasi muda. Oleh karena itu perusahaan harus mulai beradaptasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan media sosial. Meskipun demikian, peran televisi harus tetap dipertahankan untuk meningkatkan publikasi dan membangun brand perusahaan. 

Perusahaan juga dapat mulai mensinergikan media sosial dengan televisi. Konten atau acara yang ada di televisi seperti iklan TVC, wawancara, talkshow hingga seminar dapat ditayangkan di media sosial perusahaan. Dengan demikian, efektivitas penyampaian informasi juga diharapkan dapat semakin meningkat.

Referensi:

Muhajir, A. (2022, July 23). Riset: Penonton TV di Indonesia Alami Peningkatan : Okezone techno.https://techno.okezone.com/read/2022/07/23/54/2634890/riset-penonton-tv-di-indonesia-alami-peningkatan?page=2

Jemadu, L. (2022, February 23). Jumlah Pengguna Media Sosial Indonesia Capai 191,4 juta per 2022. suara.com. https://www.suara.com/tekno/2022/02/23/191809/jumlah-pengguna-media-sosial-indonesia-capai-1914-juta-per-2022

6 Langkah Jitu Meningkatkan Kualitas Employer Branding Perusahaan

Di era digital yang semakin kompetitif, banyak perusahaan berlomba-lomba dalam membangun employer branding. Employer branding merupakan sebuah upaya dari perusahaan untuk membangun citra sebagai tempat yang nyaman bagi karyawan yang bekerja di tempat tersebut, sehingga mereka dapat bekerja lebih produktif.

Dilansir dari situs Forbes, menurut studi dari Oxford University Saïd Business School, karyawan yang nyaman di tempat kerjanya 13% lebih produktif dibandingkan karyawan yang tidak nyaman di tempat kerja. Selain itu, menurut buku yang berjudul “Employer Branding, When HR becomes New Marketing” karya Agnes Amelia, kumpulan 10 karyawan yang produktif dapat memberikan manfaat bagi perekonomian perusahaan lebih cepat dibandingkan 100 karyawan yang tidak produktif dan bekerja seadanya. 

Selain membuat karyawan merasa nyaman dan produktif dalam bekerja, ada manfaat lain jika perusahaan mempunyai employer branding yang mumpuni. Berdasarkan informasi yang dikutip dari situs entrepreneur.com, perusahaan yang mempunyai employer branding yang berkualitas dapat lebih mudah mempertahankan, merekrut karyawan baru, menghemat biaya rekrutmen, menjadikan karyawan sebagai brand ambassador serta meningkatkan engagement karyawan terhadap perusahaan. 

Untuk itu, penting bagi para perusahaan saat ini agar menaruh fokus khusus pada employer brandingnya. Bagaimana sih cara nya meningkatkan hal tersebut? Nah di bawah ini adalah beberapa langkah jitu bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan employer branding:

  1. Sediakan fasilitas akses internet yang cepat

Di era digital ini, akses internet cepat merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam bekerja. Kita dituntut untuk bekerja lebih cepat dan berkoordinasi lebih baik kepada pekerjaan yang sedang kita lakukan. Terlebih saat ini bekerja bisa dilakukan dimana saja tidak hanya terpaku di kantor saja. Perusahaan harus memastikan bahwa akses internet di tempat kerja selalu berjalan dengan maksimal setiap saat. Jangan sampai akses internet ada yang terganggu atau terputus karena hal tersebut dapat menurunkan produktivitas kerja. Selain baik untuk para karyawan, akses internet yang cepat akan memberi kesan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan baik. 

  1. Mengadakan kegiatan di luar rutinitas kerja

Kegiatan ini sangat diperlukan untuk merefresh pikiran dan agar tidak terjebak pada jenuh nya rutinitas bekerja. Hal yang paling sederhana adalah dengan mengadakan acara olahraga rutin setiap bulan, atau makan bersama di luar kantor pada hari tertentu. Selain itu, perusahaan juga dapat mengadakan acara wisata bersama dengan karyawan. Dengan adanya kegiatan yang bersifat informal, diharapkan hubungan karyawan dapat terjalin lebih erat, serta memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menyalurkan passion mereka. 

  1. Menciptakan budaya yang inklusif

Perusahaan yang inklusif adalah mereka yang dapat mengakomodir kebutuhan dan mengayomi karyawan dengan baik. Memberikan gaji yang layak untuk seluruh karyawan  adalah sebuah kewajiban perusahaan tersebut, namun hal itu saja tidak cukup. Perusahaan harus dapat memberi kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk menyampaikan ide atau aspirasi, melindungi karyawan dari potensi, mendukung kesetaraan gender, meminimalkan gap komunikasi antara atasan dan bawahan, dsb. 

  1. Mengajak karyawan aktif bermedia sosial

Karyawan yang aktif bermedia sosial adalah salah satu aset berharga perusahaan, terutama jika mereka aktif dalam mengikuti perkembangan media sosial perusahaan. Mereka adalah orang yang selalu update terkait segala informasi perusahaan yang beredar di media sosial. Sayang sekali jika peran mereka hanya sebatas penikmat konten. Karyawan juga harus diajak untuk aktif memproduksi dan publikasi konten yang berkaitan dengan perusahaan kepada publik. 

  1. Membangun budaya apresiasi

Sekecil apapun keberhasilan yang dilakukan karyawan, jangan lupa untuk memberikan apresiasi walau sederhana seperti mengucapkan terima kasih atau mengirim hadiah. Hal akan membuat karyawan merasa dihargai. Selain itu, karyawan yang berprestasi dapat diberikan promosi atau kenaikan gaji agar mereka semakin termotivasi dalam bekerja. 

  1. Memberikan ruang untuk berkembang

Selain sebagai tempat bekerja, jadikanlah perusahaan sebagai tempat untuk belajar dan berkembang. Karyawan harus diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai macam pekerjaan agar ilmu dan keterampilannya semakin luas. Jangan sampai mereka terjebak pada aktivitas yang berulang dan tidak ada inovasinya. Di waktu tertentu, perusahaan juga dapat mengadakan pelatihan atau workshop agar karyawan bisa mengasah kemampuan yang sudah mereka miliki. 

Karyawan merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. Mereka telah mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membangun perusahaan. Perusahaan harus terus membangun employer branding yang lebih baik jika ingin karyawan semakin nyaman dan produktif. Karyawan yang bekerja dengan baik juga sungguh sungguh dapat membuat perusahaan pun berkembang. 

Referensi:

Malcolm, S. (2021, December 10). Council post: If you Want to be More Productive at Work, Get Happy. Forbes. https://www.forbes.com/sites/forbesagencycouncil/2021/04/16/if-you-want-to-be-more-productive-at-work-get-happy/?sh=160ff2697be2

Cubukcu, C. (2018, March 17). Why Employer Branding is So Important. Entrepreneur. https://www.entrepreneur.com/business-news/why-employer-branding-is-so-important/310546

Amelia, A. (2022). Employer Branding, When HR is the New Marketing. Kompas. 

Solusi Membangun Komunikasi Krisis Perusahaan di Era Digital

Di era digital ini, tantangan perusahaan dalam menghadapi krisis semakin besar. Berbagai macam kejadian seperti hoax, ujaran kebencian, dan sebagainya semakin banyak bermunculan, terlebih dengan berkembangnya media digital. Dalam media digital, semua orang mempunyai kesempatan untuk membuat konten dan menyampaikan pendapat mereka. 

Kemampuan komunikasi krisis sangatlah diperlukan untuk menangani berbagai macam krisis yang terjadi di perusahaan. Menurut buku yang berjudul “Corporate Communication, Praktik Terbaik Komunikasi Perusahaan” karya Dr N Nurlaela Arief, komunikasi krisis merupakan kunci penting dalam menghadapi krisis yang terjadi di perusahaan. Komunikasi krisis merupakan dialog antara organisasi dan publik sebelum, selama serta setelah kejadian negatif di perusahaan terjadi yang bertujuan untuk meminimalkan kerusakan pada citra atau reputasi organisasi. 

Lalu bagaimana cara agar perusahaan dapat membangun komunikasi krisis yang lebih mumpuni di era digital ini? Di bawah terangkum beberapa tips dan solusi agar praktisi komunikasi profesional dalam perusahaan dapat membangun komunikasi krisis yang lebih baik:

1). Membangun sistem media monitoring berbasis big data

Kehadiran media monitoring sangatlah diperlukan dalam memantau media. Kita bisa mengetahui berapa banyak jenis media, baik itu media resmi maupun media sosial yang memberitakan tentang perusahaan tempat kita bekerja. Kita pun dapat memonitor apakah berita-berita tersebut bersifat positif, netral atau negatif. Manfaatkanlah teknologi big data dalam sistem media monitoring perusahaan. Dengan demikian, berita dapat muncul secara otomatis sehingga lebih cepat untuk diperoleh dan ditindaklanjuti.

2). Membangun media relation yang kuat

Perusahaan harus lebih gencar dalam membangun media relation. Libatkanlah peran media dalam berbagai acara atau agenda perusahaan, tidak hanya sebatas konferensi pers. Sesekali, ajaklah media dalam kegiatan informal seperti ngopi bersama, makan siang bersama, hingga jalan-jalan. Kegiatan yang informal dapat membuat komunikasi dan hubungan antar individu lebih akrab, sehingga hubungan yang dibangun bisa lebih erat. Komunikasi dengan media pun harus dilakukan lebih intensif. Jika media sudah dekat dan percaya dengan kita, krisis komunikasi akan lebih mudah untuk ditangani.

Pastikan kita responsif terhadap media, baik itu terhadap keluhan maupun berbagai macam pertanyaan. Hindari kata-kata seperti “no comment”, karena hal tersebut terkesan seperti kita lari dari masalah. Selain itu, berhati-hatilah saat menjawab pertanyaan, jangan sampai kita menyebarkan rahasia perusahaan atau hal-hal yang sensitif menyangkut perusahaan atau topik lainnya. 

3). Melibatkan narasumber terpercaya

Krisis yang terjadi dalam perusahaan berpotensi untuk menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tentu bukan hal yang mudah. Untuk itu, perusahaan harus menyediakan narasumber yang terpercaya dan kompeten untuk diwawancarai oleh media. 

Krisis dalam perusahaan dapat terjadi kapan saja dan dalam kondisi yang tidak terduga. Sebagai PR profesional, kita harus selalu siap dalam menangani berbagai macam masalah dan konflik. Kuncinya, kita harus selalu menangani hal tersebut dengan cepat, responsif, dan bertanggung jawab. 

Referensi:

Arief, N. (n.d.). Corporate Communication: Praktik Terbaik Komunikasi Perusahaan. Simbiosa Rekatama Media. 

Membangun Budaya Berinovasi Perusahaan yang Kuat di Era Digital

Pada awal tahun 2000, hampir sebagian besar masyarakat di dunia, termasuk Indonesia akrab dengan handphone merk Nokia, yang disebut sebagai handphone sejuta umat. Namun seiring berkembang nya waktu, kejayaan Nokia mulai meredup dan kalah saing dengan beberapa kompetitor seperti Samsung hingga Apple. 

Apa yang menyebabkan Nokia yang berjaya selama bertahun-tahun ini bisa berakhir dengan cepat? Lambatnya dalam berinovasi bisa menjadi salah satu penyebabnya sayangnya, Nokia masih bersikukuh bertahan dengan Symbian, di saat kompetitor, Samsung sudah mulai menggunakan Android. 

Lantas, apa yang dimaksud dengan inovasi, dan apa saja manfaatnya bagi perusahaan? Dalam buku berjudul “Innovative Companies” karya Joko Sugiarsono, disebutkan bahwa Inovasi adalah sebuah skills set yang bisa dipelajari. Perusahaan yang melakukan inovasi dapat membuahkan produk, layanan, proses dan strategi yang jauh lebih maju daripada kompetitornya. 

Jika perusahaan berhenti melakukan inovasi, maka mereka dapat lebih mudah dikalahkan oleh kompetitor. Perusahaan harus mulai membuat budaya berinovasi pada karyawannya.

Di bawah ini terangkum beberapa tips untuk menciptakan budaya berinovasi dalam lingkungan perusahaan:

1). Memberikan semua karyawan kesempatan untuk menyampaikan ide inovatif

Tidak semua orang di perusahaan mempunyai kesempatan untuk menjadi eksekutor saat perusahaan sedang membuat inovasi. Meskipun demikian, karyawan mempunyai kesempatan untuk memberi kontribusi dalam berinovasi. Hal yang paling sederhana adalah dengan menyampaikan ide yang mereka miliki. Perusahaan dapat menyediakan sebuah aplikasi atau situs dimana karyawan dari berbagai lapisan dapat menyampaikan ide mereka dengan lebih mudah kedalam satu platform yang sama. 

2). Mencari pain point dari pelanggan

Tujuan utama dari sebuah inovasi dalam perusahaan adalah memberikan pilihan solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah para pelanggan. Pimpinan dan karyawan dari perusahaan berkomunikasi secara intensif dengan pelanggan, perhatikan setiap keluhan yang disampaikan. Dari keluhan tersebut, karyawan dapat menemukan titik terang dan solusi untuk menyelesaikan keluhan tersebut. 

3). Menciptakan suasana kerja yang dinamis

Lingkungan kerja yang statis akan membuat karyawan menjadi jenuh, kurang kreatif dan inovatif. Suasana yang dihasilkan akan cenderung membosankan dan membuat karyawan jadi kurang semangat dalam bekerja. Ciptakanlah lingkungan yang dinamis dengan kegiatan yang bervariasi setiap saat. Jika karyawan terbiasa dengan suasana kerja yang dinamis, hal ini pasti akan membantu mereka menjadi lebih berfikir secara kreatif juga inovatif.

4). Memperkuat keterampilan digital untuk karyawan

Inovasi di zaman seperti sekarang ini tidak akan lepas dari peran teknologi digital. Perusahaan harus memastikan setiap pimpinan dan karyawan melek akan teknologi digital. Keterampilan digital seperti copywriting/content writing, desain, membuat presentasi, sangat dibutuhkan dalam menciptakan inovasi di masa ini. Perusahaan dapat memfasilitasi karyawan untuk mengasah keterampilan digital mereka melalui beberapa pelatihan. 

Hal ini semua bisa terjadi jika perusahaan juga turun tangan, ingin menciptakan berbagai inovasi yang hebat dan variatif ? mulailah dengan membuat budaya inovasi di kantor yang kuat. Ciptakan lingkungan kerja dan suasana kerja yang nyaman agar karyawan semakin produktif.   

Referensi:

Sugiarsono, J. (2017a). Innovative Companies. SWA.